Uji Coba Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca Dihentikan, Sukarelawan Mengaku Tak Khawatir

Uji coba vaksin Covid-19 dihentikan pada Selasa, (8/9/2020), karena seorang sukarelawan jatuh sakit.


zoom-inlihat foto
astrazeneca.jpg
PAUL ELLIS / AFP
Penampakan kantor perusahaan farmasi dan biofarmasi Inggris-Swedia, AstraZeneca, di Macclesfield, Cheshire, Inggris, pada Selasa, 21 Juli 2020. Uji coba vaksin Covid-19 di Afrika Selatan dihentikan sementara.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Para sukarelawan di Afrika Selatan yang berpartisipasi dalam uji coba vaksin Covid-19 eksperimental buatan AstraZeneca mengaku tidak khawatir dengan penghentian proses uji coba untuk sementara.

Uji coba vaksin Covid-19 dihentikan pada Selasa, (8/9/2020), karena seorang sukarelawan jatuh sakit.

Selain itu, para sukarelawan berharap dapat menjadi bagian dari solusi yang memungkinkan atas pandemi ini.

Vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford ini dikatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai kandidat terdepan dan paling maju dalam hal perkembangan.

Sekitar 2.000 sukarelawan di Afrika Selatan ikut ambil bagian dalam uji coba.

Namun, uji coba dihentikan sementara dan komite independen akan mengulas data keamanan.

Khensani Nkuna, perempuan berumur 27 tahun, mengikuti uji coba pada Juli lalu.

Baca: Kian Sengit, Kamala Haris Pojokkan Donald Trump Soal Vaksin: Saya Tidak Akan Percaya Dia

Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya.
Foto yang diambil pada 6 Agustus 2020 dan disediakan oleh Dana Investasi Langsung Rusia ini memperlihatkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya. (HANDOUT / RUSSIAN DIRECT INVESTMENT FUND / AFP)

Dia mengatakan dirinya tidak diberi tahu secara personal mengenai penangguhan uji coba.

Namun, Kehsanni mengatakan "sakit yang tak terjelaskan" yang dialami seorang sukarelawan tersebut tidak membuatnya cemas karena dia tidak merasakan gejala.

"Saya tidak tahu apa yang menyebabkan sakit tersebut," kata dia.

Para peserta juga mengatakan hal yang kurang lebih sama.

"Hal itu tidak membuat saya takut, khususnya karena saya sendiri belum pernah mengalami dampak negatif apa pun," kata Robyn Porteus, 32, salah satu peserta.

Baca: Pemerintah Siapkan Anggaran Sebesar Rp 37 Triliun untuk Pengadaan Vaksin Covid-19

"Saya sepenuhnya memahami dan menghormati perlunya kewaspadaan tinggi dan proses ketat berikutnya ... jadi saya mengapresiasi kejujuran uji coba Oxord mengenai masalah tersebut."

Peserta lain yang juga seorang dokter dan penyelenggara kelompk advokasi kesehatan, bernama Aslam Dasoo, 58 tahun, mengatakan dirinya tidak khawatir karena jeda adalah prosedur.

Bukan kelinci percobaan

Seorang ibu bernama Nkuna di Johannesburg mengatakan dirinya sadar atas resiko uji coba.

Namun, dia berharap keikutannya dalam program uji coba ini bisa mengarahkan pada penemuan vaksin yang bisa menyelamatkan banyak orang.

Keluarga dan temannya juga keberatan dengan keikutannya karena takut Nkuna bisa terinfeksi virus corona.

"Saya berkata saya bersedia mencobanya," kata dia.

Seorang perempuan menerima vaksin eksperimental Covid-19 dari Yaquelin De La Cruz di Research Centers of America (RCA), Hollywood, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Agustus 2020.
Seorang perempuan menerima vaksin eksperimental Covid-19 dari Yaquelin De La Cruz di Research Centers of America (RCA), Hollywood, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Agustus 2020. (CHANDAN KHANNA / AFP)

Baca: Vaksin Covid-19 Mulai Didistribusikan di Amerika Serikat pada 1 November 2020, Dikonfirmasi CDC

"Saya ingin menjadi bagian dari penyelesaian masalah, saya ingin menyelamatkan dunia karena (Covid-19) membunuh orang-orang."

"Ada banyak sekali orang yang sudah meninggal. Covid-19 ini merenggut nyawa orang-orang."

Pengetesan obat di Afrika seringkali menimbulkan kontroversi.

Setelah diumumkan adanya uji coba di Afrika, aktivis antivaksin memprotesnya dan penduduk Afrika dijadikan subyek uji coba.

Afrika selatan juga sedang dalam pembicaraan untuk melakukan uji coba vaksin eksperimental lainnya dengan Johnson & Johnson dan Novavax Inc.

Baca: Erick Thohir Sebut 1,5 Juta Tenaga Medis Akan Diprioritaskan Mendapat Suntikan Vaksin Covid-19

Menurut Dasoo, anggapan bahwa orang miskin Afrika dijadikan kelinci percobaan harus dihilangkan.

Para analis mengatakan uji klinis saat ini bisa membantu negara tersebut mengamankan aksesnya terhadap vaksin.

"Orang-orang memiliki pandangan dan pendapatnya sendiri, tetapu vaksin adalah hal yang baik," kata Nkuna.

"Kita bisa menyelamatkan dunia."

Vaksin Covid-19 Mulai Didistribusikan di Amerika Serikat pada 1 November 2020

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (AS) atau CDC mengonfirmasi bahwa mereka meminta pejabat kesehatan masyarakat di 50 negara bagian dan beberapa kota besar untuk bersiap mendistribusikan vaksin pada 1 November 2020.

Dengan demikian, vaksin Covid-19 akan didistribusikan dua hari sebelum pemilihan presiden di AS.

Baca: Masyarakat Akan Dapatkan Vaksin Gratis, Pemerintah Siapkan Untuk 93 Juta Penduduk Indonesia

Dilansir dari Voa News, (4/9/2020), kantor berita McClatchy adalah yang pertama melaporkan bahwa CDC mengirim memo empat halaman pada 27 Agustus 2020 kepada departemen kesehatan untuk menyusun rencana vaksinasi pada 1 Oktober 2020 "bertepatan dengan kemungkinan paling awal peluncuran vaksin Covid-19".

New York Times menyebut memo yang berasal dari Dr. Robert redfield, direktur CDC, itu juga dikirim kepada para pejabat kesehatan masyarakat di seluruh AS, termasuk di New York City, Chicago, Philadelphia, Houston, dan San Antonio.

Memo itu mengatakan para profesional kesehatan, pegawai fasilitas perawatan jangka panjang, dan karyawan penting lainnya, ditambah pegawai kemananan nasional, akan diprioritaskan mendapat vaksin.

Selain itu, surat kabar tersebut menyebut CDC juga memberi prioritas kepada rakyat AS berumur 65 tahun atau yang lebih dua, orang-orang yang berasal dari etnis dan ras minoritas, pribumi Amerika, dan mereka yang dipenjara.

Dr. Redfield juga mendesak para pejabat kesehatan untuk cepat menyetujui permohonan izin dari McKesson Corp untuk menyalurkan vaksin ke berbagai tempat termasuk departemen kesehatan negara bagian dan lokal dan rumah sakit.

McKesson adalah perusahaan yang mengadakan perjanjian dengan CDC dalam pendistribusian vaksin tersebut.

(Tribunnewswiki/Tyo)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved