WHO Sebut Sangat Kecil Kemungkinan Hewan Peliharaan Menularkan Covid-19 ke Manusia

Karena takut tertular, sejumlah penghuni apartemen di Wuhan sempat melemparkan binatang peliharaannya melalui jendela


zoom-inlihat foto
british-shorthair-white.jpg
vetstreet.com
Ilustrasi kucing. WHO mengatakan tidak ada bukti kuat hewan peliharaan bisa menularkan Covid-19 ke manusia.


Bayu menyebut, virus ini menyebar dari hewan ke manusia bisa melalui cairan.

Ketika hewan terserang flu, akan keluar cairan dari hidung. Cairan inilah yang akan menjadi media penularan.

Adapun penularannya bisa langsung dan tidak langsung.

Secara langsung adalah dengan kontak langsung dengan hewan terinfeksi.

"Sementara itu secara tidak langsung, misalnya cairan tersebut menempel di benda-benda sekitar tempat hidup babi, lalu manusia menyentuhnya," katanya.

Gejala flu jenis ini mirip dengan flu biasa, antara lain, batuk pilek, nyeri tenggorokan, demam, dan sakit kepala.

Sebenarnya obat flu babi sudah ada, tetapi Bayu memberi catatan, obat flu babi jenis baru mungkin berbeda.

Berpotensi Jadi Pandemi

Peneliti di China telah menemukan flu babi jenis baru yang berpeluang meluas menjadi pandemi.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal sains PNAS di Amerika Serikat, Senin (29/6/2020).

Dilansir Kompas.com dari AFP, virus baru ini dinamai G4.

Secara genetik, virus G4 merupakan turunan dari strain H1N1 yang sempat menyebabkan pandemi pada 2009.

Para peneliti yang terdiri dari ilmuwan di sejumlah universita di China serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China itu juga menekankan G4 bisa menginveksi manusia.

Ilustrasi penguji laboratorium.
Ilustrasi penguji laboratorium. (pixabay.com)

Baca: Seberapa Besar Risiko Terpapar Virus Corona saat Naik Pesawat? Ini Cara untuk Minimalkan Penularan

"(Virus ini memiliki) semua syarat penting untuk bermutasi dan menginfeksi manusia," katanya.

Sejak 2011 hingga 2018, para peneliti telah mengambil 30.000 tes swab dari babi di rumah jagal di 10 provinsi China, termasuk di rumah sakit hewan.

Dari tes itu, berhasil diklasifikasi 179 jenis flu babi.

Mayoritas adalah jenis baru yang sudah dominan berada di babi-babi sejak 2016.

Para peneliti kemudian melakukan berbagai percobaan termasuk pada ferret, sejenis musang yang banyak digunakan dalam studi flu.

Ferret dipakai lantaran memiliki gejala flu yang mirip manusia, seperti demam, batuk, dan bersin.

Ilustrasi Babi
Ilustrasi Babi (pixabay.com)

Baca: Nenek 101 Tahun Dijuluki Manusia Super, Berhasil Sembuh dari Pandemi Influenza 1918 hingga Covid-19

AFP mewartakan, virus G4 sangat menular, bereplikasi dalam sel manusia, dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada ferret dibandingkan virus-virus lainnya.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved