"Kalau hal seperti itu masih terjadi, masa mau dipermanenin?"
"Buat apa kalau fasilitas kita tak mendukung? Padahal pendidikan offline pun di Indonesia masih belum merata," terangnya.
Berikan Saran untuk Pemerintah
Oleh sebab itu, Syamil memberikan beberapa saran berdasarkan pengalaman dari beberapa pelajar di penjuru Indonesia.
Ia berharap apabila pemerintah dalam hal ini Kemendikbud, bekerja sama dengan BUMN untuk memberi jam kuota gratis untuk para kalangan pendidikan.
"Saran saya Kemendikbud sama BUMN bergabung untuk memberikan jam kuota gratis bagi para kalangan pendidikan."
"Umumnya PJJ berlaku dari pukul 06.00 sampai pukul 12.00, di zona merah yang tidak boleh masuk sama sekali diberikan fasilitas semacam itu."
"Jadi teman-teman tidak ada lagi yang mengeluh tidak ikut sekolah online karena tidak memiliki kuota," paparnya.
Syamil Shafa Besayef kala menghadiri peringatan Hari Anak Nasional dan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, pada Kamis (23/7/2020) lalu.
Namun, sayangnya, saran tersebut tidak bisa digunakan untuk para pelajar di pedalaman.
Sebab, bila difasilitasi kuota gratis pun tidak berpengaruh, lantaran sulitnya mencari sinyal.
Terakhir, Syamil mengingatkan kepada para pelajar untuk tetap semangat belajar dalam kondisi apapun.
"Saya rasa 75 tahun Indonesia merdeka, untuk generasi kita, generasi emas di 2045, kalau memang kita bersantai dengan PJJ, kita akan ketinggalan," tegasnya.
Hingga Senin (10/8/2020), video dirinya mengkritisi 'sekolah online' telah ditonton sebanyak lebih dari 40 ribu kali dan dikomentari ratusan ribu oleh warganet di Instagram.
Bahkan, videonya juga telah diunggah ulang oleh beberapa akun Instagram lain di jagat maya.
(Tribunnews.com/Maliana)(Tribunnewswiki/Al)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Kritikan Siswa SMA soal Pembelajaran Jarak Jauh: Terkendala Gadget, Kuota, hingga Sinyal