Tradisi Mekotek

Tradisi Mekotek merupakan tradisi turun temuruan dengan tujuan tolak bala dari Desa Munggu, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.


zoom-inlihat foto
tradisi-mekotek-bali3.jpg
Tribun Bali/Rizal Fanany
Sejumlah pemuda desa Munggu memanjat tumpukan kayu yang membentuk formasi menyerupai gunung dalam Tradisi Mekotek bertepatan dengan Hari Raya Kuningan di Desa Munggu, Mengwi, Sabtu (11/11). Tradisi ini dilaksanakan secara turun temurun digelar setiap enam bulan sekali berdasarkan kalender hindu yang bertujuan untuk memperingati kemenangan perang kerajaan Mengwi.

Tradisi Mekotek merupakan tradisi turun temuruan dengan tujuan tolak bala dari Desa Munggu, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.




  • Informasi Awal #


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tradisi Mekotek merupakan satu dari banyak tradisi yang terkenal di Bali.

Tradisi Mekotek merupakan tradisi tolak bala dari Desa Munggu, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.

Upacara Mekotek dilaksanakan dengan tujuan memohon keselamatan. Tradisi ini juga disebut dengan istilah ngerebek.

Mekotek merupakan warisan leluhur yang dilaksanakan turun temurun hingga saat ini oleh umat Hindu di Bali. (1)

Tradisi warisan Bali kuno ini dikenal juga dengan Gerebeg Mekotek yang digelar setiap 6 bulan sekali dalam kalender Hindu atau setiap 210 hari sekali. (2)

Pelaksanaan Tradisi ini tepatnya dilakukan saat perayaan hari raya Kuningan atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.

Tradisi Mekotek ini hanya digelar di desa Munggu saja, sehingga wisatawan yang datang ke bali tidak bisa menemukan tradisi ini pada daerah lainnya.

Lokasi desa Munggu Badung ini berdekatan dan mudah dijangkau dari pusat-pusat pariwisata Bali Selatan, seperti Canggu, Kuta, Nusa Dua, Jimbaran, bandara Ngurah Rai dan dekat juga dengan kota Denpasar.

Tradisi Mekotek di Desa Munggu, Badung ini digelar dengan tujuan atau sebagai prosesi tolak bala, melindungi dari serangan penyakit dan memohon keselamatan.

Baca: Tradisi Toron

Baca: Pemakaman Adat Desa Trunyan Bali

  • Pelaksanaan #


Upacara Mekotek digelar setiap 6 bulan sekali atau 210 hari (berdasarkan kalender Hindu) pada hari Sabtu Kliwon Kuningan.

Pelaksanaan tradisi ini tepatnya dilakukan pada hari raya Kuningan atau selesai hari raya Galungan.

Dahulu, perayaan Mekotek menggunakan besi, yang memberikan semangat juang untuk ke medan perang atau dari medan perang.

Namun, karena banyak peserta yang terluka, maka tombak dari besi tersebut diganti dengan tongkat dari kayu pulet yang sudah dikupas kulitnya dan diukur panjangnya sekitar 2-3,5 meter.

Para peserta diwajibkan mengenakan pakaian adat madya yaitu kancut dan udeng batik dan berkumpul di pura dalem Munggu.

Setelah berkumpul, mereka melakukan persembahyangan dan ucapan terima kasih atas hasil perkebunan.

Setelah itu, seluruh peserta melakukan pawai menuju sumber air di kampung Munggu.

Upacara ini diikuti oleh 2000 peserta, yakni penduduk Munggu yang terdiri dari 15 banjar turun ke jalan dari usia 12 hingga 60 tahun.

Para peserta dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 50 orang di tiap kelompoknya.

Tongkat kayu yang dibawa, diadu di atas udara membentuk piramida atau kerucut.

Bagi peserta yang punya nyali, naik ke puncak kumpulan tongkat kayu tersebut dan berdiri diatasnya dan memberikan komando semangat bagi kelompoknya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok lain.

Komando yang diberikan oleh orang yang berada di puncak tongkat adalah menabrak kumpulan tongkat lawan atau kelompok lain.

Tradisi Mekotek ini diiringi dengan gamelan untuk menyemangati para peserta. (3)

Tradisi Mekotek
Tradisi Mekotek atau ngrebeg merupakan tradisi sakral dari Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.

  • Sejarah #


Tradisi Mekotek atau Ngrebeg Mekotek ini sudah mendapat setifikat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 27 Oktober 2016 sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.

Tradisi Mekotek ini sangat diyakini masyarakat sebagai tradisi yang sakral penolak bala untuk mengusir roh jahat.

Tradisi mekotek merupakan tradisi yang sudah ada sejak Kerjaan Mengwi.

Tradisi Mekotek saat itu pernah dihentikan oleh Belanda karena dianggap sebagai pemberontakan.

Namun saat dihentikan, masyarakat desa terkena wabah penyakit.

Banyak dari warga desa tersebut meninggal dunia secara beruntun.

Warga pun percaya jika hama wereng yang menyerang sawahnya juga terjadi karena Tradisi Mekotek tak dilaksanakan.

Kemudian setelah berunding dengan Belanda, tradisi Mekotek bisa kembali.

Karena Belanda mengira Tradisi Mekotek untuk menyerang mereka, maka syarat agar tradisi tersebut dilaksanakan kembali yakni mengganti tombak dengan tongkat yang atasnya diikat pandan berduri.

Diketahui, ketajaman dan tamiang tersebut merupakan simbol permohonan dari Tradisi Mekotek. (4)

Baca: Upacara Ngaben

Baca: Nyuncun Pahakh (Nyuncun Pahar)



Nama Tradisi Tradisi Mekotek
Asal Bali
Tempat Pelaksanaan Desa Munggu, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, Indonesia.
Tujuan Tolak Bala
   


Sumber :


1. id.wikipedia.org
2. www.balitoursclub.net
3. bali.tribunnews.com


BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved