Kisah Abah Emang Pejuang Kemerdekaan Usia 99 Tahun, Terkena 8 Kali Tembakan, Tak Sadar 40 Hari

Kisah Abah Emang disorot media saat ditemui Anggota DPR RI Dedi Mulyadi di rumahnya yang sangat sederhana di Cirangkong, Purwakarta pada Sabtu, (15/8)


zoom-inlihat foto
dedi-mulyadi-dan-abah-emang.jpg
Tangkapan Layar Youtube Dedi Mulyadi
FOTO: Dedi Mulyadi dan Abah Emang


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Raut wajah Abah Emang memancarkan senyum ramah meski telah berusia 99 tahun.

Abah Emang merupakan pejuang Kemerdekaan RI.

Tubuhnya masih tegap meski berusia hampir satu abad.

Namun, dibalik tubuh tegapnya di sekujur tubuh pria lima anak ini ada delapan luka bekas tembakan peluru dari para tentara Belanda.

Ia juga mengaku pernah tak sadarkan diri selama 40 hari saat mempertahankan kemerdekaan,

Kisah Abah Emang disorot media saat ditemui Anggota DPR RI Dedi Mulyadi di rumahnya yang sangat sederhana di Cirangkong, Purwakarta pada hari Sabtu (15/8/2020).

Baca: Berlangsung Khidmat, Komunitas Ciliwung Depok Gelar Upacara di Pinggir Sungai Ciliwung

Sambil duduk di kursi kayu, Abah Emang kembali mengingat dirinya saat berjuang ketika agresi militer Belanda II.

Abah Emang bercerita menjadi tentara Republik Indonesia (TRI).

Saat itu, pangkat Abah Emang masih Pratu.

Ia bertugas di Batalyon 1 Resimen 7 Purwakarta, atau masuk dalam pertahanan TRI wilayah Bandung.

Tepatnya pada tahun 1948 atau 3 tahun seusai kemerdekaan, agresi militer kedua pecah, Abah Emang bersama puluhan tentara lain terlibat baku tembak dengan pasukan Belanda di perkebunan karet di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Baca: Benarkah Mikrofon Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah Hasil Curian? Ini Sejarahnya

Ternyata, yang gugur dalam pertempuran itu tidak hanya tiga kawan Abah Emang, tetapi satu kompi tertembus timah panas Belanda.

Bahkan Abah Emang sendiri tertembus 8 tembakan di punggung, tangan, kaki termasuk kepala.

Beruntung peluru mengenai kepalanya tidak separah yang didapatkan pada kaki kirinya.

Dengan delapan peluru yang bersarang di tubuhnya, saat itu Abah hanya pasrah kepada Tuhan.

Darah segar terus menutupi wajahnya. Bahkan dengan menahan sakit, ia hanya bisa tergeletak di perkebunan karet di Kalijati Subang.

Baca: Jelang Kemerdekaan 17 Agustus, Mengenal Sejarah BPUPKI, Sidang dan Pengurusnya

Tema Kemerdekaan Tahun Ini dan Makna Logo HUT ke-75 RI Beserta Link Download-nya.jpg (www.setneg.go.id)
Tema Kemerdekaan Tahun Ini dan Makna Logo HUT ke-75 RI Beserta Link Download-nya.jpg (www.setneg.go.id) (www.setneg.go.id)

Doanya terkabul, ketika itu ada dua perempuan melintas, dengan suara paraunya dia berteriak meminta tolong. Bahkan meminta kedua perempuan tersebut untuk membawakan air minum dan menutup wajahnya dengan dedaunan.

Awalnya kedua perempuan itu ketakutan apalagi dengan kondisi Abah Emang yang bersimbah darah, kedua perempuan tersebut memberi air yang dibawa dengan daun pisang.

Setelah meminum air itu, Abah Emang minta wajahnya ditutupi daun. Dengan alasan supaya dingin.

Bukannya dingin, ternyata Abah Emang semakin kepanasan ketika wajahnya tertutup daun pisang tersebut.

Baca: Sejarah Mesin Tik Alat Penyusun Naskah Proklamasi, Benarkah Dipinjam dari Nazi Jerman?

Makna logo HUT ke-75 Kemerdekaan RI.
Makna logo HUT ke-75 Kemerdekaan RI. (Kementerian Sekretariat Negara)




Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved