TRIBUNNEWSWIKI.COM, - Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak diketahui hilang kontak pada Sabtu, (9/1/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Ucapan belasungkawa ramai disampaikan para netizen dan menjadikannya trending no 1 di twitter.
Sampai hari ini, Senin (11/1/2021), tim gabungan masih melakukan pencarian korban dan serpihan Sriwijaya SJ 182.
Satu persatu pencarian mulai menemui titik terang.
Serpihan pesawat, barang korban, dan bagian tubuh mulai ditemukan.
Dilansir Kompas TV, Polri menyebut Tim DVI sudah terima 40 sampel DNA dan 16 kantong jenazah.
Diketahui, pesawat ini mengangkut total 62 penumpang termasuk kru.
Sebanyak 56 penumpang terdiri dari 46 dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 menimbulkan pertanyaan, apa penyebab pesawat tersebut jatuh.
Baca: Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan Hancur Berkeping-keping, Tim Penyelam: Hancur Total
Baca: Beropini soal Penumpang Pesawat Sriwijaya Air Tak Matikan HP, Warganet Hujat Anisa Bahar
Bahayakah Pesawat Tua ?
Dilansir dari Kanal Youtube Vincent Raditya pada Minggu, (10/1/2021), Vincent menjelaskan apakah pesawat tua berbahaya untuk dinaiki.
Diketahui umur Sriwijaya Air SJ 182 adalah 26 tahun.
Pria yang akrab dipanggil Kapten Vincent ini menjelaskan bahwa pesawat dikatakan tua jika sudah memasuki 50.000 jam terbang ke atas.
"Yang dijadikan permasalahan ketika pesawat sudah tua adalah cost maintenance yang lebih tinggi," ujarnya.
"Semakin banyak jam terbang semakin banyak pula cost service yang dikeluarkan," kata pria kelahiran Jakarta tersebut.
Pilot Batik Air sekaligus Vlogger ini menambahkan bahwa pada umumnya pesawat dinyatakan stop service ketika maintenance cost itu sudah melebihi kemampuan maskapai.
Berdasarkan aturan pemerintah Nomor KM 115 Tahun 2020, Pasal pertama, batas usia pesawat terbang kategori transport umurnya maksimal 20 tahun, dan selain kategori transport umurnya maksimum 25 tahun.
Penjelasan diatas menerangkan bahwa untuk masuk ke indonesia, pesawat terbang kategori transport batas umurnya ialah 20 tahun.
"Pesawat ini bisa digunakan selama manufaktur masih mengijinkan pesawat itu untuk diterbangkan," ucap Kapten Vincent.
Kapten Vincent menyebut tidak keberatan jika harus menerbangkan pesawat yang sudah tua, asalkan pesawat tersebut berada di well maintenance.
“Saya tidak akan terbangkan pesawat yang membahayakan diri saya sendiri, tentunya saya masih mempunyai keluarga disini,” imbuhnya.
"Kita tidak bisa mempermasalahkan kecelakaan pesawat berdasarkan umur pesawat tersebut," tambahnya.
Kapten Vincent menyebut umur tidak bisa menjadi determinasi pesawat itu jelek.
Baca: Istri dan 3 Anaknya Ada di Dalam Pesawat, Suami Ini Syok dan Histeris Dengar Kabar Sriwijaya Air
Baca: Lokasi Dugaan Black Box Sriwijaya Air 182 Ditemukan, Tim Penyelam Fokus Cari Korban
Pesawat sudah mempunyai rekomendasi sendiri akan sevice maintenance nya.
Dengan A check harus dilakukan setiap 500 jam sekali, B check harus dilakukan setiap 6 bulan sekali, C check harus dilakukan setiap 4000-6000 jam atau 2-3 tahun.
Kapten Vincent juga mengimbau pada semua orang yang akan naik pesawat untuk tidak perlu takut.
“Kecelakaan bukanlah suatu hal yang diinginkan untuk terjadi, tidak ada baik itu dari pilot, dari airline, dan dari siaapun yang ingin pesawatnya celaka,” jelasnya.
“Tanggung jawab seorang kapten membawa penumpang itu selamat sampai tujuan, namun namanya kerusakan itu bisa terjadi tanpa kita ketahui, siap atau tidak siap,”
Kapten Vincent juga mengucapkan belasungkawa kepada seluruh keluarga korban penumpang Sriwijaya Air SJ 182.