TRIBUNNEWSWIKI.COM - Inter Milan mengakhiri musim 2019-20 tanpa satupun gelar di tangan.
Di Liga Italia, Inter Milan hanya sukses menjadi runner-up dengan raihan 82 poin, berselisih hanya satu angka dari sang juara, Juventus.
Napoli menjadi penyandung Inter Milan di Semifinal Coppa Italia.
Sedangkan di Liga Europa, Inter Milan harus puas dengan runner-up setelah dibungkam klub asal Spanyol, Sevilla.
Pada laga final Liga Europa di RheinEnergie Stadion, Jerman, pada Jumat (21/8/2020) malam waktu setempat atau Sabtu dini hari WIB, klub berjuluk La Beneamata itu gagal membendung Sevilla asuhan Julen Lopetegui.
Tim asuhan Antonio Conte ini takluk dengan skor 2-3.
Pertandingan berjalan cukup alot, dengan Inter Milan lebih banyak menunggu untuk menyerang balik.
Sevilla berhasil merengkuh trofi juara setelah tendangan salto bek tengah Diego Carlos, lewat bantuan kaki Romelu Lukaku, menjadi penentu kemenangan Sevilla pada menit ke-74.
Baca: Selain Kalah, Antonio Conte Sempat Marah soal Ejekan Rambut Wig dan Tantang Pemain Sevilla Berkelahi
Baca: Antonio Conte dan Inter Milan Memanas, Plot Cerita Massimiliano Allegri-Juventus Bisa Terulang Lagi
Penyerang Inter Milan, Lukaku secara tak sengaja membelokkan arah bola tendangan akorbatik Carlos sehingga berbuah gol untuk klub berjuluk Los Nervionenses.
Inter Milan sendiri sebenarnya unggul lebih dulu lewat sepakan Lukaku dari titik putih pada menit ke-5.
Namun, kedua tim bermain sama kuat dengan skor imbang 2-2 hingga babak pertama berakhir.
Kegagalan Inter meraih trofi Liga Europa membuat mereka sekali lagi menjadi runner-up setelah mengakhiri Liga Italia 2019-2020 dengan bercokol di posisi dua klasemen.
Hasil tersebut menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana nasib Antonio Conte selanjutnya di Giuseppe Meazza.
Juru taktik kelahiran Lecce, Italia, ini sempat dikabarkan bakal diganti untuk musim depan.
Meski rumornya sempat meredup, kabar pemecatan Conte kembali muncul setelah kekalahan dari Sevilla di final Liga Europa
Conte sendiri tidak yakin dengan nasibnya bersama Inter di masa depan.
Baca: Di Balik Jengkelnya Antonio Conte: Tak Ada Proteksi Manajemen dari Kritik & Ada Penggosip di Timnya
Baca: Andrea Pirlo Latih Juventus, Sahabat dan Legenda Italia Beri Komentar Positif Sekaligus Kekhawatiran
Akan tetapi, eks pelatih Chelsea ini menegaskan bahwa dia akan berbicara dengan pihak klub untuk memutuskan masa depan Inter sekaligus masa depannya.
"Tidak ada dendam sama sekali dari saya atau klub. Tidak ada gunanya bertele-tele. Kami harus melihat apakah setiap orang siap untuk tidak menjalani tahun seperti ini lagi."
"Kami akan bertemu minggu depan dengan klub dan kami akan memutuskan tentang masa depan saya."
"Saya tidak yakin apakah saya akan menjadi manajer Inter musim depan, kami akan memutuskan bersama."
"Inter akan merencanakan masa depan dengan atau tanpa saya."
"Sekarang para pemain dan staf akan beristirahat, karena mereka pantas mendapatkannya, dan kemudian kami akan merencanakan masa depan."
"Kami ingin meningkatkan segalanya di musim depan. Keseimbangan musim ini sangat positif," ucap Conte di Skysport Italia via Bolasport.com.
"Kami berada di jalur yang memungkinkan kami mencapai final."
"Kami semua, di dalam dan di luar lapangan, melakukan pekerjaan dengan baik dan menuju ke arah yang benar."
"Menang atau kalah adalah bagian dari sepak bola, tetapi mencapai final membuat kami optimistis untuk masa depan," ujarnya mengakhiri.
Di balik kegerahan Conte dengan manajemen Inter Milan
Musim 2019-20 ini, Inter Milan dibawah asuhan Antonio Conte finis dengan poin 82, hanya berjarak satu di bawah sang kampiun, Juventus.
Pencapian 82 poin bahkan sama dengan yang diraih tim treble-winners Inter Milan pada musim 2009-10.
Kala itu, Inter Milan yang diasuh Jose Mourihno menjuarai Liga Italia Serie A dengan koleksi 82 poin.
Pencapaian Inter Milan sangat baik pada musim 2019-20 dan dengan hal ini banyak pihak menjagokan klub berjuluk Nerazzuri itu akan serius menantang Juventus dalam perburuan scudetto musim depan.
Namun, di balik pencapaian tersebut, pelatih Inter, Antonio Conte, mengungkapkan prestasinya dan para pemain tak diberi apresiasi oleh media.
Antonio Conte menilai dirinya dan timnya selalu menjadi sasaran panah tembak para media lewat kritikan dan hujatan pedas yang menyerangnya.
