TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemimpin WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengingatkan dunia harus bersiap akan datangnya pandemi berikutnya.
Padahal pandemi Covid-19 saja belum berhasil diatasi.
Total, sudah lebih dari 27,19 orang terinfeksi virus corona di seluruh dunia.
Sementara angka kematian mencapai 888.326 hingga berita ini ditulis pada Selasa (8/9/2020).
Namun, dari pandemi Covid-19 inilah Tedros mengajak dunia untuk belajar.
Ia meminta negara-negara agar berinvestasi di bidang kesehatan masyarakat, seperti diberitakan Tribunnews.com dari Reuters, Selasa (8/9/2020).
Baca: Tiga Pelaku Penipuan Jual-Beli Ventilator Covid-19 Ditangkap, Kerugian Mencapai Rp58 Miliar
"Ini bukan pandemi terakhir," kata Tedros dalam jumpa pers di Jenewa.
“Sejarah mengajarkan kita bahwa wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Tetapi ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap - lebih siap daripada saat ini," lanjutnya dalam jumpa pers, Senin kemarin (7/9/2020).
WHO juga mengingatkan, belum ada vaksin yang akan tersedia hingga pertengahan 2021.
"Sejauh ini, tak satu pun dari calon vaksin dalam uji klinis yang menunjukkan sinyal jelas kemanjuran pada tingkat setidaknya 50% yang dicari oleh WHO, kata juru bicara WHO Margaret Harris, seperti dikutip Reuters, Minggu (6/9/2020).
Menurut Harris, keefektifan dan keamanan vaksin perlu diperiksa dengan ketat.
"Tahap 3 ini harus memakan waktu lebih lama karena kita perlu melihat seberapa protektif vaksin itu dan kita juga perlu melihat seberapa aman vaksin itu," tambahnya dalam press briefing di PBB.
Tanpa Dana yang Cukup, Negara Miskin Bisa Hadapi Pandemi Ganda
Baca: Ratusan Warga Ogan Ilir Demo, Tuduh Bupati Gunakan Dana Bantuan Covid-19 untuk Kampanye Terselubung
Diberitakan sebelumnya, World Food Programme (WFP) PBB memperingatkan dunia akan terjadinya 'mega-kelaparan' jika tidak menyediakan dana yang cukup untuk memerangi dampak pandemi virus corona di negara-negara miskin.
"Apa yang kita hadapi sekarang adalah pandemi ganda," kata direktur eksekutif WFP David Beasley saat konferensi di Jenewa pada hari Kamis (7/5/2020), diberitakan Aljazeera.
Beasley mengatakan badan pangan PBB sendiri telah membantu hampir 100 juta orang.
Menurutnya program seperti itu penting untuk dilakukan secara terus menerus.
Baca: Tuduh China Penyebab Pandemi Virus Corona, Donald Trump: Lebih Buruk dari Serangan Pearl Harbor
"Kecuali kita dapat terus menjalankan operasi penting itu, pandemi kesehatan akan segera diikuti oleh pandemi kelaparan," katanya.
"Tidak ada pertanyaan. Mega-kelaparan berada di ambang kita sekarang."
"Sebelum Covid-19 seperti sekarang ini, kami sudah memiliki 135 juta orang, seperti yang saya katakan, berbaris di ambang kelaparan. Itu di samping 821 juta orang yang kelaparan kronis."
PBB mengeluarkan permohonan pendanaan baru