Aneka Ikat Bunga Menancap di Makam Korban Serangan Masjid di Christchurch Selandia Baru

Mulai dari merah, kuning, kuning, hingga putih, beberapa ikat bunga menghiasi sepinya Memorial Park Cemetery


zoom-inlihat foto
bunga-di-memorial-park-cemetery-6.jpg
Sanka VIDANAGAMA / AFP
FOTO: Terlihat beberapa ikat bunga menancap di makam korban serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Sidang vonis Brenton Tarrant berlangsung 4 hari sejak Senin (24/8/2020).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Aneka jenis bunga terlihat menancap di sejumlah makam korban serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Mulai dari merah, kuning, kuning, hingga putih, beberapa ikat bunga menghiasi sepinya Memorial Park Cemetery, menurut AFP Senin (24/8/2020).

Nampak juga foto, dan boneka kecil di dekat nisan makam.

Para penyintas dan keluarga memenuhi panggilan pengadilan untuk berbicara dampak yang mereka rasakan pasca-serangan.

Sidang vonis berlangsung selama 4 hari sejak Senin (24/8/2020).

Baca: Sekelompok Massa Berunjuk Rasa di Pengadilan saat Berlangsung Sidang Brenton Tarrant, Ada Apa?

Terdakwa Brenton Tarrant telah mengakui perbuatannya.

Ia tercatat menghabisi nyawa 51 umat muslim yang sedang menyelenggarakan ibadah salat Jumat.

Pria 29 tahun ini bersiap menghadapi hukuman seumur hidup dengan 51 dakwaan pembunuhan, 40 dakwaan percobaan pembunuhan, dan 1 dakwaan terorisme.

FOTO: Terlihat aneka jenis bunga menghiasi Memorial Park Cemetery, di makam sejumlah korban serangan terhadap dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Senin (24/8/2020).
FOTO: Terlihat aneka jenis bunga menghiasi Memorial Park Cemetery, di makam sejumlah korban serangan terhadap dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Senin (24/8/2020). (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Petugas Amankan Sidang

Petugas melakukan pengamanan ketat saat dimulainya sidang vonis Brenton Tarrant, terdakwa penembakan masjid di Selandia Baru.

Tampak pasukan sniper disiagakan di atas gedung untuk memantau keadaan dan hal-hal yang mencurigakan.

Baca: Pasukan Sniper Disiagakan di Sidang Vonis Brenton Tarrant, Terdakwa Penembakan Masjid Selandia Baru

FOTO: Terlihat seikat bunga menancap di makam korban serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Sidang vonis Brenton Tarrant berlangsung 4 hari sejak Senin (24/8/2020).
FOTO: Terlihat seikat bunga menancap di makam korban serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Sidang vonis Brenton Tarrant berlangsung 4 hari sejak Senin (24/8/2020). (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Adapun penembak jitu juga disiapkan di dekat jalanan kantor pengadilan yang sudah ditutup.

Menurut pantauan RNZ, Senin (24/8/2020), sejumlah petugas juga dibekali senjata laras panjang di depan gedung Pengadilan Tinggi Christchurch.

Sejumlah petugas juga terlihat membawa anjing pelacak.

Baca: Sidang Penembakan Masjid di Selandia Baru: Brenton Tarrant Mengaku Berencana Bakar Masjid

Sebagai informasi, aktivitas di gedung pengadilan pada pagi hari terbatas hanya pada hal-hal yang bersifat mendesak.

Pencegahan akses dunia maya juga dilakukan dengan ketat.

Otoritas Selandia Baru juga memantau pengguna media sosial yang mencoba mengakses jalannya pengadilan yang disiarkan langsung.

FOTO: Terlihat seikat bunga menancap di makam korban serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Sidang vonis Brenton Tarrant berlangsung 4 hari sejak Senin (24/8/2020).
FOTO: Terlihat seikat bunga menancap di makam korban serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru. Sidang vonis Brenton Tarrant berlangsung 4 hari sejak Senin (24/8/2020). (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Kerumunan

Terlihat kerumunan keluarga korban menunggu di luar gedung.

Puluhan orang ini bersiap menunggu sidang vonis terdakwa Brenton Tarrant yang dimulai pada pukul 10 pagi, Senin (24/8/2020).

Lebih dari 60 orang diperkirakan akan memberikan suara di mimbar pengadilan.

Orang-orang ini akan membagikan dampak atas serangan tersebut baik melalui siaran daring maupun melalui perwakilan yang berlangsung selama 4 hari.

Ini akan menjadi pertama kalinya bagi Tarrant muncul di hadapan banyak orang sejak ditangkap setelah serangan 15 Maret.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

FOTO: Polisi bersenjata bersiaga di depan pintu masuk Pengadilan Tinggi Christchurch.
FOTO: Polisi bersenjata bersiaga di depan pintu masuk Pengadilan Tinggi Christchurch. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Brenton telah mengakui 51 dakwaan pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan, dan satu dakwaan terorisme.

Pria 29 tahun ini telah memilih mewakili dirinya sendiri saat persidangan.

Sehingga, baik dia ataupun pengacara yang ditunjuk pengadilan dapat secara terbuka memberikan pengajuan hukum pembelaan.

