Selama mengelilingi keraton, mereka harus melakukan tapa bisu (tidak berbicara atau bersuara) serta tidak makan, minum, atau merokok dan jarak yang ditempuh kurang lebih lima kilometer.
3. Ledug Suro
Ledug Suro merupakan tradisi menyambut 1 Muharram yang dilakukan warga Magetan, Jawa Timur.
Tradisi ini diawali dengan kirab Nayoko Projo dan Bolu Rahayu yang nantinya menjadi sasaran rebutan warga.
Warga mempercayai, bolu tahayu dapat membawa keberuntungan dan berkah.
Baca: 20 Ucapan Tahun Baru Islam 1442 H, Lengkap dengan Gambar untuk Dikirim atau Status Medsos
Baca: Bacaan Doa Awal Tahun dan Akhir Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, Ada Lafal Latin Beserta Artinya
4. Nganggung
Di Bangka Belitung, ada satu tradisi yang sering digelar umat muslim untuk merayakan Tahun Baru Islam, yakni Nganggung.
Nganggung dalam bahasa daerah setempat berarti makan bersama. Warga akan mengelar acara dimana mereka akan makan bersama-sama.
Layaknya perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, kebersamaan diangkat menjadi tradisi Tahun Baru Islam.
Warga dari seluruh penjuru Bangka berdatangan untuk bersilaturahmi sekaligus bertamu ke rumah-rumah warga.
Bagi tuan rumah semakin banyak tamu yang datang maka rizki yang diperoleh akan semakin banyak. Makanan layaknya peryaan Idul Fitri disediakan untuk menjamu tamu yang datang.
Baca: 25 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1442 H dalam Bahasa Indonesia dan Inggris, Bagikan di Medsos
5. Barik'an
Pada dasarnya, Tradisi Barik'an adalah acara kenduri bersama.
Tradisi warga Pati, Jawa Tengah ini dilakukan dengan membawa lauk pauk dari rumah dan setelah itu di doakan bersama.
Makanan yang telah didoakan akan dimakan bersama-sama. Bertukar lauk pauk menjadi ajang yang wajib saat perayaan ini.
6. Upacara Tabot
Dirayakan oleh masyarakat Bengkulu, untuk mengenang kepahlawanan serta meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali Abu Thalib.
Upacara ini terpengaruhi oleh upacara Karbala di Iran.
Perayaan Tahun Baru Islam ini telah dilakukan sejak tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal juga sebagai Imam Senggolo.
Masyarakat percaya, apabila perayaan Tahun Baru Islam ini tidak mereka selenggarakan maka musibah dan malapetaka akan menimpa mereka.