"Sampai saat ini legalitasnya tanah negara, bukan hak masyarakat atau TNI," jelas Muslim.
Dikatakan oleh Muslim, kondisi di lokasi tidak seperti yang tergambar dalam video yang viral di media sosial.
"Antara video di medsos memang jauh berbeda, artinya di lokasi memang kendaraan TNI melintasi, cuma tidak separah yang di medsos," kata Muslim.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol (kav) Susanto menampik kabar yang menyebutkan lahan pertanian rusak akibat lalu lalang kendaraan TNI saat sedang latihan.
"Ada yang dibelokkan dan sengaja membangun persepsi seolah latihan penembakan meriam di sana telah merugikan warga petani," kata Susanto.
Seperti yang dikatakan Susanto, warga-lah yang memanfaatkan lahan milik TNI AD.
Hal tersebut dibuktikan dengan Sertifikat Hak Kepemilikan Atas Tanah atas nama TNI AD untuk keperluan latihan.
Sertifikat tersebut diserahkan oleh Menteri ATR/BPN Sofyan A Djalil kepada KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di Makodam IV Diponegoro, Rabu (12/8/2020).
"Dengan dasar tersebut, maka masyarakat diharapkan memahami dan tidak terprovokasi dengan berita-berita hoaks yang sengaja akan membenturkan masyarakat dengan TNI AD," ujar Susanto.
Diungkapkan oleh Susanto, warga telah menyadari bahwa lahan tersebut milik TNI AD.
Sehingga warga dikatakan telah menyepakati untuk tidak melakukan aktivitas di lahan tersebut apabila sedang digunakan untuk latihan TNI AD.
Warga juga diinformasikan telah sepakat untuk tidak menuntut apa pun atas dampak dan kerugian akibat latihan pada areal lahan yang digunakan.
"Kalau kita ikuti prosedur yang sebenarnyam, pasti harus kosong dan tak boleh dijamah masyarakat," terang Susanto.
"Namun, karena doktrin kita harus manunggal bersama rakyat, maka kita bantu warga sekitar dengan memperbolehkan menggarap lahan saat tidak digunakan untuk latihan," lanjutnya.
Petani yang terdampak mengaku telah ikhlas
Sementara itu, Nanang Eko Prasetyo, petani melon yang tanamannya rusak akibat terlindas kendaraan TNI saat latihan mengaku ikhlas.
"Buat yang melindas-melindas itu hal yang wajar, saya ikhlas. Risiko menanam di lahan yang digunakan untuk tempat latihan menembak," kata Nanang.
Diakui Nanang, hubungan antara para petani dengan TNI berjalan dengan baik hingga saat ini.
Nanang berharap para petani masih tetap dapat bercocok tanam di lahan tersebut.
Demikian juga aktivitas latihan anggota TNI di lahan tersebut tetap dapat dilaksanakan.