TRIBUNNEWSWIKI.COM - Media sosial dihebohkan dengan klaim thermo gun yang membahayakan otak manusia.
Apakah hal tersebut benar menurut kesehatan?
Berikut adalah penjelasan dari dokter.
Sebelumnya, viral sebuah klaim tentang radiasi laser termometer tembak atau Thermo Gun yang dikatakan berbahaya bagi tubuh manusia.
Thermo gun menjadi barang yang sering digunakan saat pandemi Covid-19.
Kegunaan barang tersebut adalah untuk mengukur suhu seseorang demi mencegah penyebaran virus corona.
Video viral tersebut memuat seorang ekonom mengatakan bahwa thermo gun berbahaya bagi tubuh manusia dan dapat merusak otak.
Baca: Viral Video Ekonom Ichsanuddin Sebut Thermo Gun Bisa Rusak Otak, Direktur RS PTN UNUD Angkat Bicara
Baca: Sederet Pekerjaan Baru yang Muncul Akibat Pandemi Corona: Pengukur Suhu hingga Penguji Covid-19
Klaim ini dinyatakan oleh ekonom Ichsanuddin Noorsy, melalui sebuah video wawancara bersama Helmy Yahya.
Dalam wawancara tersebut, Helmy Yahya berbicara mengenai penggunaan Thermo Gun di berbagai tempat saat pandem Covid-19 saat ini.
Ichsanuddin Noorsy kemudian menanggapi pernyataan Helmy itu.
Dia mengatakan bahwa laser dari Thermo Gun bisa merusak otak.
"Kalau saya nolak. Kalau mau periksa (suhu tubuh) saya, periksa di sini (telapak tangan). Karena termometer itu dipakai untuk memeriksa kabel panas, bukan untuk temperatur manusia," ujar Ichsanuddin Noorsy.
"Kita tidak tahu dampak kerusakan pada struktur otak. Saya enggak mau," sambung dia.
Video berdurasi 2 menit 2 detik yang kini tengah beredar di sosial media itu, rupanya merupakan potongan video yang disebarkan Channel YouTube Mayor Saleh Nasionalis Karaeng Sila dengan judul "VIRALKAN !!! Radiasi Laser THERMO Gun Ternyata berbahaya, Simak Penjelasannya".
Dengan beredarnya klaim tersebut membuat masyarakat jadi bertanya-tanya akan kebenarannya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD, mengatakan penggunaan Thermo Gun memiliki tingkat bahaya yang cenderung rendah.
Namun hal itu bisa dikatakan apabila alat pengukur suhu tubuh itu memang dinilai berbahaya.
"Radiasi thermo-gun yang lazim dipakai jauh lebih rendah intensitasnya ketimbang alat-alat lain yang sudah dipakai publik setiap hari." ujar seorang dokter yang akrab disapa dr. Koko, seperti dihubungi GridHEALTH.id, Senin (20/7/2020).
Lebih lanjut, dr. Koko menjelaskan alat-alat itu misalnya, handphone, earphone bluetooth, dan microwave.
"Dan radiasi dari alat-alat tersebut masih dibawah ambang batas yang bisa ditoleransi." tambahnya.