Selain itu, tindakan yang kurang lebih sama juga dilakukan oleh Twitter terhadap akun kampanye Trump @TeamTrump.
Twitter memutuskan menyembunyikan video tersebut karena dianggap melanggar peraturan mengenai informasi keliru tentang Covid-19.
Agar bisa kembali bercuit, akun itu harus menghapus cuitan yang melanggar itu, kata juru bicara Twitter.
Tidak hanya Facebook dan Twitter, YouTube juga menarik video itu karena melanggar kebijakan mereka.
Meski sudah dihapus di ketiga media sosial, video itu masih bisa tersedia di laman Fox News.
Tim kampanye The Trump kemudian menuduh perusahan-perusahaan media itu bias terhadap Trump.
Baca: Mutasi Corona D614G Terdeteksi di Asia Tenggara dan 10 Kali Lebih Menular, Vaksin Tetap Efektif?
Mereka justru mengatakan Trump menyampaikan sebuah fakta.
"Perusahaan media sosial bukan yang menentukan kebenaran," kata Courney Parella, juru bicara kampanye.
Sementara itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) mengatakan mayoritas pasien Covid-19 adalah orang dewasa.
Beberapa anak-anak dan bayi juga ada yang sakit karena infeksi virus corona.
Mereka juga bisa menularkannya kepada orang lain.
Menurut analisis WHO, dari 6 juta kasus Covid-19 antara 24 Februari dan 12 Juli, sekitar 4,6 persennya adalah anak-anak berumur 5-14 tahun.
Pihak Gedung Putih belum memeberikan tanggapan.
Namun, dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih, Trump kembali mengulang klaimnya bahwa virus corona hanya berdampak kecil kepada anak-anak.
"Anak-anak dapat mengatasinya dengan sangat baik," kata dia kepada wartawan.
Dia mengatakan sistem kekebalan anak-anak sangat kuat dan itu didasarkan pada statistik.
Itu adalah pertama kalinya Facebook menghapus postingan Trump karena informasi yang keliru, kata juru bicara Facebook.
(Tribunnewswiki/Tyo)