TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menikmati mi instan dengan nasi telah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang Indonesia.
Namun, apabila hal ini dilakukan terus-menerus, kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan.
Menurut ahli penyakit dalam Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, mengonsumsi mi dengan nasi memang membahayakan kesehatan, tapi bukan berarti kita tidak boleh mengonsumsinya.
Baca: 6 Jenis Makanan yang Tak Boleh Dipanaskan Ulang karena Hasilkan Zat Racun, dari Nasi hingga Telur
Baca: Dorce Gamalama Lemas Tak Berdaya hingga Diinfus, Singgung Makanan yang Disediakan Raffi Ahmad
"Masyarakat memang seringkali mengonsumsi mi sebagai lauk. Tapi, kita mesti memahami bahwa nasi itu karbohidrat dan mi juga karbohidrat. Artinya, nilai kalorinya tinggi," terngnya, saat sesi live instagram, Selasa (30/7).
Ari menyebutkan, mengonsumsi nasi dan mi secara bersamaan masih bisa kita praktekkan asal nilai kalori yang masuk ke tubuh tidak berlebihan.
Asupan kalori yang terlalu tinggi ini akan mengakibatkan berbagai macam masalah kesehatan.
"Pengendalian asupan makanan, terutama kalori, sangat penting bagi kita, apalagi bagi mereka yang punya penyakit kronis," ujar dia.
Kemudian, apa itu kalori dan berapa banyak kalori yang kita butuhkan setiap harinya?
Dilansir Tribunnewswiki dari Health Status, efek kalori berlebihan ini akan disimpan oleh tubuh sebagai sel lemak.
Masalah iinilah yang memicu kenaikan berat badan dan persentase lemak tubuh tinggi.
Bukan hanya itu saja, asupan kalori berlebihan dapat menyebabkan stres pada tubuh dan meningkatkan faktor risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kanker.
Kebutuhan kalori tubuh Kalori adalah jumlah energi yang terkandung dalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi.
Merujuk paa informasi di laman Nasional Kesehatan Inggris (NHS), rata-rata wanita membutuhkan 2000 kalori dan pria memerlukan 2500 kalori per hari.
Baca: Perut Buncit Sebabkan Stroke hingga Kanker, Ini 5 Jenis Makanan yang Bisa Singkirkan Lemak di Perut
Akan tetapi, kebutuhan kalori tiap individu bervariasi.
hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan saat ini serta tingkat aktivitas fisik.
Menentukan jumlah kalori yang tepat dapat membantu mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan.
Untuk wanita dan orang berusia tua yang mempunyai gaya hidup pasif, umumnya membutuhkan asupan kalori sebesar 1600 kalori setiap harinya.
Sedangkan untuk anak-anak, remaja dan wanita yang aktif beraktivitas atau sedang menyusui memerlukan sekitar 2200 kalori.
Bahkan untuk remaja dan pria yang aktif beraktivitas, asupan kalori yang dibutuhkan sekitar 2800 kalori.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka)