TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyerukan hukuman kebiri kimiawi bagi pelaku pemerkosaan.
Penerapan 'hukuman berat' dipercaya Khan manjur untuk membuat pelaku jera.
Seperti diketahui kasus perkosaan berkelompok sedang menjadi topik utama pembahasan di negara mayoritas Islam tersebut.
Belakangan, seorang perempuan menjadi korban perkosaan sejumlah pria setelah mobil yang dikendarai mogok di tengah jalan.
Laporan media lokal menyebut publik Pakistan geram atas perkosaan berkelompok ini.
Baca: Xanana Gusmao Pesimis Timor Leste Bisa Bertahan dari Kemiskinan, Sebut 10 Tahun Lagi Akan Mati
Imran turut menyerukan dijatuhkannya hukuman berat bagi pelaku kekerasan seksual.
Perdana menteri Khan sempat mengatakan agar para pemerkosa digantung di lokasi kejadian secara langsung.
Kendati demikian, Khan menyadari negaranya akan dihukum Uni Eropa bila melegalkan hukuman semacam itu.
Sehingga ia menyarankan agar diadakan hukuman kebiri kimiawi.
Pemerkosaan Berkelompok
Dikutip dari Daily Mail, terjadi pemerkosaan bergilir terhadap seorang wanita pekan lalu.
Baca: Nikmati Suasana Pantai dengan Sebotol Vodka, Pria Mabuk Ini Kencing dan Nangis di Depan Pengunjung
Insiden perkosaan berantai itu menimpa seorang wanita.
Diketahui wanita malang tersebut sempat diseret paksa dari mobilnya yang mogok.
Meski berontak, wanita itu tidak bisa melakukan apapun karena ditodong dengan senjata.
Mirisnya, dia diperkosa di depan kedua anaknya.
"Cara pembunuhan yang perlu dinilai: Tingkat pertama, kedua dan ketiga. Ini juga harus dinilai, dan untuk tingkat pertama (kejahatan seks) harus ada pengebirian," ujar Khan.
Baca: Organ Vital Ladyboy Thailand Ini Hancur Setelah Operasi Kelamin, Muncul Bau Menyengat dan Nanah
Kejadian pemerkosaan itu terjadi pada Kamis dini hari, (17/9/2020), waktu Pakistan.
Insiden berawal dari seorang wanita yang sedang mengemudi di jalan raya dekat Lahore namun kehabisan bensin dan mobilnya mogok.
Dia mengunci pintu mobilnya dan meminta pertolongan.
Nahasnya sekelompok pria memecahkan jendela mobil dan menyeret wanita itu keluar.
Setelah selesai memperkosa, wanita itu juga dirampok.
Baca: Xanana Gusmao Pesimis Timor Leste Bisa Bertahan dari Kemiskinan, Sebut 10 Tahun Lagi Akan Mati
Pekan lalu polisi sudah menangkap 15 pria, namun mereka mengaku tidak terlibat dalam perkosaan.
Sejak saat itu, polisi menetapkan dua tersangka utama perkosaan, yakni Shafqat Ali dan Abid Malhi.
Salah satu pelaku, Shafqat mengakui perbuatannya dan sidik jarinya juga ditemukan di TKP.
Shafqat Ali ditahan selama penggerebekan polisi di desa asalnya di Punjab.
Otoritas Punjab, Uzman Buzdar mengatakan pengejaran sedang dilakukan untuk menangkap Malhi.
Baca: Nikmati Suasana Pantai dengan Sebotol Vodka, Pria Mabuk Ini Kencing dan Nangis di Depan Pengunjung
Dalam hal ini PM Khan juga mengatakan, bahwa Malhi juga terlibat dalam pemerkosaan bergilir lainnya pada tahun 2013.
Kasus ini menyebabkan kemarahan publik Pakistan, di mana serangan seksual kerap dianggap biasa dan pemerkosaan jarang dituntut.
Mirisnya, kepala polisi Lahore Umar Sheikh justru menyalahkan wanita korban perkosaan tersebut.
Dia menilai korban salah karena keluar tanpa didampingi laki-laki dan kehabisan bahan bakar juga.
Pernyataannya ini berujung tuntutan dari aktivis HAM setempat.
Pemerkosaan berkelompok jarang terjadi di Pakistan, meskipun pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan sering dilaporkan.
-
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Tribunnews)