TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah penelitian terbaru telah menemukan bukti kuat bahwa bentuk baru virus corona telah menyebar dari Eropa ke AS.
Mutasi baru tersebut membuat virus lebih mudah menginfeksi manusia, namun tampaknya tidak membuat mereka lebih sakit daripada variasi virus sebelumnya, tim peneliti internasional melaporka pada Kamis (2/7/2020).
"Sekarang ini (virus corona) adalah bentuk dominan yang menginfeksi manusia," Erica Ollmann Saphire dari La Jolla Institute for Immunology dan Coronavirus Immunotherapy Consortium kepada CNN.
"Sekarang ini adalah yang virus,” sebutnya
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell tersebut didasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan para peneliti yang dirilis pada server pracetak pada awal tahun.
Dilansir oleh CNN, informasi yang dibagikan tentang urutan genetik telah mengindikasikan bahwa versi virus mutan tertentu mengambil alih.
Sekarang para peneliti tidak hanya memeriksa lebih banyak urutan genetik, tetapi mereka juga menjalankan percobaan yang melibatkan manusia, hewan, dan sel dalam cawan laboratorium yang menunjukkan versi mutasi lebih umum dan lebih menular daripada virus corona versi lain.
"Kami tahu bahwa virus baru itu lebih bugar. Sekilas tidak terlihat seperti lebih buruk," kata Saphire.
Baca: Studi Ungkap Penggunaan Hidroksiklorokuin Dapat Kurangi Tingkat Kematian pada Pasien Covid-19
Baca: Studi: Virus Corona Kemungkinan Dapat Secara Langsung Menginfeksi Sel-sel Jantung
Mutasi mempengaruhi protein spike, struktur yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel yang terinfeksi.
Sekarang para peneliti sedang memeriksa untuk melihat apakah hal ini mempengaruhi apakah virus corona nantinya dapat dikendalikan oleh vaksin.
Saat ini, vaksin virus corona sendiri masih dilakukan pengujian dimana sebagian besar menargetkan protein lonjakan, tetapi mereka dibuat menggunakan strain virus yang lebih lama.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell, mengkonfirmasi kerja sebelumnya yang menunjukkan mutasi telah membuat varian baru virus corona lebih umum.
Para peneliti menyebut mutasi baru G614, dan mereka menunjukkan bahwa itu hampir sepenuhnya menggantikan versi pertama yang menyebar di Eropa dan AS, yang disebut D614.
Tidak ada efek pada kelangsungan hidup pasien
"Data pelacakan global kami menunjukkan bahwa varian G614 di Spike telah menyebar lebih cepat daripada D614," kata ahli biologi teoritis Bette Korber dari Los Alamos National Laboratory dan rekannya dalam laporannya.
"Kami menafsirkan ini berarti bahwa virus itu kemungkinan lebih menular," tambah mereka.
"Menariknya, kami tidak menemukan bukti dampak G614 pada tingkat keparahan penyakit,” lanjutnya.
Ini bisa menjadi kabar baik, kata Lawrence Young, seorang profesor onkologi medis di Universitas Warwick di Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Pekerjaan saat ini menunjukkan bahwa sementara varian G614 mungkin lebih menular, itu tidak lebih patogen. Ada harapan bahwa ketika infeksi SARS-CoV-2 menyebar, virus corona mungkin menjadi kurang patogen," katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca: Studi Harvard: Strain Covid-19 yang Mewabah di Beijing Mungkin Berasal dari Asia Tenggara
Baca: Studi Terbaru Menyebutkan Antibodi Pasien Sembuh dari Covid-19 hanya Bertahan Tiga Bulan
Tim menguji sampel yang diambil dari pasien di seluruh Eropa dan AS dan mengurutkan genom.