Meski rata-rata pengeluaran per kapita pada Desil 1 periode September 2019–Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 1,67 persen namun peningkatannya lebih rendah dibandingkan pertumbuhan garis kemiskinan yang sebesar 3,20 persen.
Baca: Kemendikbud Beri Keringanan Biaya Kuliah, Ini Syarat Agar Dapat Bantuan UKT (SPP) Selama 1 Semester
Baca: Aturan Direvisi, Peserta Kartu Prakerja Wajib Kembalikan Uang Bantuan Apabila Tak Penuhi Syarat
Selain itu, pada Maret 2019, Susenas BPS menunjukkan penduduk hampir miskin yang bekerja di sektor informal mencapai 12,15 juta orang.
"Kelompok ini merupakan kelompok penduduk yang rentan terhadap kemiskinan dan paling terdampak dengan adanya pandemi Covid-19," ujar Suhariyanto.
Lampaui Batas Bawah
Peningkatan angka kemiskinan pada periode September 2019 hingga Maret 2020 ini pun sudah melampaui batas bawah skenario berat kenaikan penduduk miskin versi pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya sempat mengatakan angka kemiskinan, menurut dia akan meningkat hingga 1,1 juta orang untuk skenario berat.
Sementara untuk skenario yang lebih berat, tambahan angka kemiskinan akan sebanyak 3,78 juta orang.
Ketika ditemui usai melakukan rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Bendahara Negara itu mengatakan pihaknya akan menambah bantuan sosial baik yang berupa bansos tunai maupun non tunai.
"Untuk PKH (Program Keluarga Harapan) ditambahkan beras, untuk UMKM bansos produktif," jelas dia, Rabu (16/7/2020).
Sri Mulyani menjelaskan, untuk pelaku UMKM yang belum tersentuh oleh perbankan akan diberi bantuan dalam bentuk bansos serupa kredit namun tidak dibebani kewajiban untuk mengembalikan dana yang diberikan.
"Sehingga yang di level betul-betul di bawah memiliki daya tahan, seperti ultra mikro, mekaar, kredit pegadaian, koperasi, semuanya masuk target kita," ujar Sri Mulyani.
"Dengan Kemensos, KemenkopUMKM, sedang kita identifikasi," tukas dia.
Update Covid-19 di Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengumumkan kabar duka terkait penularan virus corona yang masih terjadi di masyarakat.
Diketahui, ada tambahan 87 pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam sehari, berdasarkan data hingga Rabu (15/7/2020).
Penambahan ini terjadi dalam 24 jam terakhir, terhitung sejak pukul 12.00 WIB pada Selasa (14/7/2020) hingga Rabu pukul 12.00 WIB .
"Ada 87 pasien meninggal dunia, sehingga total ada 3.797 pasien meningggal dunia hingga saat ini," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Rabu sore.
Berdasarkan catatan dari Kompas.com, penambahan pasien meninggal Selasa ini merupakan yang tertinggi sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Sebelumnya, penambahan jumlah pasien meninggal terbanyak dalam 24 jam tercatat pada 5 Juli 2020. Saat itu ada 82 pasien meninggal dalam satu hari.
Berdasarkan data yang dipaparkan Yuri pada Rabu sore, ada lima provinsi dengan total kasus kematian tertinggi.