Jokowi Sebut Penanganan Covid-19 di Indonesia Tak Bisa Disamakan dengan Negara Lain

Jokowi mengatakan pemahaman mengenai penyebaran Covid-19 sangat penting dalam menangani pandemi


zoom-inlihat foto
jokowi-covid-19.jpg
TRIBUNNEWS/SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo saat meninjau perkembangan penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (10/6/2020). Jokowi pada Senin, (14/9/2020), mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia tidak bisa disamakan dengan penanganan di negara lain.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Joko Widodo mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia berbeda dengan penanganan di negara lain.

Oleh karena itu, penanganan virus corona di Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain.

Hal ini karena Indonesia adalah negara kepulauan.

Dalam menangani pandemi Covid-19, kata Jokowi, pemahaman mengenai penyebaran Covid-19 menjadi sangat penting.

Jokowi juga meminta Menkes, komite, satgas, untuk fokus dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Saya minta pada Menkes, komite, satgas untuk fokus dalam penanganan ini sehingga hasilnya setiap minggu kelihatan angka-angkanya," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Istana Merdeka, Senin (14/9/2020), dikutip dari Kontan

Baca: Rekor Baru Dunia, Kasus Covid-19 Harian Tembus 307 Ribu, India Laporkan Kasus Baru Terbanyak

Presiden Joko Widodomenyampaikan pandangannya dalam KTT ASEAN ke-36 yang digelar secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020).
Presiden Joko Widodomenyampaikan pandangannya dalam KTT ASEAN ke-36 yang digelar secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). (Tribunnews/SIGID KURNIAWAN)

Jokowi juga menyampaikan bahwa penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 perlu ditegaskan.

Penerapan protokol yang ketat akan mampu mencegah penularan.

"Peningkatan penegakan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, terutama ini, dalam memakai masker dan physical distancing," kata Jokowi.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 hingga Senin (14/9/2020) total kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 221.523 bertambah 3.141 dari hari sebelumnya.

Dari angka tersebut sebanyak 158.405 orang sembuh dan 8.841 meninggal dunia.

Baca: Kluster Penularan Sekolah: 18 Orang Jalani Tes Swab, Pasca 1 Siswi MAN Kota Tegal Positif Covid-19

Rekor Baru Dunia, Kasus Covid-19 Harian Tembus 307 Ribu

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan rekor baru jumlah kasus Covid-19 harian pada Minggu, (13/9/2020).

WHO mencatat ada konfirmasi kasus baru Covid-19 sebanyak 307.930 dalam 24 jam.

Dilansir dari Reuters, (14/9/2020), kenaikan terbesar berasal dari India, Amerika Serikat (AS), dan Brazil.

Ada 5.537 kematian sehingga total kematian akibat Covid-19 menjadi 917.417.

India melaporkan 94,372 kasus baru, diikuti AS dengan 45.523 kasus, dan Brazil dengan 43,718 kasus.

AS dan India sama-sama melaporkan lebih dari 1.000 kematian.

Brasil mencatat ada 874 pasien yang meninggal selama 24 jam terakhir.

Baca: Dampak Pandemi Covid-19: Pertama Kali dalam Sejarah, Indonesia Mundur dari Piala Thomas dan Uber

Ilustrasi virus corona (CDC)
Ilustrasi virus corona (CDC) (CDC)

Rekor kasus harian sebelumnya yang dicatat WHO adalah 306.857 pada 6 September lalu.

WHO melaporkan rekor kematian harian, sebanyak 12.430, pada 17 April lalu.

India saat ini menjadi dengan tambahan kasus harian Covid-19 terbanyak.

Pada pekan lalu, India melaporkan 97,570 kasus dalam sehari dan menjadi rekor dunia baru.

Di beberapa wilayah di negara itu, oksigen medis menjadi langka karena total kasus mencapai 4,75 juta.

Dalam hal jumlah kasus, India hanya kalah dari AS yang mencatat total 6,5 juta kasus.

Menurut analisis Reuters, jumlah infeksi virus corona masih meningkat di 58 negara, termasuk di Argentina, Indonesia, Maroko, Spanyol, dan Ukraina.

Sementara itu, kasus baru di AS mengalami penurunan hingga 44% dari puncaknya pada 16 Juli lalu, yakni sebanyak 77.000 kasus.

Tak hanya AS, Brasil juga mengalami penurunan kasus baru.

Baca: Ahli Virus dari China Ini Sebut Covid-19 Bermula dari Buatan Manusia, Mengklaim Punya Bukti Ilmiah

Relawan Uji Klinis Vaksin Terkena Covid-19

Satu relawan uji klinis vaksin Covid-19 asal Bandung terinfeksi virus corona.

Sebelum dinyatakan positif terjangkit Covid-19, dia sudah suntikan vaksin buatan Sinovac dan kemudian pergi ke Semarang.

Hal ini dikatakan oleh Ketua Tim Riset Uji Klinis Tahap 3 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Prof. Kusnandi Rusmil.

Dilansir dari Tribun Jabar, relawan tersebut dinyatakan positif terkena Covid-19 setelah menjalani tes swab.

Kendati sudah terkena Covid-19, Kusnandi mengatakan relawan tersebut akan kembali disuntik vaksin.

"Jadi dia sudah disuntik pertama kali (tidak diketahui apakah vaksin atau placebo), kemudian pergi (ke Semarang), pas pulang dicek lagi swab-nya positif," ujar Kusnandi, dalam keterangannya, Kamis (10/9/2020), dikutip dari Tribun Jabar.

Dikutip dari Kompas, Kusnandi mengatakan pada kunjungan suntikan kedua, relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua.

Kemudian, esok harinya, relawan menjalani program tes swab lantaran sempat bepergian ke luar kota.

Pemeriksaan itu dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat.

Baca: Viral Foto Zona Hitam Jakarta Tunjukkan Covid-19 Lebih dari 100 Kasus, Ini Tanggapan Pemprov DKI

Ternyata hasilnya, relawan itu positif terpapar Covid-19. Kini relawan itu menjalani isolasi mandiri dan dipantau secara ketat.

Kusnandi mengatakan relawan itu terkena Covid-19 bukan karena disuntik vaksin buatan Sinovac.

Hal ini karena, kata dia, virus yang disuntikkan kepada relawan sudah dimatikan.

Kusnandi tidak menyebutkan identitas relawan yang terinfeksi tersebut.

"Positifnya bukan (dari vaksin). Kalau vaksin kan yang disuntikkan virus yang mati. Dia jalan-jalan ke Semarang," katanya.

Sebenarnya, kata dia, yang tidak boleh menjadi relawan adalah mereka yang pernah terpapar Covid-19.

Namun, jika sudah mendapat suntikan vaksin dan positif Covid-19, langkah selanjutnya adalah melakukan penyuntikan ulang.

"Kalau di masyarakat memang kalau positif pertama kali itu gak boleh ikut, tapi pemantauan itu kalau dia positif dari mana-mana kita ulang (penyuntikan) dan kita pantau," ucapnya.

Kusnandi mengimbau agar para relawan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meskipun sudah disuntik vaksin.

Berdasarkan ketentuan, kata dia, relawan tak boleh keluar kota dan menjaga kondisi tubuh dan imunitas.

"Relawan tetap mesti physical distancing dan cuci tangan dan pakai masker," katanya.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kontan/Abdul Basith Bardan/Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman)

Artikel Ini telah tayang di Kontan dengan judul "Jokowi sebut penanganan wabah virus corona di Indonesia berbeda, kenapa?" dan "Satu Relawan Vaksin Covid-19 di Bandung Positif Corona, Harus Disuntik Vaksin Lagi"





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved