TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kasus Covid-19 aktif di Indonesia meningkat jadi dua kali lipat dibandingkan awal November 2020 lalu.
Dikutip dari Kompas.com, pada awal November 2020 jumlah kasus aktif Covid-19 berjumlah sekitar 54.000 kasus, sedangkan saat ini jumlahnya sudah di atas 105.00 kasus.
"Sekarang ini kasus aktif sudah berada di atas 105.000 orang, artinya sudah ada 105.000 orang setiap daerah total semuanya yang positif Covid. Dibandingkan pada awal November yg lalu, kasus aktif itu akumulasinya sekitar 54.000 orang," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam talk show yang disiarkan akun Youtube BNPB RI, Kamis (24/12/2020).
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 pada Kamis sore, pada hari ini tercatat ada 108.269 kasus aktif di Indonesia.
Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.
Doni menuturkan, angka kasus aktif tersebut terus menanjak imbas jumlah kasus positif yang bertambah setiap harinya sejak libur panjang terakhir.
Baca: Vaksin Covid-19 Diklaim Tetap Efektif Terhadap Virus Corona Jenis Baru, Benarkah?
Baca: Kasus Covid-19 Global Tembus 75 Juta Kasus, AS dan India Jadi yang Terbanyak
Namun, jumlah kasus positif yang bertambah itu tidak diimbangi dengan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh setiap harinya.
"Dari yang semula yang sembuh itu jauh lebih banyak dibandingkan yang positif, namun akhir-akhir ini terutama pada empat minggu terakhir, yang kasus positifnya lebih tinggi dibandingkan yang sembuh sehingga kasus aktif mengalami peningkatan," kata Doni.
Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus aktif tersebut, Doni mengklaim ketersediaan tempat tidur bagi para pasien Covid-19 masih mencukupi.
"Tetapi ini tentunya harus betul-betul kita sadari agar semuanya bisa menahan diri apalagi sekarang dalam posisi kita akan menghadapi liburan yang cukup lama," ujar Doni.
Kenaikan kasus bukan karena pilkada
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 saat ini bukanlah dampak dari pelaksanaan Pilkada Serentak 2020.
Menurut dia, kenaikan tersebut terjadi karena ada kontak antar manusia dari berbagai daerah.
"Pilkada ini mulainya sudah cukup lama beberapa bulan yang lalu. Dan selama beberapa bulan tidak terlihat adanya efek kampanye dan seterusnya dalam kenaikan kasus," kata kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (24/12/2020).
"Karena kami membandingkan antara daerah yang melakukan pilkada dan yang tidak," lanjut dia.
Selain itu, kata Wiku, pada saat hari pencoblosan 9 Desember lalu juga tidak terlihat ada kenaikan kasus positif yang signifikan.
Menurut dia, kenaikan kasus positif diakibatkan karena adanya kontak antar penduduk di berbagai daerah.
Seperti diketahui, pada akhir Oktober lalu sempat ada libur panjang.
"Maka dari itu jangan lengah kita harus menghindari kerumunan, bahkan dilarang berkerumun, karena itu berpotensi meningkatkan penularan," ujar Wiku.
Baca: Ini 4 Pemahaman Covid-19 yang Masih Salah di Masyarakat, Termasuk Manfaat 3M
Baca: 500 Keluarga Korban Covid-19 di Italia Gugat PM, Menkes, dan Presiden Lombardy Rp 2,2 Triliun
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menilai pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di masa pandemi Covid-19 berjalan dengan baik.