Penanganan Vaksin Hingga 15 Bulan Dinilai Terlalu Lama, Ridwan Kamil Punya Strategi Lain

Berbeda dengan pemerintah, Ridwan Kamil bisa mempercepat proses vaksinasi Covid-19 untuk masyarakat hanya dalam 6 bulan.


zoom-inlihat foto
ridwan-kamil-saat-penyerahan-berkas-dokumen-daerah-otonomi-baru.jpg
Dok Humas Pemkab Bogor
Penyerahan berkas dokumen Daerah Otonomi Baru (DOB) Kabupaten Bogor Barat dilakukan secara simbolis kepada Ditjen Otda di Ponpes Asaefurrohim Sulaimaniyah, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa (15/12/2020).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Proses vaksinasi Covid-19 dinilai terlalu lama oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Pasalnya menurut Menkes, proses distribusi dan program vaksinasi direncanakan selesai dalam 15 bulan.

Ridwan Kamil pun berupaya untuk mempersingkat proses vaksinasi yang dilakukan kepada masyarakat Indonesia.

Ia bisa membuat target durasi pemberian vaksin Covid-19 lebih cepat dari yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI.

"Kami koordinasi ke pemerintah pusat, karena informasi yang didapat vaksinasi selesai 15 bulan, menurut kami kelamaan. Jadi, mendekati pertengahan 2022 orang terakhir divaksin. Bisa enggak kita simulasikan di 12 bulan bahkan di 6 bulan itu selesai," ujar Gubernur Jawa Barat di Gedung Sate, Selasa (5/12/2020).

Baca: Vaksinasi Covid-19 Segera Dimulai, Jokowi Minta Vaksinasi Selesai Kurang dari Setahun

Strategi mempercepat vaksinasi

Emil mengatakan, sejumlah langkah berikut bisa dilakukan untuk mempercepat durasi vaksinasi ini.

Hal tersebut yakni memperbanyak tempat vaksinasi, menambah jumlah vaksinator atau petugas pemberi vaksin, mempersingkat waktu vaksinasi untuk setiap orangnya, dan penguatan koordinasi dalam distribusi vaksin.

Baca: Berusia di Atas 60 Tahun, Maaruf Amin Tidak Akan Disuntik Vaksin Sinovac Tahap Pertama

Sejumlah persiapan, menurut Emil, sudah dilakukan Jabar untuk mewujudkan itu.

Salah satunya pelatihan kepada 9.503 vaksinator.

Tambahan vaksinator ini akan membuat Jabar memiliki 11 ribuan vaksinator karena sebelumnya sudah dipersiapkan 1.489 vaksinator.

"Alhamdulillah Provinsi Jabar siap 10 kali lipat, mungkin lebih, sehingga kita akan berlimpah tim yang menyuntikkan vaksin," katanya.

Ilustrasi pasien covid-19 yang disuntik vaksin covid-19.
Ilustrasi pasien covid-19 yang disuntik vaksin covid-19. (MIRROR)

Mengenai penyiapan tempat vaksinasi, kata Emil, baru terdapat 1.094 puskesmas, 27 wakil supervisor di kota dan kabupaten, 67 rumah sakit umum di 27 kota dan kabupaten, dan 18 rumah sakit TNI, Polri, dan BUMN.

"Jumlah tempat pemvaksinan di Jabar kami harap bisa dua kali lipat. Jika, sementara baru 1.000 lokasi, kami harap bisa 2.000 lokasi. Kalau bisa 2.000 lokasi, berarti fasilitas negara, fasilitas TNI dan Polri, itu akan kami simulasikan sebagai zona tambahan vaksinasi di Jawa Barat," ujarnya.

Mengenai durasi vaksinasi per orang, pemangkasan waktu juga akan diupayakan. Jika semula durasi vaksinasi per orang itu 45 menit, terdiri dari pemeriksaan, penyuntikan, dan 30 menit untuk menunggu kemungkinan reaksi sampingan vaksin. Durasi itu, kata Emil akan dipercepat menjadi 30 menitan.

"Itu akan membantu penyuntikan pada waktu normal tanpa jam lembur," kata Emil.

Emil mengatakan di Jabar akan ada sekitar 33,5 juta orang yang akan divaksin. Itu berarti dibutuhkan 67 juta dosis vaksin karena setiap orang harus divaksin sebanyak dua kali.

Emil mengatakan, jika 33,5 juta orang harus divaksinasi dalam waktu 15 bulan, dengan masa pemberian vaksin satu jam per orangnya, maka setiap puskesmas di Jabar akan buka 15 jam per hari, dari jam 06.00 sampai 21.00 nonstop hanya untuk vaksinasi.

Baca: BPOM Pastikan Kawal Keamanan Mutu Vaksin Sinovac yang Kini dalam Proses Distribusi

Baca: Jadi Prioritas, Vaksinasi Covid-19 Lansia di Atas 60 Tahun akan Dilakukan Januari hingga April 2021

"Satu orang butuh hampir satu jam, itu karena teorinya setelah disuntik orang harus nunggu, itu yang bikin lama. Jadi saya mengusulkan ke nasional, tolong didiskusikan dengan pihak dokter, bisa enggak nggak usah nunggu. Kalau ada keluhan, warga kembali ke puskesmas," katanya.

Jika skenario ini bisa dilakukan, kata Emil, Jabar bisa menyelesaikan vaksinasi hanya 12 bulan, tidak usah 15 bulan, dengan jam kerja hanya 8 jam per titik, asalkan satu orang divaksinasi cukup 30 menit.

"Jadi tolong dikaji usulan tidak ada prosedur menunggu di akhir vaksin yang membuang waktu banyak, kemudian jam kerja normal delapan jam. Itu menurut saya rekomendasi pribadi saya, bisa enggak tidak 15 bulan, tidak 12 bulan, tapi 6 bulan saja, supaya ekonomi bisa jalan," katanya.

Namun, vaksinasi di Jabar selama enam bulan ini, kata Emil, hanya bisa dilaksanakan jika koordinasi dan distribusi dengan Biofarma selaku penyedia vaksin berjalan baik. Di sisi ini Jabar diuntungkan karena Biofarma berada di Jabar sehingga memudahkan distribusi.

Emil juga meminta 27 kepala daerah di Jabar dalam sepekan ini mempersiapkan penyuntikan vaksin di daerahnya masing-masing. Kota Bogor, katanya, telah ditinjau persiapan vaksinasinya oleh Presiden RI, Kabupaten Bekasi oleh Wapres RI, dan Kota Depok oleh Pemprov Jabar.

"Kami memerintahkan bupati dan wali kota untuk melakukan simulasi vaksinasi di wilayah masing-masing.
Depok sudah oleh saya, Bogor sudah oleh Pak Presiden, Kabupaten Bekasi oleh Wapres, sisanya oleh bupati wali kota masing-masing," katanya.

(TribunnewsWiki.com/Restu, TribunJabar.id/Muhammad Syarif Abdussalam)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Soal Suntik Vaksin, Ridwan Kamil : 15 Bulan Kelamaan, Cukup 6 Bulan, Siapkan 11 Ribu Tukang Suntik





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved