Jokowi Ingatkan Gubernur Jatim Tak Serampangan Buat Kebijakan: Minta Masukan Epidemologi dan Pakar!

Presiden mengatakan, dalam mengambil suatu kebijakan, harus disiapkan rencana cadangan, untuk mengantisipasi kejadian di luar prediksi.


zoom-inlihat foto
ilustrasi-presiden-jokowi-tolak-pemulangan-isis-eks-wni.jpg
Biro Pers
Presiden Jokowi ingatkan Gubernur Jatim untuk tidak asal dalam ambil keputusan. Jangan Buat kenijakan tanpa data ilmiah dan saran pakar.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Gubernur Jawa Timur (Jatim) dan Gugus Tugas, agar dalam mengambil kebijakan penanggulangan Covid-19 merujuk pada data ilmiah serta saran dari pakar.

Hal itu disampaikan Presiden saat meninjau Kantor Gugus Tugas Covid-19 Jatim, di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis (25/6/2020).

"Saya titip ini utamanya kepada gubernur, bupati, dan wali kota, agar setiap membuat kebijakan, agar setiap membuat policy selalu merujuk pada data science."

"Minta masukan dari pakar epidemologi, minta saran dari pakar-pakar perguruan tinggi," kata Presiden.

Jangan sampai, lanjutnya, kebijakan yang dibuat serampangan tanpa konsultasi dan basis ilmiah.

"Jangan kita membuat kebijakan, membuat policy tanpa melihat data, tanpa mendengarkan saran dari para pakar," tuturnya.

Baca: Bukan Berwarna Hitam, Surabaya Masuk Zona Merah Tua, Begini Penjelasan Pemprov Jatim

Selain itu, Presiden mengatakan, dalam mengambil suatu kebijakan, harus disiapkan rencana cadangan, untuk mengantisipasi kejadian di luar prediksi.

"Saya juga minta agar disiapkan plan a, plan b, plan c-nya, agar kita betul-betul terus siaga menghadapi situasi yang tidak terduga," pintanya.

Presiden Jokowi menyoroti lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Jatim.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika meninjau kesiapan penerapan prosedur standar tatanan baru atau new normal pada Selasa, (26/5/2020) pagi di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Rencananya, sebanyak 340.000 anggota TNI-Polri akan dikerahkan untuk melakukan pengawasan di 1.800 titik obyek keramaian. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Presiden bahkan meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pusat membantu Jatim dalam penanggulangan Virus Corona.

Berdasarkan data per Rabu (24/6/2020). Kasus positif di Jatim mencapai 10.282 dengan korban meninggal mencapai 767 atau 7,46 persen.

Pasien yang sembuh mencapai 3.236 orang atau 31,47 persen.

Adapun jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) mencapai 10.816, Orang dalam Pemantauan (ODP) mencapai 27.709, dan Orang Tanpa Gejala (OTG) mencapai 31.941.

Presiden Jokowi mengingatkan jajaran Gugus Tugas Nasional dan Daerah mengenai tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur (Jatim).

Menurut Presiden, Gugus Tugas bersama pemerintah daerah harus tanggap, karena lonjakan kasus Covid-19 di Jatim kini tertinggi dibanding wilayah lainnya.

"Tadi sudah disampaikan Bu Gubernur, oleh Ketua Gugus Tugas Daerah (Jatim), bahwa angka positif yang terkena Covid di Jatim ini 183."

"Ini kemarin ya. Ini terbanyak di Indonesia, hati-hati ini terbanyak di Indonesia," ucap Presiden.

Presiden meminta pengendalian dan penanggulangan Covid-19 di Jatim dilakukan bersama-sama dan terintegrasi.

Sehingga, angka positif Virus Corona dapat menurun dan tingkat kesembuhan terus meningkat.





Halaman
1234
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved