Menurut Pitagora, sebagian orang sulit berubah, dapat kesulitan menemukan kembali seks setelah lama tak berhubungan seks.
Entah itu disebabkan oleh karantina maupun hal lainnya.
"Saya menggunakan kata 'menemukan kembali', alih-alih 'kembali menuju' karena bisa saja tidak ada kehidupan seks yang sama seperti masa sebelum karantina," ujar Pitagora.
"Mereka bisa mengalami pertumbuhan dan pencarian jati diri, dan lewat introspeksi mereka menemukan cara berpikir baru tentang seksualitas mereka, dengan siapa mereka ingin berhubungan seks dan bagaimana caranya."
Membayangkan bagaimana kehidupan seks usai karantina terasa mengerikan.
Akan tetapi, Pitagora mengatakan hal tersebut dapat jadi kesempatan untuk seseorang agar berpikir kritis mengenai keinginan dan hasrat seksual mereka.
"Saya katakan, orang bisa mengalami semacam euforia ketika masalah diatasi, dan mereka punya kesempatan untuk mengeksplorasi seksualitas dengan cara yang mungkin telah mereka lakukan sebelumnya," papar dia.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka)