Sahabatnya Tewas Kena Tembak saat Salat Jumat, Penyintas Ata Taj Mohammad Kamran Trauma Masuk Masjid

"Ketika saya lihat Matiullah tertembak, saya pergi ke pintu utama, ada banyak tembakan di mana-mana," katanya.


zoom-inlihat foto
ata-taj-mohammad-kamran-45.jpg
New Zealand Herald / Pool / Christchurch High Court
FOTO: Ata Taj Mohammad Kamran


Setelah pindah ke Selandia Baru, Kamran masih menemui masalah besar dalam hidupnya.

Gempa tahun 2011 membuat rumahnya hancur.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

FOTO: Brenton Tarrant saat menghadiri sidang pertamanya di Christchurch, Selandia Baru, pada 24 Agustus 2020
FOTO: Brenton Tarrant saat menghadiri sidang pertamanya di Christchurch, Selandia Baru, pada 24 Agustus 2020 (JOHN KIRK-ANDERSON / POOL / AFP)

Namun, dirinya selamat dan harus tinggal di dalam mobilnya selama beberapa bulan.

Persahabatannya dengan sesama pengungsi Afghanistan, Matiullah Safi turut membantu hidupnya.

Menurut Kamran, sahabat adalah teman baik, seperti saudara sendiri.

"Kami bertemu setiap hari Jumat .. dia, (dan) di hari itu, mati syahid", ungkapnya.

Kamran mengaku mendengar tembakan dan melihat sahabatnya jatuh.

"Ketika saya lihat Matiullah tertembak, saya pergi ke pintu utama ... ada banyak tembakan di mana-mana ... saya sampai harus melompati orang tua," katanya.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

Gamal Fouda (kanan), Imam masjid Al Noor, tiba di luar gedung Pengadilan Tinggi Christchurch, dalam sidang pengadilan tinggi pembacaan vonis atas terdakwa pria Australia Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020 yang akan berlangsung selama empat hari.
Gamal Fouda (kanan), Imam masjid Al Noor, tiba di luar gedung Pengadilan Tinggi Christchurch, dalam sidang pengadilan tinggi pembacaan vonis atas terdakwa pria Australia Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020 yang akan berlangsung selama empat hari. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Baca: Pengadilan Tinggi Gelar Persidangan Brenton Tarrant, Pelaku Penembakkan Masjid di Selandia Baru

Darah yang mengucur di kakinya yang terkena empat kali tembakan membuatnya terus berlari menyelamatkan diri.

"Ada banyak darah di kaki, saya sangat takut," ungkapnya, dilansir New Zealand Herald, Senin (24/8/2020).

Takut Masuk Masjid

Kamran mengaku dirinya trauma masuk masjid.

Ketakutannya hadir setiap saat, ditambah dengan penyakit diabetes yang dideritanya.

"Itu terlalu sulit untukku .. karena sahabatku ditembak mati didepanku," ungkapnya.

"Ada kenangan buruk di hari itu. Saya memakai tongkat (untuk berjalan) .. Masih ada ribuan pecahan peluru di tubuh saya," jelasnya.

Baca: Sidang Penembakan Masjid di Selandia Baru: Brenton Tarrant Mengaku Berencana Bakar Masjid

Bak sudah jatuh ditimpa tangga, Kamran diketahui menderita diabetes akut.

Semenjak kejadian itu, diabetesnya semakin memburuk.

Ia sempat berobat dan meminta bantuan kepada layanan kesehatan.

"(Diabetes) ini juga secara terus-menerus membuat saya drop, saya tidak bisa berbuat banyak sekarang," katanya.

Sidang Vonis Brenton Tarrant

Pengadilan tinggi Christchurch menggelar persidangan untuk terdakwa Brenton Tarrant, pelaku penembakkan masjid di Selandia Baru.





Halaman
1234
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved