TRIBUNNEWSWIKI.COM - Risal Acong, warga RT 02 Desa Mansapa, Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara yang pindahkan rumah miliknya dan mertuanya karena beda pilihan politik.
Ia menuturkan, harus membongkar dan memindahkan rumahnya karena berbeda pilihan politik di Pilkada Nunukan 2020 dengan sang pemilik tanah.
Rumah semi permanen berukuran 7 x 12 meter dan rumah panggung milik mertuanya berukuran 5 x 9 meter, dibongkar beramai-ramai lalu dipindahkan ke lokasi lain sekitar jalan Panamas, jauh dari lokasi semula, pada Selasa (22/12/2020).
"Rumah saya dan mertua ini berada di tanah milik Pak Bahtiar, tapi banyak bahasa tidak enak sampai ke saya, intinya pemilik tanah minta saya tidak usah lagi di sini karena pilihan politik kami berbeda,’’ujarnya, Rabu (23/12/2020).
Risal mengakui jika musim politik telah berlalu, hanya saja, bahasa yang diartikannya sebagai pengusiran sudah santer terdengar sejak selesai pencoblosan pada 9 Desember 2020.
Tidak sedikit warga yang mengatakan agar dia siap-siap pindah karena berani berbeda pilihan dengan pemilik tanah di mana rumahnya dan rumah mertuanya berdiri.
Risal juga mengatakan kalau ia sudah terlalu sering dirinya ditanya warga perihal beda pilihan politiknya dengan pemilik tanah.
Baca: Hal Unik di Pilkada Serentak 2020: TPS Bertema Hello Kitty hingga Petugas KPPS Pakai Baju Tahanan
Baca: Mobil Paslon Nomor 2 di Pilkada Jember Jadi Korban Vandalisme, Dicoret Tulisan Kalah
Mulanya pertanyaan selalu dimulai dengan ‘’siapa pemenang Pilkada Nunukan 2020,’’ dan berakhir pada kalimat ‘’siap siaplah kalau begitu kau pindah rumah.’’
Risal merasa mantap untuk membongkar rumahnya, saat istrinya bermain ke rumah temannya beberapa hari lalu dan ditanya perihal isu pengusiran tersebut.
"Sering memang saya dengar bahasa itu, saya analisa, dua malam saya susah tidur memikirkan itu, akhirnya saya bilang ke istri, siapkan memang barang barang, kumpul semua, kita pindah saja," katanya.
Keinginan Risal untuk pindah kemudian terdengar oleh eks relawan salah satu pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati.
Mereka membantu proses pembongkaran sampai mengangkut material rumah ke lokasi baru.
Keadaan ini kembali menghangatkan suhu politik yang seharusnya sudah tidak terjadi.
Banyak masyarakat mengasihani Risal dan mencaci pemilik tanah, namun tidak sedikit juga yang membela pemilik tanah.
Masyarakat kembali terbelah beberapa kubu, mereka kembali mendukung paslon pilihan masing masing.
Pemilik tanah bantah mengusir Risal dan keluarga
Dimintai tanggapan atas pengusiran Risal, pemilik tanah Bahtiar membantah tudingan tersebut.
Bahtiar menegaskan tidak pernah mengusir Risal dan keluarganya.
"Risal itu termasuk saya punya keluarga juga, kebetulan sepupu saya kawin sama tantenya, memang setiap Pemilu, kita selalu beda pilihan, tapi tidak pernah ada saya usir dia," bantahnya.
Bahtiar menuturkan, sudah sekitar 10 tahun Risal dan keluarganya tinggal di tanah miliknya.