
Mereka menikah saat sama-sama menjadi TKI ilegal di Sabah, Malaysia.
Mereka kemudian tinggal di Pulau Sebatik selama tujuh tahun terakhir.
Keluarga tersebut tinggal berpindah-pindah dari satu kebun ke kebun lainnya.
Menurut Kepala Dinas DPPPAPPKB Nunukan Faridah Aryani, kepada petugas, Rosnaeni bercerita jika ia kerap mengalami siksaan fisik dan kekerasan dari suaminya.
Selain itu Rosnaeni bercerita jika ia adalah istri ketujuh Herman.
"Dari hasil obrolan psikolog, ibunya anak-anak ini istri ketujuh, kita juga belum tahu apakah Herman ini maniak atau bagaimana. Info yang kita dapat ini perkawinannya yang ketujuh, istrinya mengaku sering kena pukul, bisa jadi itu salah satu sebab dia depresi," tuturnya, Jumat (23/10/2020).
Selain tertekan karena kerap disiksa sang suami, Rosnaeni diduga pernah mengalami guncangan hebat saat anak ketiganya meninggal dunia saat usianya belum genap setahun.
Perempuan 26 tahun itu juga tak pernah beinteraksi dengan orang lain.
Petugas puskesmas juga menjelaskan jika Rosnaeni pernah mengalami masalah medis saat melahirkan.

Disebukan jika darah putih Rosnaeni sempat naik.
-
Terungkap, Ibu ODGJ 4 Anak Gizi Buruk Ternyata Istri Ketujuh, Diduga Depresi Karena Sering Dipukul
-
Ibu ODGJ di Kalimantan Utara Punya 4 Anak Gizi Buruk, Suami Tolak Istri Dievakuasi oleh DPPPAPPKB
-
Pamit Beli Sabun, Perempuan Ini Kabur Demi Pria Tajir, Tinggalkan 4 Anak di Gubuk Reot
-
Seorang Ibu Tinggalkan 4 Anaknya di Gubuk hingga Gizi Buruk, Sementara Ia Hidup dengan Pria Idaman