TRIBUNNEWSWIKI.COM - Timnas Indonesia U-19 masih menjalani agenda pemusatan latihan atau training center (TC) di Kota Split, Kroasia hingga kini.
Akibat tidak kunjung mendapat lawan uji coba, sehingga PSSI memutuskan bahwa Timnas Indonesia U-19 untuk tetap berada di Kroasia dan hanya berpindah tempat latihan.
Masa pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 memang diperpanjang mengingat ajang Piala Asia U-19 2020 yang seharusnya digelar di Uzbekistan, Oktober 2020 ini mundur ke tahun depan akibat pandemi Covid-19.
Tak terasa, pemusatan latihan yang dijalani Timnas Indonesia U-19 di Kroasia telah berjalan selama kurang lebih dua bulan.
David Maulana dkk telah menginjakkan kaki di negara Balkan itu sejak 30 Agustus 2020.
Selama berada di Kroasia, pasukan Garuda Muda telah menjalani 11 laga uji coba baik itu dengan klub atau pun timnas.
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong, membongkar cara mencari pemain keturunan untuk dimasukkan ke skuad Garuda Nusantara.
Sejak diminta melatih timnas Indonesia di berbagai level sejak akhir 2019 lalu, Shin Tae-yong telah melakukan sejumlah eksperimen.
Salah satunya adalah memanggil beberapa pemain keturunan ke Timnas Indonesia U-19.
Sejauh ini, juru taktik asal Korea Selatan itu telah memanggil empat pemain keturunan ke skuad Garuda Nusantara muda.
Baca: Rapat Bersama Jokowi, Ketum PSSI Sebut 3 Peningkatan Timnas Indonesia Sejak Dilatih Shin Tae-yong
Baca: Jack Brown
Empat pemain yang dimaksud adalah Jack Brown, Elkan Baggott, serta Luah Mahesa dan Kelana Mahesa yang baru bergabung pada Minggu (18/10/2020).
Empat pemain itu sudah turut serta dalam pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 yang digelar di Kroasia.
Keempatnya juga bahkan sudah diturunkan dalam satu pertandingan yang sama, yakni saat Bagas Kaffa dkk membantai Hajduk Split 4-0 dalam laga uji coba pada Selasa (20/10/2020).
Shin Tae-yong lantas membongkar cara pihaknya mencari pemain keturunan.
Menurutnya, dalam pencarian pemain keturunan yang berkualitas, pihaknya mendapat bantuan dari PSSI dan ofisial Timnas Indonesia U-19.
Penilaian awal para pemain keturunan dilakukan dengan cara melihat curriculum vitae (CV), administrasi, dan analisis video.
Baca: Elkan Baggott
"Dalam pencarian pemain keturunan kami dibantu PSSI, tim pelatih dan ofisial timnas U-19," ucap Shin Tae-yong dilansir dari laman resmi PSSI.
"Kami sudah mempunyai data beberapa nama pemain dan sudah melakukan pembicaraan ke sejumlah pemain keturunan."
"Pemain kami lihat dari curriculum vitae (CV), administrasi, analisis video dan setelah itu kami datangkan saat menjalani pemusatan latihan (TC) untuk melihat kualitasnya secara langsung," kata Shin Tae-yong.
Di sisi lain, Shin Tae-yong tidak menutup kemungkinan untuk kembali mendatangkan pemain keturunan dalam TC selanjutnya.
Pelatih 51 tahun itu masih memiliki daftar sejumlah pemain keturunan yang akan dipantau kualitasnya secara langsung.
"Pada TC selanjutnya mungkin saja kami mendatangkan pemain keturunan sambil melihat perkembangan," tambah pelatih yang menukangi Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut.
"Ada sejumlah pemain keturunan yang saya ingin lihat langsung kemampuannya, namun baru dua pemain ini yang bisa ke Kroasia."
"Mungkin saja kami akan panggil saat pemusatan latihan (TC) selanjutnya sambil menunggu perkembangan," tandas Shin Tae-yong.
Baca: Berkat Disiplin dan Latihan Keras ala Shin Tae-yong, Kelemahan Timnas Indonesia Ini Mulai Teratasi
Setelah menyelesaikan pemusatan latihan di Kroasia, Timnas Indonesia U-19 akan kembali ke Indonesia pada 28 Oktober 2020.
Kemudian mereka akan kembali ke Eropa pada 8 Desember 2020 guna melanjutkan TC di Prancis hingga 23 Januari 2021.
