TRIBUNNEWSWIKI.COM - Gunung Sinabung erupsi pada Senin (10/8/2020) pagi, yang menyebabkan dua kecamatan di Kabupaten Karo gelap gulita.
Dua kecamatan yang mengalami gelap ini, yakni di Kecamatan Namanteran dan Kecamatan Berastagi.
Erupsi kali ini memperlihatkan Gunung Sinabung memuntahkan dua kali material vulkaniknya berupa awan panas.
Sekitar pukul 10.16 WIB, erupsi pertama Gunung Sinabung terjadi.
Saat itu, gunung aktif tersebut memuntahkan abu vulkanik dengan tinggi kolom abu apai 5.000 meter.
Tak berhenti di situ, erupsi kedua pun terjadi pada pukul 11.17 WIB.
Erupsi kedua memiliki kolom abu vulkanik yang tak setinggi erupsi pertama, yakni capai 2.000 meter.
Ya benar untuk hari ini sudah dua kali erupsi, tadi sekitar pukul 11.17 WIB kembali erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 2000 meter," ujar pengamat Gunung Sinabung Armen Putra.
Erupsi Gunung Sinabung tersebut membuat dua kecamatan gelap karena tertutup kolom.
Baca: 17 Pendaki Asal Jakarta Kecelakaan Mobil di Karanganyar Setelah Mendaki Gunung Lawu, 1 Orang Tewas
Baca: Kembali Makan Korban Tewas, Ini 5 Fakta Gunung Piramid yang Jarang Diketahui Orang
Padahal saat itu kejadian di siang hari, namun keadaan sekitar terlihat seperti sudah malam.
Menurut informasi yang didapat, untuk di Kecamatan Namanteran hampir rata mengalami kondisi tertutup abu vulkanik.
Sedangkan untuk di Kecamatan Berastagi, kawasan yang terdampak paling parah di seputar simpang Desa Doulu.
Seorang warga Kecamatan Namanteran, Naik Sitepu, mengatakan, sebelum terjadi erupsi, dirinya sempat mendengar suara gemuruh dari dalam gunung.
Saat itu, Naik Sitepu sedang berada di ladang.
"Pas erupsi tadi saya lagi di ladang, terus ada suara gemuruh dari gunung. Pas saya lihat, enggak lama langsung keluar abunya," ujar Naik, saat ditemui di Desa Namanteran, Kecamatan Namanteran.
Naik menjelaskan, abu yang membubung tinggi itu berlangsung cukup cepat.
Banyaknya abu yang keluar dari perut Gunung Sinabung membuat kondisi di desanya gelap seperti malam hari.
"Tinggi langsung abunya, terus karena tebalnya sampai enggak nampak lagi apa-apa, seperti sudah malam," katanya.
Ketika ditanya intensitas abu yang menutupi cahaya matahari itu, Naik menjelaskan jika kondisi itu berlangsung cukup lama, kurang lebih sekitar setengah jam.
"Lama juga itu gelapnya, ada mungkin setengah jam lebih," ucapnya.
Baca: Hilang di Gunung Piramid Bondowoso, Jenazah Arik Multazam Akhirnya Ditemukan dalam Keadaan Telungkup
Baca: Gunung Piramid Bondowoso Makan Korban Lagi, Pelajar asal Tangerang Hilang Setelah Berfoto di Puncak
Warga lainnya yang juga dari desa serupa, Soni Leonardo Milala mengatakan hal yang tak jauh berbeda.
Ia menjelaskan, pada saat erupsi pertama dan kedua tadi bahkan kondisi di desanya mengalami gelap gulita.
Tebalnya abu vulkanik yang membubung tinggi membuat sinar matahari tidak dapat tertembus.
"Gelap kali tadi di sini bang, belum siang tadi itu sudah seprti pukul 20.00 WIB, soalnya apapun enggak nampak lagi," katanya.
Di desa tersebut, warga sekitar juga sudah mulai melakukan pembersihan secara mandiri.
Mulai dari menyapu abu vulkanik dengan alat seadanya, hingga melakukan penyemprotan dengan menggunakan mesin semprot yang biasa digunakan untuk menyemprot lahan pertaniannya.
(TribunnewsWiki.com/Restu, Tribun-Medan.com/Muhammad Nasrul)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Erupsi Gunung Sinabung Senin Siang, Dua Kecamatan Gelap Gulita Selama Setengah Jam