TRIBUNNEWSWIKI.COM - Berbicara tentang pamannya, Mary Trump, keponakan Donald Trump, meminta Presiden AS tersebut untuk mundur.
Mary Lea Trump mengakui Donald Trump punya pengaruh besar atas hidupnya dan keluarga.
Diketahui perempuan kelahiran 1965 ini menulis buku yang berjudul 'Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man' yang mengisahkan seputar kehidupan Donald Trump yang membentuknya hingga saat ini.
Terbit pada 14 Juli 2020, buku ini merinci bagaimana penulis mengungkapkan kehidupan keluarga Trump dan kisah lain dengan menggunakan sumber anonim.
Diterbitkan Simon & Schuster, selaku penulis, Mary Trump adalah lulusan doktor psikologi klinis di Adelphi University tahun 2020.
"Jika kamu berada di Oval Office (Kantor Presiden AS) hari ini, apa yang akan kamu katakan padanya (Donald Trump)?," tanya Pemimpin Redaksi ABC News, George Stephanopoulos padanya dalam sebuah wawancara eksklusif ABC News.
"Mundurlah," jawab Mary Trump.
Baca: Keponakan Presiden AS Tulis Buku, Sebut Berlaku Curang Sudah Jadi Jalan Hidup Donald Trump
Mary menyebut bahwa pamannya adalah seorang pria yang sama sekali tidak mampu memimpin Amerika Serikat.
Ia menyebut akan berbahaya jika Donald Trump dibiarkan memimpin negeri Paman Sam.
Mary ingat dirinya pernah mengunjungi pamannya di Oval Office tiga bulan setelah pelantikan Trump.
"Dia sudah tampak sangat tegang karena tekanan... Aku ingat saat itu berpikir, dia tampaknya lelah dan sepertinya itu tak cocok baginya (menjadi Presiden)," katanya.
Pernyataan Mary Trump untuk pamannya tersebut secara ekslusif disiarkan dalam wawancara di program 'World News Tonight With David Muir', Selasa (14/7/2020).
Kemudian pada pagi harinya dalam program 'Good Morning America', Rabu (15/7/2020) setelah bukunya diterbitkan.
Baca: Kekayaan Jeff Bezos Meroket di Tengah Pandemi Covid-19, Nasib Donald Trump Justru Bertolak Belakang
Too Much and Never Enough
Buku karya Mary Trump ini mengungkapkan secara pedas Donald Trump dan relasinya dengan keluarga, masalah hukum, keuangan dan kekerabatan.
Robert Trump, adik laki-laki Trump dikabarkan sempat mendesak pengadilan untuk memblokir rilis buku tersebut.
Ia juga sempat meminta pengadilan untuk memblokir upaya promosi buku ini, tetapi pengadilan New York memutuskan bahwa Mary punya hak bebas menyatakan pendapat di muka umum.
Tentang Trump
Dalam wawancara di ABC News, Selasa (14/7/2020), Mary menyebut bahwa kakek Donald Trump adalah seorang 'sosiopat'.
Kakek Trump dinilai Mary gigih membentuk sanak keluarganya agar menjadi tokoh terkemuka.
Menurut Mary, langkah ini, digunakan untuk tujuannya sendiri.
"Mustahil mengenal Donald Trump sekarang tanpa melihat siapa orang yang mengajarinya. Jelas ia belajar dari kakeknya," ungkap Mary.
Menurut Mary, ketegangan dalam keluarga Trump memuncak pada 1999, setelah kakeknya meninggal.
Baca: Patung Ibu Negara Melania Trump Dibakar di Slovenia saat Perayaan Hari Kemerdekaan AS
Dia dan saudaranya mengaku menolak apa yang sang kakek inginkan padanya.
"Ini membuat kita lebih sakit dan membuat kita lebih putus asa," kata Mary yang mengakhiri keikutsertaan di perusahaan asuransi kakeknya.
Meski mencapai penyelesaian asuransi, tetapi ia menggambarkan ada cara yang tidak adil.
Diketahui ayah Mary, Fred Trump Jr., meninggal dunia pada 1981.
Fred adalah saudara laki-laki tertua Donald Trump.
Respons Gedung Putih
Gedung Putih merespons pernyataan Mary di media, Selasa (14/7/2020).
"Mary Trump dan penerbit mungkin mengklaim bertujuan untuk kepentingan umum, tetapi buku ini jelas untuk kepentingan finansial penulis sendiri," tulis pernyataan Gedung Putih.
"Presiden Trump telah menjadi Presiden selama lebih dari tiga tahun dan bekerja atas nama rakyat Amerika? - mengapa baru bicara sekarang?"
"Presiden menerangkan hubungannya dengan sang ayah begitu hangat dan ayahnya begitu baik padanya. Dia mengatakan ayahnya penuh kasih sayang dan sama sekali tidak keras terhadapnya sebagai seorang anak," lanjut pernyataan itu.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)