Gelar Latihan Militer 80 Ribu Pasukan, Rusia Libatkan Banyak Negara Termasuk China dan Indonesia

Rusia menggelar latihan militer gabungan dengan berabagai negara di Laut Kaspia dan Laut Hitam.


zoom-inlihat foto
presiden-rusia-berjas-hitam.jpg
ALEXEI DRUZHININ / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (berjas hitam) memeriksa kapal perang Sungai Neva saat parade Hari Angkatan Laut pada Minggu, 26 Juli 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rusia menggelar latihan militer strategis bertajuk Kaukasus 2020 mulai Senin (21/9).

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, total lebih dari 80.000 personil terlibat dalam latihan tersebut.

Kaukasus 2020, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, akan berlangsung di beberapa tempat pelatihan di Komando Distrik Militer Selatan hingga 26 September. Termasuk, di Laut Hitam dan Laut Kaspia.

Di dekat Laut Hitam dan Laut Kaspia, terdapat pangkalan militer strategis AS, salah satunya di Turki.

 "Awak jet tempur Su-27 dan Su-30SM dari Distrik Militer Selatan sedang dalam tugas pertahanan udara tempur di lapangan udara operasi di Republik Krimea, Wilayah Krasnodar, Stavropol, dan Rostov dalam latihan pos komando strategis Kaukasus 2020," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Bersama Rusia, unit militer dari Armenia, Belarusia, China, Myanmar, dan Pakistan akan terlibat dalam latihan tersebut.

Tidak lebih dari 1.000 tentara asing akan ambil bagian dalam Kaukasus 2020. 

Sementara perwakilan Azerbaijan, Indonesia, Iran, Kazakhstan, Tajikistan dan Sri Lanka akan bertindak sebagai pengamat.

Baca: Microsoft Sebut Peretas Asal China, Rusia dan Iran Berupaya Serang Pilpres AS 2020

 

(ILUSTRASI) File foto ini diambil pada 7 Februari 2020 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kiri) berjalan selama pertemuan mereka di resor Laut Hitam Sochi. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membahas protes yang mengguncang negaranya dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus, kantor berita negara Belarusia Belta melaporkan.
(ILUSTRASI) File foto ini diambil pada 7 Februari 2020 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kiri) berjalan selama pertemuan mereka di resor Laut Hitam Sochi. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membahas protes yang mengguncang negaranya dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus, kantor berita negara Belarusia Belta melaporkan. (Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP)

Kaukasus-2020 berlangsung di bawah arahan Kepala Staf Umum Angkatan Darat Rusia Jenderal Valery Gerasimov. 

Latihan militer AS di Estonia

Tak hanya dengan China, terkini Amerika Serikat juga mengusik situasi Rusia.

Padahal, hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia selama periode Presiden Donald Trump tidak setegang kala masa Barack Obama.

Namun, dengan situasi terkini, Rusia menegaskan penggunaan beberapa sistem peluncuran roket oleh AS selama latihan militer di Estonia provokatif dan sangat berbahaya bagi stabilitas kawasan.

Baca: Rusia Sebut Latihan Militer AS di Estonia Sangat Provokatif dan Bahayakan Stabilitas Kawasan

Baca: Rusia Mulai Berani Latih 50 Kapal dan 40 Pesawat Perang di Dekat Perairan Amerika Serikat

"Kami menarik perhatian pada laporan, khususnya di Washington Times, yang berisi seruan anti-Rusia dan informasi pers Amerika atas manuver Angkatan Bersenjata AS di Estonia dari 1 hingga 10 September menggunakan beberapa sistem peluncuran roket di sekitar wilayah perbatasan Rusia (110 km)," kata Kedutaan Besar Rusia untuk AS. 

Menurut Kedutaan Besar Rusia di Washington, negaranya telah berulang kali mengusulkan kepada AS dan sekutunya untuk membatasi kegiatan latihan militer, dan mengalihkan zona latihan dari jalur kontak Rusia-NATO. 

Presiden AS Donald Trump mengumumkan daftar calon Mahkamah Agung di Ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih pada 9 September 2020 di Washington, DC. Trump juga menjawab pertanyaan tentang virus corona dan buku baru Bob Woodward tentang dirinya.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan daftar calon Mahkamah Agung di Ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih pada 9 September 2020 di Washington, DC. Trump juga menjawab pertanyaan tentang virus corona dan buku baru Bob Woodward tentang dirinya. (Doug Mills-Pool/Getty Images/AFP)

 

"Kami menganggap tindakan Angkatan Bersenjata AS di Estonia provokatif dan sangat berbahaya bagi stabilitas kawasan," tegas  Kedutaan Besar Rusia di AS dalam pernyataan, Senin (31/8/2020) dikutip dari kantor berita TASS. 

