Dengan presiden terpilih AS, Joe Biden, berbicara tentang membawa Washington kembali ke kesepakatan dengan Iran, pembunuhan itu juga dapat ditujukan untuk memperumit negosiasi di masa depan.
Reaksi Para Tokoh
"Teroris membunuh seorang ilmuwan Iran terkemuka hari ini," kata Menteri Luar Negeri Iran dalam sebuah tweet.
"Kepengecutan ini - dengan indikasi serius dari peran Israel - menunjukkan keributan yang putus asa dari para pelaku."
Mr Zarif meminta komunitas internasional untuk "mengutuk tindakan teror negara ini".
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) telah mengatakan bahwa Iran akan membalas pembunuhan ilmuwan tersebut.
Baca: Azerbaijan Didukung Turki, Armenia Mulai Berpikir Minta Intervensi Rusia di Konflik Nagorno-Karabakh
"Pembunuhan ilmuwan nuklir adalah pelanggaran paling nyata dari hegemoni global untuk mencegah akses kita ke ilmu pengetahuan modern," kata Mayjen Hossein Salami.
Mantan kepala Badan Intelijen Pusat AS (CIA), John Brennan, mengatakan pembunuhan ilmuwan itu adalah tindakan "kriminal" dan "sangat sembrono" yang berisiko memicu konflik di wilayah tersebut.
Dalam serangkaian tweet, dia mengatakan kematian ilmuwan itu "berisiko pembalasan mematikan dan babak baru konflik regional".
Mr Brennan menambahkan bahwa dia tidak tahu "apakah pemerintah asing mengizinkan atau melakukan pembunuhan Fakhrizadeh".
(TribunnewsWiki.com/Nur)