Punya Sistem Kontrol Elektronik Canggih, Apakah Motor MotoGP Terlalu Mudah Dikendarai?

Kini motor MotoGP menggunakan mesin 1.000 cc 4-tak dan bisa melaju di trek dengan kecepatan lebih dari 350 km/jam


zoom-inlihat foto
sesi-latihan-ketiga-di-motogp-andalusia.jpg
JAVIER SORIANO / AFP
Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (kanan), dan pembalap Aprilia Factory Racing, Bradley Smith, melihat ke belakang saat sesi latihan ketiga di MotoGP Andalusia, 25 Juli 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tidak diragukan bahwa motor MotoGP adalah prototipe roda dua tercanggih di dunia yang menggunakan mesin pembakaran dalam atau internal combustion engine.

Sejak dibalapkan pertama kali tahun 1949, motor MotoGP telah memiliki banyak pengembangan dan perubahan.

Kini motor MotoGP menggunakan mesin 1.000 cc 4-tak dan bisa melaju di trek dengan kecepatan lebih dari 350 km/jam.

Dapat dikatakan, mesin motor MotoGP saat ini adalah puncak pengembangan mesin motor, sasis, dan teknologi kontrol elektronik selama 125 tahun.

Namun, dengan segala kecanggihan itu, apakah motor MotoGP terlalu mudah dikendarai?

Dilansir dari Motorsportmagazine, Mat Oxley, jurnalis MotoGP, mengatakan tidak.

Menurutnya, motor ini mudah dikendarai dengan beberapa cara, tetapi tidak dengan cara lainnya.

Baca: Motor MotoGP 4-Tak: Mengenal Sejarah Honda RC213V, Yamaha YZR-M1, dan Ducati Desmosedici GP

Baca: Fantastis, Daya Motor MotoGP Ducati Milik Andrea Dovizoso Dirumorkan Bisa Mencapai 300 Dk

Motor MotoGP Honda RCV211V yang pernah digunakan Valentino Rossi
Motor MotoGP Honda RCV211V yang pernah digunakan Valentino Rossi (Commons.wikimedia.org)

Berdekade-dekade lalu, para pembalap berjuang agar bisa melaju secepat yang mereka bisa karena mereka menghabiskan banyal waktu treknya untuk menjaga motornya tetap melaju.

Bahkan pada tahun 1960-an dan 1970-an, pembalap membawa cadangan busi dan kunci busi.

Jadi, ketika businya berminyak, mereka bisa menggantinya dan lanjut membalap.

Ketika teknologi makin berkembang dan motor menjadi lebih baik, mereka bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir mengenai cara melaju cepat dan mendapat lap time lebih baik.

Selama 30 tahun belakangan ini, mereka bisa fokus 100 persen pada lap time karena motor lebih mudah dikendarai, tetapi tidak lebih mudah untuk diajak balapan.

Pada musim 1998, motor mulai menggunakan bahan bakar tanpa timbal dan power delivery menjadi lebih lembut.

Ketika kelas premier berganti format dari Grand Prix 500 2-tak menjadi MotoGP 4-tak, motor menjadi lebih mudah dikendarai.

Honda NSR500 yang dipakai Valentino Rossi
Honda NSR500 yang dipakai Valentino Rossi (Commons.wikimedia.org)

Baca: Valentino Rossi Kangen Naiki Motor MotoGP Honda RC211V yang Pernah Mengantarnya Jadi Juara

Baca: Motor MotoGP Bisa Ganti Gigi 111 Kali dalam Satu Kedipan Mata? Begini Penjelasannya

Meski demikian, kata Oxley, hal ini tidak membuat motor digunakan digunakan sampai batas absolut.

"Semuanya lebih lembuh dengan 4-tak," kata Valentino Rossi yang menjuarai era 2-tak terakhir, dikutip dari Motorsportmagazine.

Namun, angka kecelakaan rata-rata Rossi selama 18 tahun di MotoGP lebih tinggi dari selama dua tahun dia Grand Prix 500.

Menurut Oxley, kontrol traksi adalah langkah selanjutnya, paling tidak secara teori.

"Semakin cerdas seorang pembalap, semakin banyak yang didapatkanya dari elektronik ini; beberapa pembalap terlalu bodoh sehingga tidak mendapat apa pun," kata Jim Burgess, kepala mekanik Rossi

Pada musim 2007, ketika Casey Stoner sedang berjaya, dia tidak menyukai kontrol traksi.

Oxley mengatakan Stoner adalah salah satu pembalap tercerdas.

Dia ingin kontrol traksi menyelamatkan dalam sebuah krisis, tetapi dia cenderung membenci teknologi itu.

Pembalap Australia itu merasa kontrol traksi mengganggu hubungannya dengan motornya melalui pemutusan pengapian dan kontrol torsi.

Baca: Jangan Sampai Senggol Knalpot Motor MotoGP, Suhunya Tembus 700 Derajat Celcius!

Baca: Manajer Repsol Honda Alberto Puig Tidak Khawatir Data Motor MotoGP RC213V Dibocorkan Jorge Lorenzo

Layaknya para pembalap tercepat di generasi MotoGP, Stoner mematikan traksi kontrol di motornya.

Meski demikian, Oxley mengatakan kontrol traksi membantu pembalap berkemampuan lebih rendah dalam mengejar para pembalap terbaik.

Oleh karena itu, Stoner dan pembalap cepat lainnya harus mencari sisi lain agar dapat meninggalkan mereka di belakang.

Di waktu lain, Stoner memilih menggunakan rev limiter agar bisa menghindari penggunaan kontrol traksi, misalnya di tikungan tiga di Valencia.

"Pada dasarnya elektronik itu hal yang sama dengan rev limiter, mereka hanya memutus lebih awal," kata Stoner.

Kontrol traksi dengan jelas telah mengurangi highside mengerikan di MotoGP.

Namun, saat ini ada lebih banyak kecelakaan daripada sebelumnya, karena ada beberapa area tempat pembalap bisa mempercepat lap time-nya, sehingga mereka mengambil risiko lebih besar ketika berada di tikungan.

Pembalap MotoGP saat ini memiliki yang terbaik dalam hal mesin, sasis, rem, suspensi, elektronik, dan ban.

Jika ditanya apakah hal itu membuat motor lebih mudah dikendarai?

Oxley mengatakan "ya", jika motor MotoGP digunakan membalap secara "lembut" untuk beberapa lap.

Namun, berbagai teknologi itu tidak membuat motor lebih mudah digunakan untuk membalap sampai limit.

(Tribunnewswiki/Tyo)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved