Benarkah Vaksin Sinovac yang Diimpor dari China Dijual Lebih Mahal ke Indonesia? Ini Faktanya

Pemerintah Indonesia melalui PT Bio Farma (persero) membantah isu Vaksin Sinovac dijual lebih mahal ke Indonesia.


zoom-inlihat foto
hasil-studi-awal-para-ilmuwan-kingss-college.jpg
HANDOUT / ZYDUS CADILA / AFP
Hasil studi awal para ilmuwan Kings's College di Inggris menunjukkan kekebalan yang dimiliki pasien sembuh dari Covid-19 hanya bertahan beberapa bulan. Foto: Perusahaan farmasi Zydus Cadila pada 3 Juli 2020 merilis foto seorang pekerja farmasi yang memperlihatkan vaksin yang dikembangkan perusahaan itu untuk mencegah infeksi virus corona.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beredar isu vaksin Covid-19 yang diimpor dari china dijual lebih mahal ke Indonesia.

Hal tersebut bermula dari pengadaan kontrak Sinovac dengan Brasil.

Dalam sebuah pemberitaan, Sinovac sudah menandatangani kontrak dengan Brasil yang menyebutkan vaksin Covid-19 aakn dijual dengan harga 1,96 dollar As per dosisnya.

Padahal di Indonesia, PT Bio Farma (Persero) telah menyampaikan harga vaksin Sinovac sebesar Rp 200 ribu.

Harga tersebut pun disebut-sebut tak akan memberatkan pemerintah.

"Kisaran harganya Rp 200 ribu," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangannya pada, Rabu (14/10/2020).

Mendengar Sinovac memberikan harga lebih murah kepada Brasil membuat Honesti Basyir angkat bicara.

Dirinya membantah isu vaksin Sinovac di Indonesia lebih mahal.

Baca: Bamsoet Desak Pemerintah Segera Sosialisasikan Vaksin Covid-19, Pastikan Masyarakat Dapat Semua

Baca: Indonesia Perlu 320 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Berikut Rincian Kelompok Penerimanya

Isu kerjasama China dengan Brasil yang menjual vaksin dengan harga 1,96 dollar AS juga telah dibantah oleh Sinovac.

"Informasi harga vaksin Covid-19 di Brasil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma," kata Honesti.

"Yang memastikan, bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dollar AS dengan pemerintah Brazil tidak tepat, dan mengenai harga 1,96 dolar AS per dosis pun tidak tepat," papar dia lagi.

Sebab, lanjut dia, biaya pengirimannya untuk tiap dosisnya sekitar 2 dolar AS.

Atas berita ini, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya.

"Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin Covid-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia," kata Honesti.

Dalam surat resmi yang disampaikan oleh Sinovac, Honesti menyampaikan, ada beberapa faktor dalam menentukan harga vaksin Covid-19, salah satunya adalah pada investasi studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi dalam skala besar.

"Demikian juga dengan penentuan harga di Indonesia. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin Covid-19 tidak dapat disamakan," kata dia.

Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin Covid-19 mulai dari bahan baku dan lainnya, ia mengemukakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac China untuk visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, China, termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audit halal.

Ia menambahkan, BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi vaksin Covid-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP).

FOTO: Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19
FOTO: Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19 (Pixabay - huntlh / 30 foto)

Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 masih berjalan di minggu kedua Bulan Oktober 2020 ini.

Data terakrhir menunjukan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua/masuk periode monitoring.

"Hingga saat ini Uji Klinis tajap 3 berjalan lancar dan belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin Covid-19," kata dia.

30 juta vaksin Covid-19 impor

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang juga menjabat Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan pada kuartal IV tahun ini akan kedatangan 30 juta dosis vaksin virus corona.

Airlangga menyebutkan vaksin- vaksin impor didatangkan China yakni dari Sinovac dan Sinopharm, lalu sisanya berasal dari AstraZeneca, Inggris.

Pemerintah telah mengorder 50 juta vaksin dari Astra Zeneca dan sekarang telah berangkat untuk pemesanan pertama.

Baca: Jubir Kemenlu China Sebut Negaranya Akan Menjual Vaksin Covid-19 dengan Harga Masuk Akal

Baca: Agar Tercipta Kekebalan Efektif, 180 Juta Penduduk Indonesia Akan Disuntik Vaksin Covid-19

Sebelumnya, pemerintah juga sudah memesan jutaan vaksin dari Sinovac China.

"Menteri Kesehatan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri BUMN sedang mengurus pembelian vaksin itu," ujar Airlangga dikutip dari laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Covid19.go.id.

Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, pemerintah telah mengeluarkan peraturan presiden (Perpres) untuk pengadaan vaksinasi ini.

"Diperkirakan 160 juta vaksin secara bertahap sampai dengan tahun 2022. Persiapannya sendiri sedang dilakukan," ujar Airlangga.

Terkait dengan keberadaan KPCPEN yang hampir tiga bulan ini Airlangga menyampaikan hasil evaluasinya.

Pertama, penanganan Covid-19 per 12 Oktober 2020, rata-rata persentase kasus Covid-19 aktif sudah 19,97 persen membaik dibanding dengan beberapa bulan lalu yang sempat berada di angka 22,1 persen.

Sedangkan recovery rate pada data tanggal 11 Oktober 2020 menunjukkan peningkatan mencapai 76,48 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya 75 persen akibat menurun kasus aktif di beberapa provinsi.

(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Muhammad Idris)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beredar Isu Sinovac China Jual Vaksin Lebih Mahal ke RI, Benarkah?"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved