Komentari Surat Bos Djarum untuk Jokowi Tolak PSBB Diperketat, YLKI: Mencerminkan Kepentingan Bisnis

YLKI tanggapi surat pemilik Djarum Group tolak PSBB diperketat, ia sebut keputusan Budi Hartono merefleksikan kepentingan bisnisnya.


zoom-inlihat foto
ketua-ylki.jpg
KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebut pemilik Djarum Group, Budi Hartono, hanya memikirkan bisnisnya.

Pasalnya, bos Djarum tersebut mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi untuk tidak melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta lagi.

Padahal pelaksanaan PSBB kali ini dilakukan sebagai langkah ketat untuk menekan penyebaran Covid-19 yang semakin tinggi setiap harinya.

Sejalan dengan pemerintah, Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, menilai, PSBB DKI Jakarta merupakan tindakan yang memang harus dilakukan guna meredam penyebaran Covid-19.

Oleh karenanya menurut dia, keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak lagi perlu diperdebatkan.

Hal ini karena angka penyebaran Covid-19 di Ibu Kota masih tinggi.

Tulus pun menyoroti penolakan yang dilakukan oleh Budi Hartono.

Keputusan itu dianggap merefleksikan besarnya kepentingan bisnis orang terkaya di Indonesia itu.

Baca: Bos Djarum-BCA dan Orang Terkaya di Indonesia Ini Surati Presiden Jokowi: Tolak PSBB Total Jakarta

Baca: Gara-gara Virus Corona, Harta Kekayaan Bos Djarum Budi Hartono Lenyap Rp 71,3 Triliun

"Penolakan Budi Hartono terhadap pelaksanaan PSBB tersebut lebih mencerminkan kepentingan bisnisnya, terutama bisnis zat adiktif (rokok)," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Senin (14/9/2020).

Melambungnya jumlah positif Covid-19 di Jakarta, dinilai Tulus diakibatkan oleh dua hal utama.

Pertama, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai terlalu cepat membuka aktivitas perekonomian.

"Sementara aspek pengendalian belum memenuhi syarat sebagaimana standar yang ditetapkan WHO," katanya.

Lalu, tingkat kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan juga disebut masih rendah.

Sehingga, angka penyebaran Covid-19 pun masih tinggi.

"Oleh karena itu, PSBB Jakarta edisi September 2020 harus menjadi pertaruhan terakhir untuk mengendalikan wabah Covid-19 di Jakarta," ucapnya.

Sebelumnya, Orang terkaya RI, Budi Hartono, menyurati Presiden RI Joko Widodo terkait diberlakukannya kembali PSBB yang mulai berlangsung hari ini.

Dalam suratnya, pemilik konglomerasi bisnis Djarum Group ini menilai pemberlakuan PSBB oleh Gubernur DKI bukan langkah yang tepat.

Bos Djarum, Budi Hartono, kekayaannya ;enyap Rp 71,3 Triliun
Bos Djarum, Budi Hartono, kekayaannya lenyap Rp 71,3 Triliun (Tribunnews.com)

Menurut Budi, ada beberapa alasan yang terbukti tidak efektif menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta dengan melakukan PSBB.

Dia pun tak segan melampirkan diagram pertumbuhan infeksi yang masih meningkat saat PSBB.

Negara yang berhasil menurunkan tingkat infeksi justru melalui measure. circuit breaker.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved