Regu ini berhasil membujuk Brigjen Sutoyo untuk membuka pintu kamarnya dengan alasan menyampaikan surat dari Presiden Sukarno.
Brigjen Sutoyo diringkus di kamarnya.
Tangannya diikat, matanya ditutup dan langsung dibawa ke dalam truk untuk kemudian dibawa ke Lubang Buaya.
Hasil Autopsi Jenazah
Berikut adalah hasil autopsi visum et repertum dari Brigjen Sutoyo Siswomihardjo.
Baca: Burhan Kampak, Algojo yang Membunuh Orang PKI Usai G30S : Daripada Dibunuh, Lebih Baik Membunuh
Baca: Kisah Chambali, Algojo yang Membunuh Orang PKI Usai G30S, Tangan Gemetar hingga Mual-Mual
Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 108, atas nama Sutoyo Siswomihardjo, kesimpulannya:
Pada tubuh mayat terdapat:
- 2 (dua) luka tembak masuk ditungkai bawah kanan bagian depan,
- Sebuah luka tembak masuk dikepala sebelah kanan jang menudju kedepan,
- Sebuah luka tembak keluar dibetis kanan sebagian tengah,
- Sebuah luka tembak keluar dikepala sebelah kanan,
- Tangan kanan dan tengkorak remuk karena kekerasan tumpul jang keras atau jang berat
- Penganiayaan benda tumpul: empat jari kanan.
Sumber:
Alfred D. Ticoalu, Tak Ada Penyiksaan Terhadap 6 Jenderal. Wawancara dengan Dr. Liaw Yan Siang, (Indoprogress, 2015), hlm. 55-82.
Benedict Anderson, "How Did the Generals Die?", Indonesia, Vol. 43, April 1987, hlm. 111.
Julius Pour, Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2011, hlm. 88.
"Tjatatan Kronologis Disekitar Peristiwa Gerakan 30 September", hlm 2., Inventaris Arsip KOTI Tahun 1963-1967, No. 53., Arsip Nasional Indonesia (ANRI).
Tribunnewswiki.com terbuka dengan data baru dan usulan perubahan untuk menambah informasi.
--
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)