Rusia Capai Rekor Tertinggi Kasus Infeksi Corona, Pemerintah Pusat Bersikeras Tak Mau Tutup Bisnis

Pihak berwenang melaporkan ada tambahan 25.173 kasus baru, yang menambah total mencapai 2,1 juta infeksi.


zoom-inlihat foto
bendera-rusia-5646.jpg
Unsplash - Дмитрий Хрусталев-Григорьев @hrustall
Satuan tugas pemerintah setempat turut melaporkan ada 361 warga meninggal pada Senin, dan menambah jumlah sejak awal pandemi menjadi 36.500 korban jiwa., FOTO: Bendera Rusia


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Total angka infeksi virus corona di Rusia mencapai rekor tertinggi pada Senin (23/11).

Pihak berwenang melaporkan muncul 25.173 kasus baru, yang menambah total angka mencapai 2,1 juta infeksi.

Satuan tugas pemerintah setempat turut melaporkan ada 361 warga meninggal pada Senin, dan menambah jumlah sejak awal pandemi menjadi 36.500 korban jiwa.

Rusia, sebagai negara dengan jumlah infeksi terbesar kelima di dunia telah diguncang Covid-19 dengan cepat sejak September.

Meski diperparah dengan lonjakan kasus infeksi, pemerintah Rusia bersikeras tidak memberlakukan lockdown kedua atau menutup bisnis di seluruh negeri.

Baca: Uji Coba Tahap Akhir Vaksin Corona, AstraZeneca Laporkan 90% Efektif Digunakan

Vladimir Putin
Vladimir Putin (instagram/ president_vladimir_putin)

Baca: Perdana Menteri Spanyol Berencana Distribusikan Vaksin Covid-19 pada Januari 2021

Namun demikian, satu wilayahnya memberlakukan penutupan bisnis, seperti di Siberia Buryatia, dekat perbatasan Mongolia.

Daerah bersuhu dingin ekstrem tersebut merupakan satu-satunya wilayah di Rusia yang memberlakukan penutupan bisnis.

Pada Senin lalu, wilayah tersebut menutup aneka bisnis yang tidak esensial selama dua minggu penuh.

Langkah ini dilakukan untuk menahan penyebaran virus, sebagaimana diwartakan Associated Press, Senin (23/11/2020).

Juru Bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov menyebut penutupan bisnis di Siberia adalah keputusan otoritas daerah yang telah memahami kondisi mereka.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah 23 November 1992: IBM Simon, Smartphone Pertama di Dunia, Diperlihatkan

Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada menuding pemerintah Rusia terlibat dalam serangan-serangan para hacker yang berusaha mencuri data vaksin Covid-19. Foto: Tenaga medis (kanan) mengambil sampel darah Profesor Francois Venter (kiri) sebelum pria itu menerima vaksin Covid-19 eksperimental di  Unit Penelitian Patogen Meningeal dan Pernapasan (RMPRU) di RS Chris Hani Baragwanath Hospital, Soweto, Afrika Selatan, Selasa (14/7/2020).
Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada menuding pemerintah Rusia terlibat dalam serangan-serangan para hacker yang berusaha mencuri data vaksin Covid-19. Foto: Tenaga medis (kanan) mengambil sampel darah Profesor Francois Venter (kiri) sebelum pria itu menerima vaksin Covid-19 eksperimental di Unit Penelitian Patogen Meningeal dan Pernapasan (RMPRU) di RS Chris Hani Baragwanath Hospital, Soweto, Afrika Selatan, Selasa (14/7/2020). (LUCA SOLA / AFP)

Baca: Terjerat Kasus Dugaan Narkoba, Millen Cyrus Dipastikan Mendekam di Sel Pria : KTP Dia Laki-laki

Menurutnya, itu dilakukan mengingat keadaan yang berbeda di Siberia, seperti sedikitnya jumlah petugas medis, dan terbatasnya tempat tidur rumah sakit.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved