TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beberapa negara di Timur Tengah sedang menyerukan gerakan boikot terhadap produk asal Prancis.
Hal itu disebabkan karena perkataan Presiden Emmanuel Macron tentang Islam yang berkaitan dengan kartun Nabi Muhammad.
Beberapa rak supermaret di Yordania, Qatara, dan Kuwait mulai menyingkirkan produk-produk asal Prancis.
Barang yang dilucuti yakni meliputi produk perawatan rambut dan kecantikan.
Di Kuwait, serikat pengecer besar telah memerintahkan adanya pemboikotan barang-barang asal Prancis.
Serikat Masyarakat Koperasi Konsumen non-pemerintah mengatakan telah mengeluarkan arahan sebagai tanggapan atas "penghinaan berulang" terhadap Nabi Muhammad.
Kementerian luar negeri Prancis mengakui tindakan tersebut merupakan seruan tak berdasar dari minoritas radikal.
"Seruan untuk boikot ini tidak berdasar dan harus segera dihentikan, serta semua serangan terhadap negara kita, yang didorong oleh minoritas radikal," tulisnya.
Baca: Protes Penghinaan Nabi Muhammad, Kuwait Kosongkan Produk Buatan Prancis di Supermarket
Baca: Kemarahan Menyebar di Dunia Islam Setelah Macron Dukung Penghinaan Nabi Muhammad SAW
Secara online, seruan untuk boikot serupa di negara-negara Arab lainnya, seperti Arab Saudi, telah beredar.
Tagar yang menyerukan boikot jaringan supermarket Prancis, Carrefour, adalah topik paling trending kedua di Arab Saudi, ekonomi terbesar di dunia Arab.
Sementara itu, protes kecil anti-Prancis diadakan di Libya, Gaza, dan Suriah utara.
Sejalan dengan itu, Kemenlu Prancis meminta agar boikot atas barang-barang mereka dihentikan.
Melansir BBC pada Senin (26/10/2020), produk Prancis telah dihapus dari beberapa toko di Kuwait, Yordania, dan Qatar.
Reaksi dari beberapa negara Timur Tengah tersebut berasal dari komentar yang dibuat oleh Macron setelah terjadi pembunuhan mengerikan terhadap seorang guru Prancis yang mempertunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas.
Presiden mengatakan Samuel Paty pun memerikan tanggapan yang dianggap menghina umat Islam.
Padahal penggambaran Nabi Muhammad dapat dianggap pelanggaran serius bagi umat Islam.
Pasalnya gambar Muhammad dan Allah (Tuhan) merupakan hal yang sangat terlarang dilakukan.
Pada Minggu (25/10/2020), Macron menggandakan pembelaannya terhadap nilai-nilai Prancis dalam sebuah tweet yang berbunyi, "Kami tidak akan menyerah, selamanya."
Para pemimpin politik di Turki dan Pakistan telah membujuk Macron, menuduhnya tidak menghormati "kebebasan berkeyakinan dalam beragama" dan meminggirkan jutaan Muslim di Prancis.
Baca: Arab Saudi Kecam Publikasi dan Penggunaan Karikatur Nabi Muhammad
Baca: Prancis Gelar Aksi Solidaritas Pasca-tewasnya Guru Sejarah yang Bawa Karikatur Nabi Muhammad
Pada Minggu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyarankan, untuk kedua kalinya, bahwa Macron harus mencari pengetahuan terkait pandangannya tentang Islam.
Awal mula konflik
Pembelaan kuat Macron terhadap sekularisme Prancis dan kritik terhadap Islam radikal setelah pembunuhan Paty, telah membuat marah beberapa orang di dunia Muslim.
Erdogan dari Turki bertanya dalam pidatonya, "Apa masalah individu yang disebut Macron dengan Islam dan dengan Muslim?"
Sementara itu, pemimpin Pakistan Imran Khan menuduh pemimpin Prancis itu "menyerang Islam, jelas-jelas tanpa memahaminya".
"Presiden Macron telah menyerang dan melukai sentimen jutaan Muslim di Eropa dan di seluruh dunia," cuitnya.
Awal Oktober, sebelum pembunuhan gurunya, Macron telah mengumumkan rencana untuk undang-undang yang lebih ketat untuk menangani apa yang disebutnya "separatisme Islam" di Prancis.
Dia mengatakan minoritas dari perkiraan 6 juta Muslim Prancis berada dalam bahaya membentuk "masyarakat tandingan", kemudian menggambarkan Islam sebagai agama "dalam krisis".
Kartun Nabi Muhammad memiliki warisan politik yang gelap dan intens di Prancis.
Pada 2015, 12 orang tewas dalam serangan terhadap kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, yang menerbitkan kartun tersebut.
Beberapa komunitas Muslim terbesar di Eropa Barat menuduh Macron berusaha menekan agama mereka dan mengatakan kampanyenya berisiko melegitimasi Islamofobia.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Shintaloka Pradita Sicca)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prancis Desak Timur Tengah Hentikan Boikot Produknya di Tengah Kisruh Kartun Nabi Muhammad"