TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, mengatakan politbiro Partai Buruh Korea Utara akan berkumpul untuk rapat pleno ke-6.
Rencananya, pertemuan tersebut diadakan hari ini, Rabu (19/8/2020).
Meski demikian, tidak ada rincian waktu pelaksanaannya.
Agenda rapat kali ini adalah untuk membahas masalah ekonomi hingga militer, seperti diberitakan Kompas.com.
Pasalnya kondisi Korea Utara memang dalam posisi yang serba sulit.
Selain sanksi internasional, Korea Utara harus mengatasi dampak banjir setelah hujan deras berminggu-minggu di semenanjung Korea.
Kim Jong Un Cabut Lockdown, Tetap Tak Sudi Terima Bantuan Internasional
Baca: Tak Hanya Beri Ucapan Selamat, Pemimpin Korut Kim Jong Un Puji Indonesia di Hari Ulang Tahun Ke-75
Covid-19 juga menjadi perhatian Korea Utara.
Meski demikian, mereka telah resmi mencabut lockdown kota yang terletak di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.
Berminggu-minggu sebelumnya, ribuan orang dikarantina karena muncul kekhawatiran soal virus corona, seperti diberitakan Al Jazeera, Sabtu (14/8/2020).
Kim bersikeras Korea Utara akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar ketika negara itu melakukan kampanye anti-virus korona yang agresif dan membangun kembali ribuan rumah, jalan, dan jembatan yang rusak akibat hujan lebat dan banjir dalam beberapa minggu terakhir.
Kantor KCNA Pyongyang juga mengatakan Kim menggantikan Kim Jae Ryong sebagai perdana menteri, menyusul evaluasi kinerja ekonomi kabinet dan menunjuk Kim Tok Hun sebagai penggantinya.
Selama pertemuan pada hari Kamis, Kim mengatakan sudah jelas setelah tiga minggu melakukan tindakan isolasi dan "verifikasi ilmiah" bahwa situasi virus di Kaesong stabil.
Baca: 60 Persen Warga Korea Utara Alami Krisis Kerawanan Pangan Akibat Pandemi Covid-19 dan Badai Jangmi
Ia menyatakan terima kasih kepada penduduk karena sudah bekerja sama ketika lockdown diberlakukan, lapor KCNA.
Selain itu, Korea Utara juga tengah menghadapi musibah banjir.
KCNA mengatakan 39.296 hektar (97.100 hektar) tanaman rusak secara nasional, 16.680 rumah, serta 630 bangunan umum hancur atau kebanjiran.
Ia menambahkan banyak jalan, jembatan dan bagian kereta api rusak.
Tidak disebutkan informasi apapun terkait dengan cedera atau kematian.
Kim menyatakan simpati kepada orang-orang yang berada di fasilitas sementara setelah kehilangan rumah karena banjir.
Dia menyerukan upaya pemulihan cepat sehingga tidak ada yang "tunawisma" pada saat negara itu merayakan ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh pada 10 Oktober.
Baca: Mampu Kemudikan Mobil saat Berusia Tiga Tahun, Kisah Kim Jong Un Masuk Kurikulum di Korea Utara