Komentari Pilpres AS, Supreme Leader Iran Ali Khamenei: Ini Contoh Wajah Buruk Demokrasi Liberal

Melalui akun Twitternya, ia mengatakan ada kemerosotan politik, sipil, dan moral, terlepas dari apa pun hasilnya.


zoom-inlihat foto
ayatollah-ali-khamenei-576587658.jpg
Twitter @khamenei_ir
FOTO: Ayatollah Ali Khamenei


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei memberikan komentar atas ramainya pemberitaan tentang Pemilihan Presiden di Amerika Serikat,

Pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Iran pada periode 1981-1989 ini menyoroti pemilu Amerika Serikat sebagai 'pertunjukan'.

Ia menyebut bahwa Pilpres AS merupakan contoh keburukan atas demokrasi liberal.

Melalui akun Twitternya, ia mengatakan ada kemerosotan politik, sipil, dan moral, terlepas dari apa pun hasilnya.

"Situasi di AS dan apa yang mereka katakan sebagai pemilu adalah pertunjukan/tontonan. Ini adalah contoh wajah buruk demokrasi liberal di AS. Terlepas dari hasilnya, satu hal yang jelas, (ada) kemerosotan politik, sipil, dan moral yang pasti dari rezim Amerika Serikat", kata Ali Khamenei.

Baca: Daftar 11 Provinsi yang Adakan Bebas Denda Pajak Kendaraan

Baca: Kemenangan Joe Biden Muncul di Halaman Depan Pemberitaan Surat Kabar di Eropa

Langkah Hati-Hati Meksiko

Saat sejumlah pemimpin dunia memberi ucapan selamat kepada kandidat Partai Demokrat, Joe Biden, beberapa pemimpin negara lain justru lebih hati-hati.

Beberapa pemimpin negara ini ingin memberi ucapan saat setelah ada pengumuman resmi.

Seperti diketahui, kemenangan Biden secara lugas diberitakan sejumlah media besar AS termasuk, AP, NBC, CBS, dan CNN.

Beberapa pimpinan negara juga terlihat mengucapkan selamat kepada Joe Biden seperti PM Inggris, Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan PM India Narendra Modi.

Namun, itu berbeda dengan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, atau yang dikenal sebagai Amlo.

Baca: Kemenangan Joe Biden Muncul di Halaman Depan Pemberitaan Surat Kabar di Eropa

Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden berbicara sambil diapit oleh calon wakil presiden, Senator Kamala Harris (D-CA), di teater The Queen pada 05 November 2020 di Wilmington, Delaware. Biden menghadiri pertemuan internal dengan staf karena pemungutan suara masih dihitung dalam persaingan ketat melawan Presiden AS Donald Trump yang masih terlalu dekat untuk dipanggil. (Drew Angerer / Getty Images / AFP)
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden berbicara didampingi oleh calon wakil presiden, Senator Kamala Harris (D-CA), di teater The Queen pada 05 November 2020 di Wilmington, Delaware. (Drew Angerer / Getty Images / AFP) (Drew Angerer / Getty Images / AFP)


Baca: Viral Video Mirip Gisel, Pakar Telematika Roy Suryo Buka Suara, Barang Sekitar Bisa Jadi Petunjuk

Amlo mengatakan terlalu dini memberikan ucapan selamat untuk Joe Biden.

Menurutnya, pihak Meksiko masih akan menunggu 'semua masalah hukum' atas pemilu diselesaikan terlebih dahulu.

Pernyataan ini merujuk atas tuntutan yang diajukan Trump dan tim kampanyenya atas dugaan kecurangan pemilu.

Meski Trump dan tim belum mengajukan bukti-bukti, Amlo tetap pada pendiriannya untuk tidak mengucapkan kata selamat untuk Biden.

"Kami tidak ingin ceroboh," kata Amlo kepada wartawan, dilansir TribunnewsWiki.com dari BBC, Minggu (8/11).

Baca: Akun Donald Trump Muncul Paling Atas ketika Pengguna Twitter Mencari Kata Loser

Presiden AS Donald Trump tiba untuk berbicara di Brady Briefing Room di Gedung Putih di Washington, DC pada 5 November 2020. Orang dalam Gedung Putih mengungkapkan, di balik ngototnya Trump menolak hasil Pilpres AS, Trump dilanda ketakutan akan dipenjara bila ia tidak jadi presiden karena begitu banyaknya tuntutan hukum terhadapnya.(Brendan Smialowski / AFP)
Presiden AS Donald Trump tiba untuk berbicara di Brady Briefing Room di Gedung Putih di Washington, DC pada 5 November 2020. (Brendan Smialowski / AFP) (Brendan Smialowski / AFP)


Baca: Pakar Sebut Debat Gibran-Teguh Melawan Bagyo-FX Suparjo seperti Bumi dan Langit

"Kami tidak mau asal bertindak dan kami ingin menghormati usaha dan hak orang terlebih dahulu," katanya merujuk pada Trump dan tim kampanye.

Seperti diketahui, tim kampanye Trump sedang mengajukan langkah hukum atas dugaan kecurangan pemilu.

Melansir CBS News, seorang pejabat senior tim kampanye menyebut bahwa sebelumnya sudah diprediksi bahwa pertarungan pemilu akan berlangsung lama dan berlarut-larut.

Ia mengatakan bahwa tim kampanye Trump optimis masih ada harapan agar bisa terpilih kembali sebagai presiden.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved