TRIBUNNEWSWIKI.COM - Anggota parlemen Majelis Nasional Korea Selatan (semacam DPR RI), Ryu Ho-jeong (28), yang memakai gaun pendek berwarna merah saat menghadiri rapat di parlemen, menuai kontroversi dan malah menjadi perdebatan sengit.
Isu ini menjadi viral di Korea Selatan lantaran memunculkan hal yang tidak terpikirkan sebelumnya, yakni aturan berpakaian yang pantas di Majelis Nasional.
Ryu Ho-jeong menghadapi pengawasan ketat di berbagai komunitas online minggu ini yang termasuk komentar misoginis dan seksis yang menyamakannya dengan "gadis panggilan" atau "pelayan bar."
Mengutip ABC News, limpahan komentar negatif berbenturan dengan sorak-sorai online yang mendukung kebebasan memilihnya.
Sebuah debat aktif, kata para analis, yang mencerminkan perpecahan generasi dan budaya yang dalam di masyarakat yang sebagian besar konservatif atas norma-norma sosial.
"Pekerjaan anggota dewan adalah pelayanan publik yang diawasi oleh semua warga, jadi mereka harus tetap berpegang pada formalitas ketika menjalankan pekerjaan mereka," kata Jung Yoojin, seorang senior perguruan tinggi yang belajar di Korea Selatan, kepada ABC News.
Baca: Aturan Covid-19 di Korea Selatan Ketat, Rencana TC Timnas Indonesia U-19 Bikin PSSI Bimbang
"Bahkan mahasiswa pun berdandan formal saat melakukan presentasi di kelas. Muncul dengan gaun merah sepertinya tindakan yang bertentangan dengan sentimen nasional."
Tapi Ryu, yang merupakan anggota termuda di majelis, mengabaikan reaksi negatif yang mengatakan bahwa "otoritas Majelis Nasional tidak dibangun dengan mengenakan jas".
"Majelis Nasional berpusat pada pria paruh baya berusia 50-an, dan saya ingin menghentikan praktik ini yang diwakili oleh jas dan dasi gelap dengan mengenakan pakaian kasual," katanya kepada ABC News.
Majelis Nasional Korea Selatan yang beranggotakan 300 orang telah menjadi beragam usia dan jenis kelamin dalam beberapa dekade terakhir, tetapi sebagian besar masih terdiri atas pria paruh baya.
Baca: Beasiswa Pelatihan Bahasa Korea dari Korea Foundation, Dapat Uang Saku hingga Rp 12 Juta Per Bulan
Sebanyak 97 persen anggota parlemen berusia di atas 40 tahun, sementara hanya 3 persen di bawah 30 tahun, dan 84,3 persen adalah laki-laki, menurut laporan Komisi Pemilihan Umum Nasional.
"Orang Korea cenderung menganggap Majelis Nasional sebagai tempat kekuasaan yang serius dan khusyuk. Ada juga sisa-sisa formalitas yang masih mendominasi masyarakat ini," kata Lee Joohee, direktur Pusat Pengembangan Karir Sosiologi Universitas Wanita Ewha kepada ABC News.
"Saya melihat pakaian Ryu sebagai representasi dari orang-orang berusia 20-an," kata Kim Sunwoo, seorang lulusan perguruan tinggi yang mencari pekerjaan.
"Ryu mengenal para pendukungnya dan tahu bagaimana mengkonsolidasikan orang-orang itu dengan mewakili mereka di Majelis Nasional."
Dengan mempertimbangkan pemilih muda, sesama anggota parlemen dengan cepat mendukung pakaian tidak konvensional Ryu untuk bekerja yang di masa lalu termasuk jeans, celana pendek, dompet kuning, dan ransel.
"Saya tidak setuju dengan kritik yang berlebihan terhadap apa yang dia (Ryu) kenakan. Saya menghargai dia karena melanggar kekakuan dan otoritarianisme yang berlebihan di dalam Majelis Nasional," kata Anggota Majelis Ko Min Jeong di halaman Facebook-nya, Kamis.
"Bagi saya, Majelis Nasional adalah tempat kerja. Saya memakai apa yang saya yakini nyaman untuk bekerja," kata Ryu.
Ryu terkejut dengan banyaknya orang yang tertarik dengan pakaian kasualnya di Majelis Nasional, seperti yang telah dilakukannya sejak sidang dibuka dua bulan lalu.
Baca: Wali Kota Seoul Korea Selatan Park Won-soon Dilaporkan Hilang, Polisi Lakukan Pencarian
Gaun merah adalah gaun umum yang akan dikenakan oleh wanita bisnis lain seusianya, dan itulah mengapa dia memilih untuk memakainya saat bekerja, katanya.
Gaun bermotif merah karya Jucy Judy, brand retail asal Korea, kini sudah terjual habis.
Gaun dijual dengan harga dari 88.000 won hingga lebih dari 100.000 atau Rp 1,1 juta hingga Rp 1,2 juta (kurs Rp 12/won).