Baca: Sukses Raih Poin Tertinggi Sejak 2009-10, Antonio Conte dan Manajemen Inter Milan Justru Berselisih
Baca: Gagal Juara Liga Spanyol dan Dikritik oleh Messi, Pelatih Barcelona Terancam Dipecat Akhir Musim Ini
Selain menyayangkan sikap media yang sangat "keras" terhadap dirinya dan timnya, ternyata Conte juga menyerang manajemen Inter Milan sendiri.
Conte mengindikasikan, dirinya ingin agar klub pasang badan dari serangan-serangan atau kritikan media yang ia anggap terlalu vulgar untuk Inter Milan.
Dia merasa, manajemen tak pernah memberi proteksi memadai bagi dia dan timnya terkait kritikan dan "celaan" dari media-media Italia.
Antonio Conte beberapa waktu lalu menyebut manajemen Inter Milan tidak cukup menghargai upayanya dan para pemain, juga tidak cukup melindungi tim dari kritik dan "celaan" publik dan media.
"Saya bisa menjadi sasaran tembak di tahun pertama, tetapi kalau Anda tidak belajar dan terus melakukan kesalahan yang sama, itu gila," kata Conte seperti dikutip dari Calciomercato.
Media-media di negeri Pizza saat ini mencoba mencari tahu apa yang menjadi alasan kemarahan mantan pelatih Chelsea ini. Meski demikian ucapan-ucapan Conte setelah "serangan" ke manajemen Inter Milan bisa memberikan sedikit titik terang.
"Saya tempo hari melihat wawancara Luciano Spalletti di Inter Milan pada 2017. Kita sekarang di tahun 2020 dan tidak ada yang berubah."
Wawancara Luciano Spalletti yang dimaksud Conte adalah soal keluhan sang pelatih bahwa ada "mata-mata" di ruang ganti Inter Milan yang menyebarkan kabar tertentu.
Spalletti mengklaim ada anggota klub yang secara konstan membocorkan "gosip" informasi yang seharusnya hanya menjadi konsumsi internal.
Kepada media Sempre Inter, jurnalis Paolo Condo menyatakan Conte hanya "menyemprotkan" fakta-fakta yang sudah menjadi masalah sejak lama di seputaran Inter Milan.
"Conte menegaskan kasus Brozovic tidak akan pernah terjadi di Turin," kata Condo.
Beberapa waktu lalu gelandang Inter Milan, Marcelo Brozovic membuat masalah di rumah sakit Milan.
Pemain timnas Kroasia itu marah-marah kepada dokter dan perawat, memaksa mereka merawat temannya yang mengalami cedera ringan di kaki.
Inter Milan kemudian memberi hukuman denda 100 ribu euro kepada Brozovic.
Baca: Jadi Incaran Chelsea, Nani Ungkap Rencana Gantung Sepatu Cristiano Ronaldo Bukan di Liga Inggris
Baca: Kabar Transfer Bola: Chelsea Disebut Siapkan Dana Rp 1,904 Triliun demi Gaet Cristiano Ronaldo
Brozovic juga didenda karena sebelumnya ditangkap polisi akibat mengemudi dalam keadaan mabuk.
Kalau situasi demikian terjadi di Juventus, menurut Condo, kabar-kabar tersebut tidak akan bocor kepada publik.
Tetapi, di Inter Milan berita semacam ini menyebar secara kilat ke publik.
Raungan Conte ini diyakini juga merupakan permintaan kekuasaan lebih banyak di Inter Milan.
Condo sekali lagi menekankan bahwa Conte mengkritik apa yang sudah terjadi di Inter Milan sejak bertahun-tahun lalu.
"Seolah-olah ada 2 tim di Inter Milan, yang satu dipimpin Giuseppe Marotta dan yang lain tidak."
Giuseppe Marotta sebagai direttore sportivo bergerak terpisah dari Conte dalam menentukan strategi Inter Milan di bursa transfer.
Keinginan Antonio Conte di bursa transfer banyak yang tidak dipenuhi olhe klub berjuluk Biscione ini, dalam hal ini Giuseppe Marotta sebagai direktur teknik.
"Hanya saya yang tahu apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan Romelu Lukaku. Hanya saya yang tahu..," katanya dalam wawancaranya dengan DAZN.
Pada bursa transfer Januari lalu, perselisihan terkait urusan transfer terjadi lagi.
Conte meminta gelandang petarung semacam Arturo Vidal, tetapi yang datang justru playmaker bernama Christian Eriksen.
Baca: Penghasilannya Fantastis, Cristiano Ronaldo Kini Jadi Pesepak Bola Pertama yang Berstatus Triliuner
Baca: Pandemi Virus Corona Buat Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi Kompak di Luar Lapangan
Sikap Conte terus memarkit Eriksen di bangku cadangan adalah sinyal kerasnya kepada Inter Milan bahwa pemain timnas Denmark ini tidak dia butuhkan untuk timnya.
"Pengalaman memperlihatkan bahwa jika sebuah klub melakukan apa yang diminta Conte, klub itu menang. Dia sedang menggunakan strategi itu," kata Condo.
Kontrak Antonio Conte dengan Inter Milan masih berlaku sampai 2022.
Namun, menyusul sikap kerasnya ini, hubungan antara Conte dan Inter Milan diklaim sejumlah media sudah sulit diperbaiki.
Nama-nama pelatih beken yang sedang tanpa job seperti Massimiliano Allegri dan Mauricio Pochettino kini disebut-sebut potensial untuk menggantikan Conte setelah hanya satu tahun berkarya di Inter Milan.