Baca: Kisah Penyintas Afghanistan Ata Taj Mohammad Kamran di Sidang Penembakkan Masjid Selandia Baru

FOTO: Brenton Tarrant saat menghadiri sidang pertamanya di Christchurch, Selandia Baru, pada 24 Agustus 2020
FOTO: Brenton Tarrant saat menghadiri sidang pertamanya di Christchurch, Selandia Baru, pada 24 Agustus 2020 (JOHN KIRK-ANDERSON / POOL / AFP)

Baca: Selamat dari Serangan di Masjid Selandia Baru, Khaled Alnobani: Saya Depresi, Saya Frustasi

Jaksa penuntut diwakili oleh Mark Zarifeh dan Barnaby Hawes.

Sementara itu hakim pemimpin sidang adalah Cameron Mander.

Kisah Penyintas Afghanistan Ata Taj Mohammad Kamran

Pengadilan tinggi Christchurch mendatangkan 60 penyintas dan keluarga untuk menyampaikan dampak yang mereka rasakan atas insiden tahun 2019 tersebut.

Satu diantaranya adalah Ata Taj Mohammad Kamran yang kehilangan sahabatnya saat terjadinya insiden.

Kamran merupakan penyintas yang selamat dari hujanan peluru Brenton Tarrant.

Diketahui Kamran kehilangan sahabatnya dalam serangan itu.

Tertunduk sedih, ia menyebut dirinya sering tidak bisa tidur nyenyak, mudah marah, dan ketakutan kalau ke luar rumah.

Baca: Maysoon Salama di Hadapan Brenton Tarrant: Semoga Kau Dapat Hukuman Berat di Dunia dan Akhirat

Taj Mohammad Kamran di mimbar pengadilan
Taj Mohammad Kamran di mimbar pengadilan (New Zealand Herald / Pool / Christchurch High Court)

Memakai topi khas, ia menyampaikan duka dan dampak yang ia rasakan di mimbar persidangan.

"Saya tidak ingin hidup seperti ini, terlalu melelahkan bagi saya, saya lelah dengan semuanya," katanya.

Kamran ditembak empat kali di bagian kaki saat mencoba melarikan diri dari masjid.

Ia mengaku merasa bersalah saat tidak bisa membantu lebih banyak orang saat itu.

Namun, tidak ada pilihan lain bagi dirinya.

"Saya sering menangis sekarang, ingatan itu begitu membekas bagi saya .. Itu sangat sulit (melupakannya)," katanya.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

Kamran pindah ke Selandia Baru pada 2007 sebagai pengungsi dari Afghanistan.

Ia mengungsi lantaran rumahnya dibom dan sebagian besar keluarganya tewas.

"Saya dan ibu selamat ... (sedangkan) ayah saya meninggal tidak lama setelah pemboman", katanya di pengadilan.

"Selandia Baru adalah tempat yang aman bagi saya," ungkapnya.

Kamran dan Sahabatnya

Sebagai informasi, setelah pindah ke Selandia Baru, Kamran masih menemui masalah besar dalam hidupnya.

Gempa tahun 2011 membuat hancur rumahnya.

Baca: Imam Masjid Al Noor, Gamal Fouda di Hadapan Terdakwa Brenton Tarrant: Kau itu Sesat dan Salah Arah

Gamal Fouda (kanan), Imam masjid Al Noor, tiba di luar gedung Pengadilan Tinggi Christchurch, dalam sidang pengadilan tinggi pembacaan vonis atas terdakwa pria Australia Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020 yang akan berlangsung selama empat hari.
Gamal Fouda (kanan), Imam masjid Al Noor, tiba di luar gedung Pengadilan Tinggi Christchurch, dalam sidang pengadilan tinggi pembacaan vonis atas terdakwa pria Australia Brenton Tarrant di Christchurch pada 24 Agustus 2020 yang akan berlangsung selama empat hari. (Sanka VIDANAGAMA / AFP)

Namun, dirinya selamat dan harus tinggal di dalam mobilnya selama beberapa bulan.

Persahabatannya dengan sesama pengungsi Afghanistan, Matiullah Safi turut membantu hidupnya.

Menurut Kamran, sahabat adalah teman baik, seperti saudara sendiri.

"Kami bertemu setiap hari Jumat .. dia, (dan) di hari itu, mati syahid", ungkapnya.

Kamran mengaku mendengar tembakan dan melihat sahabatnya jatuh.

"Ketika saya lihat Matiullah tertembak, saya pergi ke pintu utama ... ada banyak tembakan di mana-mana ... saya sampai harus melompati orang tua," katanya.

Baca: Pengadilan Tinggi Gelar Persidangan Brenton Tarrant, Pelaku Penembakkan Masjid di Selandia Baru

Darah yang mengucur di kakinya yang terkena empat kali tembakan membuatnya terus berlari menyelamatkan diri.

"Ada banyak darah di kaki, saya sangat takut," ungkapnya, dilansir New Zealand Herald, Senin (24/8/2020).

Takut Masuk Masjid

Kamran mengaku dirinya trauma masuk masjid.

Ketakutannya hadir setiap saat, sepanjang waktu.

"Itu terlalu sulit untukku .. karena sahabatku ditembak mati didepanku," ungkapnya.

"Ada kenangan buruk di hari itu. Saya memakai tongkat (untuk berjalan) .. Masih ada ribuan pecahan peluru di tubuh saya," jelasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved