TRIBUNNEWSWIKI.COM - Turki secara resmi telah mengubah status Hagia Sophia dari sebuah museum menjadi masjid.
Sontak, keputusan ini menuai pro dan kontra di dunia internasional.
Banyak negara yang justru menyayangkan langkah Turki, seperti diberitakan Al Jazeera, Minggu (12/7/2020).
Presiden tetap melanjutkan rencana itu meskipun ada seruan dari sekutu NATO Amerika Serikat dan Rusia, yang beberapa waktu terakhir memiliki kedekatan dengan Ankara.
Yunani dengan cepat mengutuk tindakan itu sebagai provokasi, Prancis menyesalkannya sementara AS juga menyatakan kekecewaannya.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko pada hari Sabtu mengatakan Moskow menyesali keputusan tersebut.
"Katedral itu berada di wilayah Turki, tetapi tanpa pertanyaan warisan semua orang," katanya kepada kantor berita Interfax.
Dewan Gereja Sedunia menulis kepada Erdogan untuk mengungkapkan "kesedihan dan kegelisahan" atas langkah itu dan mendesaknya untuk membalikkan keputusannya.
Baca: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Umumkan Perubahan Museum Hagia Sophia Menjadi Masjid
Sebagai museum Warisan Dunia, "Hagia Sophia telah menjadi tempat keterbukaan, pertemuan, dan inspirasi bagi orang-orang dari semua bangsa," sekretaris jenderal sementara Ioan Sauca mengatakan dalam sebuah surat yang dirilis pada hari Sabtu.
Sauca mengatakan status museum telah menjadi "ekspresi yang kuat" dari komitmen Turki terhadap inklusi dan sekularisme.
Uskup Hilarion yang mengepalai departemen Gereja Ortodoks Rusia untuk hubungan gereja eksternal, juga menyatakan kesedihannya.
"Ini merupakan pukulan bagi Kekristenan global ... Bagi kami [Hagia Sophia] tetap merupakan katedral yang didedikasikan bagi Juru Selamat," katanya kepada TV Rossiya24 yang dikontrol pemerintah Jumat malam.
Tetapi Ozgur Unluhisarcikli, direktur Ankara dari German Marshall Fund, mengatakan kepada AFP, langkah itu akan memenangkan hati dan pikiran di rumah karena kebanyakan orang Turki "akan mendukung keputusan seperti itu untuk sentimen keagamaan atau nasionalis.
"Ini adalah debat yang tidak bisa dihilangkan oleh presiden Erdogan dan oposisi tidak bisa menang. Faktanya, masalah ini juga berpotensi untuk memecah belah partai-partai oposisi."
Sekutu nasionalis Erdogan, Devlet Bahceli, menyambut keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa pembukaan kembali Hagia Sophia untuk ibadah Muslim "telah lama menjadi keinginan kita."
Sejarah Hagia Sophia
Pengalihan fungsi kembali Hagia Sophia telah menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Memang tak mudah bagi Turki untuk memutuskan.
Pasalnya, bangunan bersejarah ini memiliki keterkaitan dengan beragam budaya.
Dari simbol Kristen setelah didirikan oleh kaisar Bizantium Justinian I pada abad keenam, hingga lambang pengaruh luas Kekaisaran Ottoman Muslim.