TRIBUNNEWSWIKI.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memantau aktivitas Gunung Merapi yang sedang berstatus siaga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga ikut diajak berkoordinasi untuk memantau wilayah yang berpotensi terdampak erupsi Gunung Merapi.
Kepala BNPB Doni Monardo juga memonitor persiapan pemda dalam upaya kesiapsiagaan, seperti antisipasi evakuasi warga di tengah pandemi Covid-19.
“Bila tempat pengungsian belum layak agar dikoordinasikan dengan Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB dan BPBD sehingga bisa tetap terjaga protokol Kesehatan,” ujar Doni dikutip dari siaran pers BNPB, Minggu (8/11/2020).
Kemudian, apabila tempat pengungsian berisiko, upaya yang dapat dilakukan misalnya memisahkan dengan aman kelompok rentan seperti lanjut usia, warga dengan komorbid, anak-anak, balita dengan orang dewasa.
Selain itu, BNPB juga mengidentifikasi wilayah administrasi di tingkat kabupaten yang telah menetapkan status keadaan darurat dalam menyikapi potensi erupsi Gunung Merapi.
Baca: Erupsi Merapi Semakin Dekat, BPPTKG Sebut Letusan Tak Akan Sebesar 2010, Ini Penjelasannya
Kabupaten Sleman di DIY telah menetapkan status tanggap darurat, yang berlaku sampai dengan 30 November 2020.
Status Gunung Merapi siaga
Status Gunung Merapi berubah dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III).
Hal ini diumumkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada Kamis (5/11/2020).
Sejak 21 Mei 2018 Gunung Merapi berstatus Waspada.
Setelah erupsi besar pada 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi magmatis kembali pada 11 Agustus 2018 yang berlangsung hingga September 2019.
Saat ini belum muncul kubah lava di puncak Merapi, tetapi aktivitas vulkanik saat ini sudah melampaui kondisi menjelang muncul kubah lava seperti pada 2006.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida.
Baca: Erupsi Merapi Semakin Dekat, BPPTKG Sebut Letusan Tak Akan Sebesar 2010, Ini Penjelasannya
Dalam siaran pers BPPTKG, 5 November 2020, sejumlah wilayah diperkirakan sebagai daerah bahaya.
Daerah mana saja?
Daftar daerah yang diperkirakan termasuk daerah bahaya ini masuk dalam rekomendasi BPPTKG.
DIY
Wilayah yang termasuk daerah bahaya ada di beberapa lokasi di Kecamatan Cangkringan, Sleman, yaitu:
- Kalitengah Lor (Desa Glagaharjo)
- Kaliadem (Desa Kepuharjo)
- Pelemsari (Desa Umbulharjo)
Jawa Tengah
Ada 3 kabupaten yang termasuk daerah bahaya yaitu Magelang, Boyolali, dan Klaten.
Di Magelang, ada Kecamatan Dukun, yang mencakup:
- Batur Ngisor (Desa Ngargomulyo)
- Gemer (Desa Ngargomulyo)
- Ngandong (Desa Ngargomulyo)
- Karanganyar (Desa Ngargomulyo)
- Trayen (Desa Krinjing)
- Pugeran (Desa Krinjing)
- Trono (Desa Krinjing)
- Babadan 1 (Desa Paten)
- Babadan 2 (Desa Paten)
Baca: Gunung Merapi
Baca: Museum Gunung Merapi
Sementara itu, di Boyolali yaitu di Kecamatan Selo, meliputi:
- Stabelan (Desa Tlogolele)
- Takeran (Desa Tlogolele)
- Belang (Desa Tlogolele)
- Sumber (Desa Klakah)
- Bakalan (Desa Klakah)
- Bangunsari (Desa Klakah)
- Klakah (Desa Klakah)
- Nduwur (Desa Klakah)
- Jarak (Desa Jrakah)
- Sepi (Desa Jrakah)
Di Klaten yaitu Kecamatan Kemalang, yang mencakup:
- Pajekan (Desa Tegal Mulyo)
- Canguk (Desa Tegal Mulyo)
- Sumur (Desa Tegal Mulyo)
- Petung (Desa Sidorejo)
- Kembangan (Desa Sidorejo)
- Deles (Desa Sidorejo)
- Sambungrejo (Desa Balerante)
- Ngipiksari (Desa Balerante)
- Gondang (Desa Balerante)
Dalam rekomendasinya, BPPTKG juga menyarankan para penambang di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III agar menghentikan aktivitasnya.
Pelaku wisata juga disarankan untuk tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke Puncak Gunung Merapi.
BPPTKG melalui akun media sosialnya menyampaikan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan terkait kenaikan level menjadi siaga, yakni:
- Jangan lakukan kegiatan di tempat berbahaya.
- Dahulukan evakuasi di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III.
- Amankan surat-surat penting atau berharga.
- Amankan harta bergerak (raja kaya dan raja brana).
- Ikuti informasi resmi terkini, perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
- Siapkan tas siaga (pakaian, senter, obat-obatan sederhana, radio, handphone/HT, makanan ringan, minuman) di tempat yang mudah dijangkau.
- Segera mengungsi bila melihat guguran lava pijar/awan panas kecil/suara gemuruh yang menerus.
- BPPTKG juga mengingatkan masyarakat sekitar gunung agar mengikuti informasi resmi dari pos pengamatan merapi terdekat.
Misalnya, melalui radio komunikasi pada frekuensi 165,075 MHz dan website resmi BPPTKG di merapi.bgl.esdm.go.id.
Waspada, tetapi jangan panik
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan, masyarakat agar tetap waspada, tetapi jangan panik.
"Masyarakat tidak perlu panik karena sudah hafal (karakter merapi) masyarakat Sleman khususnya (lereng) Merapi, saya kira sudah paham. Saya mohon yang jauh dari Merapi tidak usah panik."
"Saya juga akan keluarkan surat edaran terkait dengan kondisi saat ini," kata Sultan, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Sementara itu, Ganjar juga menyampaikan hal yang sama. Ia mengatakan, warga di sekitar Merapi sudah memahami situasinya.
Pemprov Jawa Tengah telah mengirimkan tim BPBD ke lokasi rawan bencana erupsi Merapi, khususnya di Klaten, Boyolali dan Magelang.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/KOMPAS.COM)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Antisipasi Erupsi Merapi, Daerah Diminta Siapkan Pengungsian Sesuai Protokol Kesehatan"