"Mengapa demonstrasi (militer) ini menggetarkan pedang? Sinyal apa yang ingin dikirim anggota NATO kepada kami?"

"Siapa yang sebenarnya meningkatkan ketegangan di Eropa?," tanya Kedutaan Besar Rusia untuk AS.

Dan, itu semua terjadi dalam konteks situasi politik yang memburuk di wilayah Eropa.

"Pertanyaan retorisnya adalah, bagaimana reaksi Amerika jika terjadi penembakan oleh militer kami di perbatasan AS?" ujar Kedutaan Besar Rusia.

Mulai 1 hingga 10 September, Brigade Infanteri Angkatan Bersenjata Baltik dan Brigade Artileri Lapangan ke-41 Angkatan Darat AS menggelar latihan militer di Estonia.

Ini adalah latihan tembakan langsung pertama oleh artileri AS di luar pangkalan permanen mereka di Eropa.

Kemesraan China dan Rusia

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, Beijing dan Moskow bekerjasama dalam perang informasi.

Langkah ini dilakukan di tengah pertarungan ideologis antara China dengan Amerika Serikat yang semakin meningkat.

South China Morning Post memberitakan, dalam kritik terselubung terhadap AS, Hua Chunying, yang juga menjabat sebagai direktur departemen pers kementerian, dan rekannya dari Rusia Maria Zakharova mengatakan negara-negara tertentu telah menyebarkan disinformasi karena bias ideologis dan kebutuhan politik.

Baca: Isap Vape Selama 6 Bulan, Kondisi Paru-paru Pemuda Berusia 19 Seperti Perokok Berat 80 Tahun

Baca: Rusia Unjuk Gigi dengan Sputnik V, China Ikut Rilis Vaksin Covid-19 bernama Ad5-nCoV

Rusia dan terutama China, kini menanggap Amerika Serikat negara "tak tahu diri" karena melakukan berbagai serangan terhadap negara lain.

"Mereka telah mendistorsi sejarah, menyerang sistem sosial negara lain dan jalur pembangunan, mempolitisasi pandemi, menempelkan label pada virus dan membatasi dan menindas media asing karena melakukan pekerjaan mereka", kata kementerian luar negeri China dilansir South China Morning Post.

Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (AFP)

Pernyataan yang dibuat pada hari Jumat tersebut, muncul ketika konfrontasi antara China dan AS terus berkobar di berbagai bidang.

Mulai dari penanganan awal Beijing terhadap penyebaran virus corona, hingga pengenalan hukum keamanan nasional di Hong Kong.

Bahkan, dalam langkah yang belum pernah terjadi sejak dimulainya hubungan diplomatik resmi pada 1979, Beijing memerintahkan AS untuk menutup konsulatnya di Chengdu pada Jumat sebagai balasan atas keputusan Washington untuk menutup konsulatnya di Houston di mana pejabat AS menuduh konsulat Houston digunakan sebagai "pusat penelitian" pencurian oleh militer Tiongkok di AS.

Melansir Reuters, suasana tegang bahkan tampak pada Senin pagi, di mana para pejabat China mengambil alih gedung konsulat Chengdu setelah staf diplomatik AS meninggalkan gedung tersebut.

Konsulat Chengdu merupakan satu dari lima kantor konsulat di China daratan.

Langkah ini menimbulkan kecemasan bahwa ketegangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut mungkin terlalu dalam untuk diperbaiki.

Selama konferensi video pada hari Jumat, Hua dan Zakharova mengatakan negara-negara lain harus bergabung dengan upaya mereka untuk "menolak disinformasi".

"Negara-negara seharusnya tidak mengadopsi standar ganda, mencampuri urusan dalam negeri orang lain atau tuduhan tanpa dasar yang sama pada sistem politik negara lain, jalur pembangunan dan pemerintahan negara berdasarkan ideologi dan prasangka politik," kata mereka.

 

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Artikel ini sebagian sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Rusia gelar latihan militer besar-besaran, lima negara lain ikut serta termasuk China





Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved