TRIBUNNEWSWIKI.COM - Bersepeda akhir-akhir ini telah menjadi tren di Indonesia.
Tren bersepeda mulai muncul kala pemberlakuan pembatasan alat transportasi umum selama pandemi Covid-19.
Tak sedikit orang yang kembali beraktivitas dengan bersepeda sebab dianggap sebagai alat transportasi yang lebih aman ketimbang angkutan umum.
Bukan cuma itu saja, mulai bertambah pula para pengguna sepeda baru.
Baca: Jarang Berhubungan Intim Bisa Buat Miss V Rapat Lagi? Begini Penjelasan dari Ahli
Baca: Berhubungan Intim Kala Pandemi Perlu Gunakan Masker Demi Cegah Penularan Corona, Ini Penjelasannnya
Hal ini menjadikan toko-toko sepeda juga mengalami peningkatan penjualan sampai kehabisan stok.
Selain itu, bengkel-bengkel sepeda juga kebanjiran pesanan untuk memperbaiki sepeda rusak.
Tidak hanya untuk pergi bekerja saja, banyak pula masyarakat yang mengisi waktu luang dengan gowes keliling kota.
Namun, benarkah terlalu sering duduk di atas sepeda bisa menyebabkan gangguan disfungsi ereksi seperti impotensi?
Berikut adalah penjelasan serta tips aman bersepeda:
Dilansir Tribunnewswiki dari Healthline, saat seseorang duduk di atas sepeda untuk waktu lama, sadel akan memberi tekanan pada perineum, area membentang antara anus dan penis pria.
Perineum diisi dengan arteri dan saraf yang memasok darah kaya oksigen dan sensasi pada penis.
Untuk pria agar ereksi, impuls saraf dari otak mengirimkan pesan gairah ke penis.
Sinyal saraf ini memungkinkan pembuluh darah untuk rileks, meningkatkan aliran darah lewat arteri ke penis.
Baca: Daftar Harga Sepeda Lipat Terbaru Merek Polygon, Lengkap dengan Spesifikasinya
Baca: Ini Daftar 32 Lokasi Khusus Pesepeda untuk CFD di Jakarta, Bisa Digunakan Olahraga Besok
Setiap masalah dengan saraf, pembuluh darah, atau keduanya dapat menyebabkan gangguan yang disebut disfungsi ereksi, termasuk impotensi.
Selama beberapa dekade terakhir, para peneliti telah menemukan bahwa beberapa pengendara sepeda pria mengalami kerusakan pada saraf pudendal, saraf utama di perineum, dan arteri pudendal, yang mengirimkan darah ke penis.
Pria yang menghabiskan banyak waktu di sepeda melaporkan mati rasa dan kesulitan mencapai ereksi.
Tips Bersepeda Tetap Aman
Lalu, apakah hal tersebut berarti tidak boleh bersepeda?
Bersepeda merupakan hal yang baik bagi tubuh karena termasuk olahraga.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bersepeda seperti yang sudah dijelaskan, yakni sebagai berikut.
- Mengganti jenis sadel dengan yang lebih lebar dan dan 'hidung' yang lebih pendek untuk mengurangi tekanan.
- Atur posisi setang supaya tidak jauh lebih tinggi dari posisi sadel. Bersandar ke depan dan bagian bokong menjadi terangkat akan mengurangi tekanan pada perineum.
- Kenakan celana pendek sepeda empuk untuk mendapatkan lapisan perlindungan ekstra.
- Ketika menempuh jarak jauh, disarankan untuk tidak duduk terus-menerus selama bersepeda. Selingi dengan menggowes sepeda sambil mengangkat bokong atau bisa juga berjalan kaki sambil membawa sepeda. Hal ini bisa mengurangi tekanan pada perineum dan melancarkan kembali aliran darah.
- Jika Anda merasakan ada rasa sakit atau mati rasa di daerah antara dubur dan skrotum, berhentilah sejenak.
Baca: Waspadai Gejala Awal Serangan Jantung Saat Bersepeda, Nyeri di Tengah Dada hingga Sesak Napas
Manfaat Bersepeda Lebih Besar ketimbang Risikonya
Dilansir Tribunnewswiki dari Kompas.com (29/5/2017), penelitian di Inggris menyatakan tidak ada kaitan antara bersepeda dengan disfungsi ereksi serta kemandulan, bahkan bagi mereka yang bersepeda delapan jam lebih setiap minggu.
Dalam study terbesar soal bersepeda tersebut para peneliti menganalisa hampir 5.300 pria pesepeda untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara bersepeda dengan kondisi-kondisi di atas, dan apakah resikonya bertambah dengan makin seringnya seseorang berada di atas sadel.
“Kami menemukan tidak ada hubungan antara bersepeda dengan kesulitan ereksi atau antara lamanya bersepeda dengan kemandulan,” kata Milo Hollingworth dari University College London.
Milo menjelaskan, hal tersebut menjadi bukti bersepeda tidak secara langsung menyebabkan gangguan pada pria.
Sehingga mereka yang bersepeda sampai delapan jam seminggu tidak perlu khawatir.
Walaupun demikian, penelitian tersebut menemukan kaitan kecil antara bersepeda dengan resiko kanker prostat.
Akan tetapi hanya terjadi pada pesepeda berusia 50 tahun ke atas yang bersepeda lebih dari delapan jam per minggu.
Dari pada takut bersepeda karena risiko yang beredar, peneliti menuturkan tanpa ragu bahwa manfaat bersepeda jauh lebih besar ketimbang risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan.
Hal ini lantaran, bersepeda bisa membakar ratusan kalori per jam, menguatkan seluruh otot tubuh, serta mengurangi tekanan pada lutut dan paha dibanding olahraga lari.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka, TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunStyle dengan judul BENARKAH Terlalu Sering Bersepeda Picu Impotensi karena Jok Duduk Menekan Kemaluan? Ini Faktanya