LENGKAP Hasil Autopsi 6 Jenderal dan 1 Perwira dalam Tragedi Gerakan 30 September 1965

Berdasarkan hasil autopsi, tidak ditemukan pencungkilan mata atau penyayatan alat kelamin yang kabarnya pernah beredar di Indonesia.


zoom-inlihat foto
hasil-autopsi-jenazah-6-jenderal-dan-1-perwira-militer-angkatan-darat.jpg
TribunnewsWiki.com/Istimewa
Hasil Autopsi Jenazah 6 Jenderal dan 1 Perwira Militer Angkatan Darat


Pada tubuh mayat terdapat:

  • 2 (dua) luka tembak masuk di bagian belakang,
  • 2 (dua) buah luka tembak keluar
  • 1 (satu) luka tembak keluar
  • Sebelah kanan bawah garis pertengahan perut ditemukan kancing dan peluru sepanjang 13 mm, pada punggung kanan iga kedelapan teraba anak peluru di bawah kulit.

Baca: Sejarah G30S 1965: Tragedi Penculikan Mayjen R Suprapto, Dibawa Pakai Sarung dan Kaos Oblong

PAHLAWAN NASIONAL Letjen Suprapto
PAHLAWAN NASIONAL Letjen Suprapto (aceh.tribunnews.com)

Baca: G30S 1965 - Siaran RRI: Dekrit No. 1 tentang Pembentukan Dewan Revolusi Indonesia

Berikut adalah hasil otopsi visum et repertum dari Mayjen R. Soeprapto:

Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 104, atas nama R. Soeprapto, kesimpulannya:

Pada tubuh mayat terdapat:

  • 3 (tiga) luka tembak masuk dibagian depan,
  • 8 (delapan) luka tembak masuk dibagian belakang,
  • 3 (tiga) luka tembak keluar dibagian depan,
  • 2 (dua) luka tembak keluar dibagian belakang,
  • 3 (tiga) luka tusuk,
  • Luka-luka dan patah tulang karena kekerasan tumpul dibagian kepala dan muka,
  • 1 (satu) luka karena kekerasan tumpul dibetis kanan,
  • Luka-luka dan patah tulang karena kekerasan tumpul jang berat sekali didaerah panggul dan bagian atas paha kanan
  • Kondisi lain: Tulang hidung patah, tulang pipi kiri lecet.

Baca: Sejarah G30S 1965: Tragedi Penculikan Jenderal MT Haryono, Sempat Suruh Istri dan Anak Sembunyi

MT Haryono
MT Haryono (Istimewa/Wartakota)

Baca: G30S 1965 - Angkatan Bersendjata: Instruksi Pengumpulan Senjata Api Milik Sipil

Berikut adalah hasil otopsi visum et repertum dari Mayjen MT. Harjono:

Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 105, atas nama MT. Harjono, kesimpulannya:

Pada tubuh mayat terdapat:

  • Dipunggung terdapat luka tusuk karena benda tadjam, tidak menembus rongga dada
  • Ditangan kiri dan pergelangan tangan kiri terdapat luka karena kekerasan tumpul yang berat

Baca: Sejarah G30S 1965: Tragedi Penculikan Mayjen S Parman, Sempat Mengira Ada Perampokan

Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman
Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (Kolase Tribunnewswiki.com, foto dari pahlawancenter.com)

Berikut adalah hasil otopsi visum et repertum dari Mayjen S. Parman:

Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 106, atas nama S. Parman, kesimpulannya:

Pada tubuh mayat terdapat:

  • Tiga luka tembak masuk dikepala bagian depan,
  • Satu luka tembak masuk dipaha bagian depan,
  • Satu luka tembak masuk dipantat sebelah kiri,
  • Dua luka tembak keluar dikepala,
  • Satu luka tembak keluar dipaha kanan bagian belakang,
  • Luka-luka dan patah tulang karena kekerasan tumpul jang berat dikepala, rahang, dan tungkai bawah kiri

Baca: Sejarah G30S 1965: Penculikan Brigjen DI Pandjaitan, Dipukul dan Ditembak Mati di Halaman Rumah

PAHLAWAN NASIONAL - DI Pandjaitan
PAHLAWAN NASIONAL - DI Pandjaitan (pahlawancenter.com)

Berikut adalah hasil autopsi visum et repertum dari Brigjen D. Isac Panjaitan

Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 107, atas nama D. Isac Panjaitan, kesimpulannya:

Pada tubuh mayat terdapat:

  • Di kepala bagian depan terdapat dua luka tembak masuk,
  • Di kepala belakang terdapat sebuah luka tembak masuk,
  • Di kepala bagian kiri terdapat dua luka tembak keluar,
  • Kondisi lain: Di punggung tangan kiri terdapat luka iris 

Baca: Sejarah G30S 1965: Kronologi Penculikan Brigjen Sutoyo Siswomihardjo, Tangan dan Tengkorak Hancur

PAHLAWAN Revolusi - Sutoyo Siswomiharjo
PAHLAWAN Revolusi - Sutoyo Siswomiharjo (pahlawancenter.com)

Berikut adalah hasil autopsi visum et repertum dari Brigjen Soetojo Siswomihardjo

Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 108, atas nama Soetojo Siswomihardjo, kesimpulannya:

Pada tubuh mayat terdapat:

  • 2 (dua) luka tembak masuk ditungkai bawah kanan bagian depan,
  • Sebuah luka tembak masuk dikepala sebelah kanan jang menudju kedepan,
  • Sebuah luka tembak keluar dibetis kanan sebagian tengah,
  • Sebuah luka tembak keluar dikepala sebelah kanan,
  • Tangan kanan dan tengkorak remuk karena kekerasan tumpul jang keras atau jang berat
  • Penganiayaan benda tumpul: empat jari kanan.

Baca: Sejarah G30S 1965: Penculikan Jenderal A H Nasution dan Tertembaknya Ade Irma

Pahlawan Nasional, Pierre Tendean
Pahlawan Nasional, Pierre Tendean (Repro: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka)

Berikut adalah hasil autopsi visum et repertum dari Lettu Pierre Andreas Tendean

Jenazah dengan visum et repertum nomor H. 109, atas nama Pierre Andreas Tendean, kesimpulannya:

Pada tubuh mayat terdapat:

  • 4 (empat) luka tembak masuk dibagian belakang,
  • 2 (dua) luka tembak keluar dibagian depan,
  • Luka-luka lecet didahi dan tangan kiri,
  • 3 (tiga) luka ternganga karena kekerasan tumpul dibagian kepala
  • Kondisi lain: lecet di dahi dan pangkal dua jari tangan kiri.

--

Sumber:

Alfred D. Ticoalu, Tak Ada Penyiksaan Terhadap 6 Jenderal. Wawancara dengan Dr. Liaw Yan Siang, (Indoprogress, 2015)

Tribunnewswiki.com terbuka dengan data baru dan usulan perubahan untuk menambah informasi.

--

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved