TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Virus Corona tidak hanya merepotkan para tenaga medis, tetapi juga para petugas penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus jenazah Covid-19.
Beberapa pekan ini para petugas penggali kubur jenazah Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta bekerja ekstra keras dari biasanya.
Penyebabnya tak lain angka kematian akibat Covid-19 di Ibu Kota yang meningkat tajam pada periode pertengahan Agustus - September 2020.
Fatality rate Covid-19 DKI Jakarta pada awal September berada di angka 2,7 persen, dengan catatan kasus meninggal dunia berjumlah 1.347 korban jiwa.
Baca: Virus Corona Terus Bermutasi dan Diduga Semakin Mudah Menular, Vaksin Mungkin Harus Disesuaikan
Para petugas penggali kubur di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, harus berjibaku menguburkan puluhan jenazah Covid-19 tiap harinya.
Minar (55), salah seorang penggali kubur, memperkirakan, setidaknya sudah ada sekitar 1.500 jenazah Covid-19 yang dimakamkan di TPU Pondok Ranggon hingga September ini.
Angka ini kemungkinan akan terus bertambah, jumlah jenazah Covid-19 yang berdatangan ke TPU Pondok Ranggon relatif mengalami peningkatan.
"Per hari minimal rata-rata 20, itu kalau kita hitung kecil saja 20 per hari. Ternyata di luar dugaan, kadang-kadang 30, ada yang satu hari itu 40, akhirnya itulah yang menjadi kekhawatiran," jelas Minar kepada Tribun Network, Selasa (22/9/2020).
Minar menjadi petugas penggali kubur TPU Pondok Ranggon sejak 1987. Perbedaan menjadi penggali kubur sebelum dan setelah ada pandemi Covid-19 sangat dirasakan.
"Perbedaannya sangat jauh beda. Saya tahun 1987 - 2020 ini, baru 2020 ini yang capeknya terasa karena menggali (kuburan)," ungkap Minar.
"Kalau kita penggali makam biasa, kita boleh mengatur waktu. Misal kita laporan sekarang kuburnya bisa besok. Kalau saat ini seperti Anda lihat sendiri," imbuh Minar menceritakan sebelum ada pandemi Covid-19.
Minar menceritakan, tujuh bulan diterpa pandemi Covid-19, para penggali kubur TPU Pondok Ranggon kewalahan karena keterbatasan tenaga. Jenazah Covid-19 yang datang terlalu banyak.
Banyak keluarga jenazah Covid-19 yang terpaksa mengantre. "Sebetulnya bukan antre, karena satu keluarga kadang-kadang ada yang belum sampai," ujar Minar singkat.
Disyukuri Minar tidak ada keluarga jenazah Covid-19 yang komplain. Anggota keluarga jenazah Covid-19 justru berterimakasih dan bersyukur atas pekerjaan yang dilakukan para penggali kubur.
"Mereka tahu tenaga kita seperti apa. (Jenazah) dimakamkan, bahkan juga tidak ada yang ditolak, bisa dikuburkan. Cuma agak terlambat saja," katanya.
Pulang ke Rumah Bisa Larut Malam
Perbedaan pekerjaan yang dilakoni Minar begitu terasa.
Sekarang, setiap ada jenazah Covid-19 datang, ia harus langsung menguburkan.
Minar bahkan terkadang bersiaga hingga larut malam bila ada jenazah Covid-19 yang akan datang.
"Kemarin malam bahkan baru tiba di rumah sekira pukul 21:30 WIB malam. Paling malam dalam satu hari jam segitu," kata Minar bercerita.