Menurut Mahasweta Mukherjee, petugas advokasi DMSC mengatakan para pekerja seks komersial sebelumnya mengalami krisis selama demonetisasi.
"Kami punya 7 ribu wanita yang tinggal di Sonagachi bersama 3 ribu lainnya yang ikut menumpang (berpindah-pindah)."
"Selama lockdown, 3.000 wanita itu tidak ada di sana (Sonagachi)," ujar Mukherjee.
Sisanya, biasanya mendapat tarif 25 ribu sampai 30 ribu Rupee India (Rp 4,7 - 5,6 juta) sebulan.
Menyediakan makanan untuk mereka tidaklah cukup. Mereka butuh keperluan lain.
"Mereka biasanya butuh keperluan lain. Banyak dari mereka mengirim uang ke rumah mereka (keluarga)."
"Beberapa dari uang itu dibelanjakan untuk menjual sayur dan buah tapi itu tidak cukup," imbuh Mukherjee.
Jam kerja para PSK itu kini juga sudah berubah.
"Panggilan via telepon bisa terjadi kapan saja. Jadi mereka harus siaga setiap jamnya," tandas Bishakha.
(Tribunnewswiki.com/Ris/Tyo)
Artikel sudah tayang di Kontan.co.id dengan berjudul "India bangun rumah sakit darurat (Covid-19) terbesar dengan 10.000 tempat tidur"