TRIBUNNEWSIWKI.COM - Arab Saudi telah menunjuk 10 wanita untuk menduduki jabatan senior di dua masjid suci di sana.
Hal ini diutarakan oleh pihak berwenang Minggu lalu, ketika negara Timur Tengah itu berupaya meningkatkan pekerjaan untuk para perempuan.
Penunjukan perempuan dalam posisi senior di lembaga-lembaga keagamaan jarang terjadi di kerajaan Islam.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman saat ini menjadi pelopor liberalisasi di negara kilang minyak itu.
Baca: Mantan Intel Arab Saudi Tuding Putra Raja Salman Kirim Pembunuh untuk Habisi Nyawanya
Baca: Pangeran Salman bin Saud Dituduh Kirim Pasukan Macan untuk Bunuh Intelijen Arab Saudi
Dikutip Tribunnewswiki dari France24, para wanita tersebut diangkat di dua masjid suci di Mekah dan Madinah di berbagai departemen.
Bahkan termasuk untuk bagian administrasi dan teknis.
Hal ini disebutkan oleh pimpinan umum urusan dua masjid suci tersebut.
Upaya perekrutan itu ditujukan untuk "memberdayakan perempuan Saudi dengan kualifikasi dan kemampuan tinggi", kata pernyataan itu.
Media Saudi mengungkap, kedua masjid suci tersebut sebelumnya merekrut 41 wanita dalam posisi kepemimpinan pada 2018 silam.
Pangeran Mohammed telah berusaha untuk meningkatkan lapangan kerja bagi perempuan sebagai bagian dari rencana "Visi 2030".
Yakni bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi kerajaan dan mengakhiri kecanduannya pada minyak.
Baca: Bebas dari Hukuman Mati di Arab Saudi, TKI Ety: Saya Nggak Merasa Bersalah, Allah yang Menjawab
Jumlah pekerja wanita di Arab Saudi mencapai 1,03 juta pada kuartal ketiga 2019, yaitu35 persen dari total angkatan kerja.
Sedangkan pada tahun 2015, pekerja wanita di negara Pertrodollar ini hanya 816.000.
Dalam reformasi lain, wanita di kerajaan sekarang diizinkan untuk mengendarai mobil, bioskop telah dibuka kembali, dan wanita serta pria juga diizinkan untuk berbaur di acara-acara, termasuk konser, dan di tempat umum.
Perlu diketahui, reformasi yang dilakukan ini juga disertai dengan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.
Arab Saudi telah menahan dan mengadili selusin aktivis wanita yang sudah lama berkampanye untuk hak mengemudi, bahkan ini juga memicu kecaman luas.
Beberapa aktivis menuduh mereka disiksa dan dilecehkan secara seksual oleh para interogator.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka, Kompas.com)