Tim Garuda Nusantara muda juga akan turun dalam Toulon Tournament 2020 bersama dengan 11 negara lain selama berada di Prancis.
Sudah saatnya pemain muda Indonesia tak dimanja
Terkait progres perkembangan David Maulana dkk di Timnas Indonesia U-18, beberapa pengamat sepak bola Indonesia angkat suara.
Salah satunya yakni pelatih asal Brasil, Jaino Matos yang kini ikut berkecimpung pada pengembangan sepak bola usia muda di Indonesia
Tangan dingin Jaino Matos pun tak sembarangan dalam mempoles bakat muda di Indonesia
Misalnya melalui Diklat Persib, karya Jaino Matos mampu menghasilkan pemain potensial seperti Febri Hariyadi, Gian Zola, Alfath Fathier, hingga Hanif Sjahbandi.
Jaino juga sempat mengembangkan pendidikan usia dini di Borneo FC dan Badak Lampung FC.
Baca: Bagus Kahfi
Baca: Alasan Shin Tae-yong Tunjuk Pratama Arhan, Ahli Lemparan Jauh sebagai Kapten Timnas Indonesia U-19
Menurutnya, Timnas Indonesia U-19 saat ini mulai perlahan menemukan resep obat yang tepat untuk sembuhnya penyakit lama khas pesepak bola Indonesia yakni masalah kedisiplinan, dedikasi, dan pengembangan mental pemain.
Berdasarkan pengalamannya, Jaino merasa pemain muda di Indonesia sebenarnya terlalu dimanjakan.
Akibatnya, mereka kurang memiliki tanggung jawab terhadap profesi dan gampang turun kualitasnya saat berlaga di level senior.
Masuknya pelatih dengan level disilpin tinggi seperti Shin Tae-yong seakan menjadi obat mujarab bagi penyakit menahun di skuad Garuda Muda.
Kehadiran pelatih asal Korea Selatan itu langsung memberikan warna baru, setidaknya di Timnas Indonesia U-19.
“Semoga dipertahankan. Usia muda kita terlalu dikasih kendor, jadi mereka sulit menjadi dewasa,” kata Jaino Matos.
“Sekarang dengan masuknya STY, skenario berubah menjadi tanpa kompromi, tanpa iseng-iseng."
"Harus sungguh-sungguh, harus tempur, dan harus serius,” imbuhnya.
Dalam pandangan Jaino, masalah kedisiplinan, pola pikir, dan mental pemain telah menggerogoti pemain Indonesia sejak lama.
Itulah penyebab utama timnas Indonesia kalah bersaing saat mengikuti ajang-ajang internasional.
Dia pun yakin bahwa satu-satunya obat adalah pelatih yang tegas dan berpendirian seperti sosok Shin Tae-yong.
Baca: Timnas Indonesia U-19 Gagal Kalahkan Makedonia Utara Lagi, Apa Penyebabnya? Ini Kata Shin Tae-yong
Baca: Bagas Kaffa
“Dari dulu saya yakin jika ada pelatih yang berani membawa perubahan drastis dalam hal kedisiplinan dan sikap, sepak bola kita akan berubah. Talenta sudah ada,” ucap pelatih berusia 40 tahun itu.
“Mental perang, mental menerima tekanan dulu lemah, yang sekarang sudah diubah sama STY.”
“Itulah kuncinya, disiplin, dedikasi dan tujuan. Yang tidak sanggup mengikuti pola dia (Shin Tae-yong) dicoret biar tahu diri. Memang harus begitu,” pungkasnya.
Selain itu, Shin Tae-yong juga pelatih yang sangat keras menerapkan pola makan ketat atlet bagi anak asuhnya di Timnas Indonesia U-19.
Makanan dengan banyak minyak, gorengan, pedas dan lain-lain yang dinilai tak bagus untuk atlet pun sangat dilarang oleh Shin Tae-yong.
Kebetulan, tantangan untuk menjaga pola makan yang benar sebagai atlet pun belum menjadi budaya bagi pesepak bola di Indonesia.
Hadirnya Shin Tae-yong tentu akan membuat banyak pemain yang ingin masuk Timnas Indonesia harus ekstra keras dan berusaha menjaga pola makan mereka.
(Tribunnewswiki.com/Ris)
Sebagian artikel tayang di Bolaspot.com berjudul Shin Tae-yong Bongkar Cara Rekrut Pemain Keturunan di Timnas U-19 Indonesia