TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Perhubungan Grant Shapps pada Jumat, (28/8/2020), mengatakan pemerintah Inggris akan mendorong warganya kembali ke kantor dan tempat kerja lainnya.
Mereka, kata Shapps, didorong kembali ke kantor agar dapat membantu pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19.
"Inti pesan kami cukup jelas: kami berkata ke orang-orang bahwa sekarang aman untuk kembali bekerja," kata dia kepada radio LBS, dikutip dari Reuters.
Dilansir dari Reuters, Perdana Menteri Boris Johnson akan meluncurkan kampanye yang menegaskan keuntungan bekerja di kantor dan menjamin bahwa itu adalah tempat yang aman.
Sementara itu, sebuah aplikasi daring baru akan membantu orang menghindari kereta dan bus yang paling penuh sesak, demikian pernyataan dalam sebuah laporan di surat kabar Telegraph.
Menurut data dari Center for Cities, hanya ada 17% pekerja di kota-kota di Inggris yang telah kembali ke tempat kerjanya pada awal Agustus.
Baca: Ratusan Pegawai Kementerian dan BUMN Tertular Covid-19, Epidemiolog Minta WFH Diberlakukan Kembali
Jumlah yang sedikit ini menegaskan tantangan yang dihadapi Johnson dalam usahanya menghindarkan Inggris dari penutupan akibat virus corona.
Data tersebut, yang didasarkan pada sinyal telepon genggam, tidak memperlihatkan adanya peningkatan para pekerja yang pergi ke pusat kota antara akhir Juni dan permulaan hari kerja pada 3 Agustus.
Bulan lalu, Johnson mendorong warga Inggris yang bekerja dari rumah untuk kembali ke tempat kerja mereka agar bisa membantu pemulihan ekonomi yang mengalami kontraksi sebesar 20% pada periode April-Juni.
Itu adalah penurunan terbesar di antara negara-negara maju dengan ekonomi besar.
Baca: ASN yang Tidak Produktif selama WFH Dikabarkan Akan Diberhentikan, Bagaimana Aturannya?
Ratusan Pegawai Kementerian dan BUMN Tertular Covid-19, Epidemiolog Minta WFH Diberlakukan Kembali
Bulan lalu, klaster perkantoran tercatat menyumbang angka kasus infeksi Covid-19 terbanyak di Indonesia.
Oleh karena itu, epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah perlu mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial.
Menurutnya, kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembali work from home (WFH) sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan.
"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun. Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian," kata Dicky, Senin (27/7/2020), dikutip dari Kompas.
Baca: Banyak yang Tak Produktif Saat WFH, Mendagri Kaji Rencana Kurangi Jumlah ASN di Indonesia
Dicky juga memberikan catatan bahwa penutupan kantor non-esensial dan sekolah harus dilakukan secara serentak dengan kedisiplinan penuh dari masyarakat.
Sebab, Indonesia tak mungkin menerapkan kembali penguncian atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak besar pada ekonomi negara.
Karena itu, hal yang paling penting saat ini menurut Dicky adalah mencegah kasus-kasus klaster seperti perkantoran dengan penerapan WFH.
"Prioritas selama masa rawan pandemi ini harus WFH dulu," katanya.
Baca: Selama WFH ASN Banyak yang Tak Produktif, Menteri Tjahjo Kumolo: Pangkas yang Tak Perlu