Adapun pilihan untuk menjadi pemulung, kata Akbar, dilakukan selain untuk mencari penghasilan juga bertujuan mencari ibu kandungnya.
Sebab, sejak usia delapan bulan ia sudah ditinggalkan oleh ibunya.
Selama ini ia hanya tinggal bersama dengan kakek dan neneknya di Garut.
Sedangkan ayahnya sudah hidup dengan keluarga barunya.
Mak Uti (71) dan Iji (72), nenek dan kakeknya, mengungkapkan, Akbar memang telah terbiasa hidup di jalanan.
Jika pulang ke rumah pun tidak pernah lama, lalu pergi lagi entah ke mana.
"Biasanya minta karung ukuran besar, terus pergi lagi entah ke mana," kata Mak Uti.
Mak Uti menuturkan, kebiasaan Akbar ini dilakukan sejak ia putus sekolah di kelas IV sekolah dasar.
Saat itu, Akbar pergi dari rumah untuk mencari ibu yang meninggalkannya sejak usia 8 bulan.
Baca: Temukan Bongkahan Batu saat Cari Sampah di Pantai, Pemulung Ini Kaget Tahu Harganya Rp 9 Miliar
Baca: Kisah Mbah Bingah Pemulung Sampah Gunung Merbabu Rutin Bantu Lansia, Bawa Beban 40 Kg
"Ayahnya ada, sudah menikah lagi, dulu juga sempat tinggal sama ayahnya, tapi tidak betah, terus tinggal di sini (bersama Mak Uti)," katanya.
Jika Akbar sudah pergi dari rumah, menurut Mak Uti, bisa berbulan-bulan lamanya.
Namun, saat Hari Raya Idul Fitri, Akbar biasanya pulang ke rumah untuk ber-Lebaran.
Setelah bertahun-tahun mencari ibunya, Akbar pun saat ini seperti putus asa dan tidak lagi berharap bisa bertemu perempuan yang melahirkannya itu.
"Enggak mau (ketemu ibu), biarin aja kalau memang dia mau ketemu ya datang ke sini," katanya.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Ari Maulana Karang)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemulung yang Fotonya Viral Saat Baca Al Quran di Emperan Toko Akan Diangkat Direktur"