TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berikut sejumlah fakta dari aksi persekusi di depan rumah Mahfud MD, yang menyita perhatian menuju tutup tahun 2020.
Ratusan orang yang mengatasnamakan dirinya Umat Islam Pamekasan Madura, melakukan aksi demonstrasi ke kantor Polres Pamekasan, pada 1 Desember 2020.
Aksi tersebut sebagai reaksi atas pemanggilan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab oleh Polda Metro Jaya.
Mereka menyampikan tiga tuntutan dalam aksi tersebut.
Kordinator aksi, Syaifuddin mengatakan, aspirasi sudah disampaikan langsung ke Kapolres Pamekasan, AKBP Apip Ginanjar.
"Aksi berjalan damai. Kami diterima dengan baik dan kami puas atas respons Kapolres," ujar Syaifuddin, kala itu.
Aksi kemudian bubar, namun ratusan massa kemudian beralih berunjuk rasa ke depan rumah Mahfud MD yang ditinggali ibunya, Khadidjah (90) bersama dengan kakak perempuan Mahfud dan dua perawat ibunya.
Di depan rumah Menko Polhukam di Jalan Dirgahayu, Kelurahan Bugih itu, massa berteriak meminta Mahfud keluar.
Bahkan ada yang nekat naik pagar pintu dan mengeluarkan ancaman terhadap Mahfud MD.
Kedatangan ratusan massa tersebut membuat tetangga rumah Mahfud ketakutan.
Massa segera membubarkan diri karena polisi segera datang.
Namun, Apip bungkam menyikapi aksi tersebut dan meninggalkan wartawan yang sudah menyodorkan rekaman.
Syaifuddin, saat dikonfirmasi mengaku massa yang membuat keributan di depan rumah Mahfud adalah massa yang berunjuk rasa di depan Polres Pamekasan.
Namun, disinggung soal kedatangan mereka ke rumah Mahfud, pihaknya tidak tahu.
"Saya tidak tahu kalau ada aksi ke rumah Mahfud. Saya susul mereka khawatir berbuat kerusakan. Tapi, saat saya tiba, mereka sudah bubar dan pulang ke daerahnya masing-masing," kata Syaifuddin.
Kedatangan massa ke rumah Mahfud itu, menurut pria yang juga aktif sebagai anggota FPI Pamekasan ini karena mereka kesal dengan sejumlah pernyataan Mahfud tentang Rizieq Shihab di berbagai media.
Respons keluarga Mahfud MD
Pihak keluarga Mahfud menganggap demo itu brutal dan beringas.
Pasalnya, pagar rumah digoyang goyang, dinaiki, ada kata-kata kotor ada ancaman pembakaran dan pembunuhan.
Padahal, isi rumah itu bukan Mahfud, sehingga Demo itu dianggap salah sasaran.