TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berbagai berita miring kerap menyerang vaksin asal Covid-19 asal China, Sinovac.
Bahkan beberapa waktu lalu, muncul isu liar yang menyebut Sinovac sebagai vaksin paling lemah dibanding yang lain.
Kendati demikian, Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmidzi memastikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi penerima pertama vaksin.
Pernyataan Nadia tersebut merespon pertanyaan wartawan mengenai apakah Presiden akan menjadi penerima pertama vaksin Sinovac.
"Terkait rencana ini dan sesuai juga dengan pernyataan bapak presiden bahwa beliau akan menjadi penerima vaksin Covid pertama, tentunya kami akan menindaklanjuti dan memastikan terkait hal ini" kata dia dalam konferensi pers virtual, Minggu, (3/1/2021), dikutip Tribunnews.com.
Hanya saja, masalah waktu dan persiapan teknis baru bisa dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency use authorization (EuA).
Baca: Sudah Disuntik Vaksin, 240 Warga Israel Masih Terinfeksi Covid-19, Begini Penjelasannya
"Langkah-langkah berikut, mungkin akan kami sampaikan pada waktu sesuai dengan tadi bahwa pelaksanaan vaksinasi ini harus menunggu dari izin Badan POM dan juga hal-hal lain yang terkait," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memang sudah menegaskan akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
"Saya juga ingin tegaskan lagi nanti saya yang akan menjadi penerima pertama, divaksin pertama kali," kata Presiden.
Hal itu Jokowi lakukan untuk memberikan kepercayaan pada masyarakat bahwa vaksin Covid-19 terbukti aman.
Uji Coba Turki: Efektivitas Sinovac Capai 91,25 persen
Baca: Sudah Mulai Didistribusikan ke Seluruh Indonesia, LPPOM MUI Baru Uji Kehalalan Vaksin Sinovac
Vaksin Covid-19 asal China, Sinovac, sempat diragukan oleh beberapa pihak, tak terkecuali publik di Indonesia.
Bahkan, beberapa waktu yang lalu Sinovac ramai disebut sebagai vaksin yang paling lemah dibanding yang lain.
Kendati demikian, hasil uji coba tahap akhir di Turki berkata lain.
Menurut data sementara dari hasil uji coba, vaksin Sinovac efektif 91,25 persen dalam melawan Covid-19, seperti diberitakan Kompas.com.
Uji coba vaksin di Turki dimulai pada 14 September, dan para peneliti mengatakan ada 1.322 orang telah ambil bagian.
Atas hasil ini, Turki telah stuju untuk memboyong 50 juta dosis vaksin Sinovac.
Hasil Uji Coba Turki Lebih Baik dari Brasil
Baca: Orang dengan Kondisi Ini Tidak Bisa di Suntik Vaksin Covid-19
Hasil uji coba di Turki berpotensi jauh lebih baik dari pada yang dilaporkan dari uji coba vaksin terpisah di Brasil, seperti yang dilansir Inquirer pada Jumat (25/12/2020).
Peneliti di Brazil mengungkap suntikan vaksin Sinovac memiliki efektivitas lebih dari 50 persen.
Namun Brasil masih menahan hasil penuh uji coba atas permintaan perusahaan.
Hal ini membuat publik di sana mulai mempertanyakan transparansi uji coba vaksin.
Disebut Vaksin Paling Lemah
Baca: Sinovac Disebut Paling Lemah Dibanding Vaksin Lain, BPOM Beri Klarifikasi
Diberitakan sebelumnya, sempat muncul isu liar bahwa Sinovac menjadi vaksin paling lemah dibandingkan dengan vaksin yang lain.
Terkait kabar ini, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizka Andalusia angkat bicara.
Menurut Lucia hingga saat ini WHO tak pernah membandingkan respons imunitas 10 kandidat vaksin, lalu mengeluarkan dokumen informasi resmi.
Bahkan pihak WHO juga tak pernah menyebut Sinovac memiliki imunitas rendah.
Baca: Denda Rp 5 Juta Jika Menolak Divaksin, Warga Gugat Perda Pemprov DKI ke MA
"Hal inipun sudah kami konfirmasikan kepada pihak WHO di Indonesia. Sampai saat ini belum ada pengumuman tingkat efikasi vaksin Sinovac baik dari pihak produsen maupun badan pengawas obat di negara tempat dilakukannya uji klinik," tegasnya, dikutip Tribunnews dari covid19.go.id, Senin (21/12/2020).
Tak hanya itu, Lucia juga menampik Indonesia hanya satu-satunya negara yang memesan Sinovac.
Pasalnya, ejumlah negara diketahui juga telah melakukan pemesanan vaksin Covid-19 dari Sinovac, seperti Brazil, Turki, Chile, Singapura, dan Filipina.
Baca: Pemerintah Sudah Keluarkan Aturan Jadwal dan Tahapan Vaksinasi, Disesuaikan dengan Sejumlah Faktor
Selain itu, Mesir juga tengah bernegosiasi agar bisa memproduksi vaksin Sinovac di negaranya sendiri.
Menurutnya, pelaksanaan vaksinas di Indonesia akan menerapkan standar yang tepat sehingga bisa memastikan keamanan dan khasiatnya.
"Badan POM, bersama Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli akan memastikan dan mengawal aspek keamanan, khasiat serta mutu dari vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO," imbuh Lucia.
(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin) (Tribunnews.com)